"BANG LIAM! VEGA!"
Vega tersentak kaget mendengar teriakkan yang menggelar dari arah pintu bahkan Liam sampai terjatuh dari sofa.
Vega langsung membantu Liam yang sekarang terduduk dilantai karena masih tidak ada tenaga sebab mood turun.
"Aduh bang! Ayo berdiri! Dila bantuin!" Seru Dila sembari memegang tangan Liam.
Liam mendengus kesal bersungut, "Sudah telat Dila... Kamu ini gimana sih kalau masuk itu pelan-pelan dan jangan teriak."
Dila cuman cengengesan sedangkan tangan Liam masih bertengger di pundak Vega.
Dibelakang sudah ada Zai, Baim, Zia, Alen, Akira juga Diva yang mengiringi Dila dari tadi.
"Dila tadi takut Abang kenapa-kenapa soalnya tadi Vega kabarin," ucap Dila dengan cemberut.
Kini Liam menatap Vega tatapan mereka saling bertemu juga agak sedikit lama, tetapi Vega yang memutuskan tatapan mereka karena sekarang para sahabatnya masih berada disini.
"Abang nggak papa cuman kelelahan dan Vega tadi juga temenin Abang jadi kamu nggak perlu khawatir," ucap Liam dengan mengacak rambut Dila.
"Udah itu kak tangannya rangkul Vega, apa kakak nggak kasihan sama para jomblo kalau gue sih sudah punya Alma," celetuk Baim dengan melirik tangan Liam.
Setelah itu Liam segera melepaskan rangkulannya dari Vega tapi tidak lama dirinya hampir ambruk jika tidak ditahan oleh Vega, rasanya dia malu-maluin masa sering luka atau sedih dihadapan teman adiknya.
Para teman-teman mereka sontak menyoraki sedangkan orang yang diledekin hanya tenang seperti air. Tanpa disadari ada orang yang menatap mereka sembari mengepalkan tangan dengan tatapan sinis.
"Liam! Lo harus traktir kita-kita kalau Lo berdua jadian," celetuk Zai dengan cengengesan.
Liam mengerutkan keningnya berkata, "Maksud Lo apaan sih Zai, gue sama Vega ini hanya sebatas kakak-adik nggak lebih."
Vega hanya diam sembari menatap Liam dengan tatapan sendu sedangkan Zai hanya menghela nafas karena berpikir sahabatnya ini memang pintar, tetapi kalau urusan cinta lemotnya sangat luar biasa.
Vega dengan wajah dingin mengambil tasnya dari tangan Dila lalu melangkah pergi dirinya sudah seperti makan hati berulam jantung.
Liam menatap kepergian Vega dengan muka bengong lalu menatap Dila yang menatapnya sinis.
"Abang emang punya hati kedondong!" Seru Dila.
Dila pergi lalu diikuti oleh yang lain meninggalkan Liam yang kebingungan dengan teka-teki dari Dila. Hati kedondong? Emangnya buah kedondong punya hati dirinya baru saja mengetahuinya.
***
Vega menatap ban motornya yang sekarang menipis dikarenakan adanya bocor di ban. Siapa yang tega melakukan hal jahat ini kepadanya lalu bagaimana dirinya bisa pulang apalagi sekarang sudah tidak ada siswa juga kendaraan yang bisa ikut nebeng.
Dari kejauhan yang tidak akan kelihatan oleh siapapun menatap Vega dengan tersenyum puas tidak lupa menatap palu juga paku yang berada ditangannya.
"Selamat menikmati permainan dari gue Vega sayang... Ini baru permulaan tunggu hadiah gue selanjutnya."
Orang itu meninggalkan tempatnya dan pergi dengan santai melalui jalan belakang yang terdapat gerbang belakang sekolah.
Vega sebenarnya ingin saja meminta bantuan para sahabatnya tetapi dia sedikit tidak enak untuk mengusahakan orang lain, kalau dirinya bisa kenapa harus mengusahakan orang lain?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Head PMR [END]
Ficção AdolescenteAlesha Vega Anatasya Pradipta gadis yang polos tentang masalah percintaan. Disaat teman-temannya yang lain selalu asyik dengan pacaran dirinya malah cuek yang dipikirkannya hanyalah nilai, rangking dan karier masa depan. Vega sebenarnya orang yang c...