Chapter 3

10.7K 499 26
                                    

Playlist : Ed Sheeran - Photograph

Vote cerita sebelum atau setelah membaca 😘Penuhi kolom komentar tanpa menghujat! 🔪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote cerita sebelum atau setelah membaca 😘
Penuhi kolom komentar tanpa menghujat! 🔪

CALL ME DEDEW
~NO AUTHOR, PLEASE~

🔞 Warning 🔞


Warna rambut coklat itu yang pertama kali terlihat karena seluruh badan gadis yang kini masih tidur— tertutupi bedcover. Dengkuran halus yang terdengar pun seolah menandakan bahwa pemiliknya adalah gadis yang cantik dan itu memang lah benar.

Setelah ketukan pintu tanda permisi, Diana dengan hati-hati dan kesopanan yang dimilikinya mendorong pintu bercat putih itu. Aroma vanilla dan harum buah melon menyeruak di kamar sang majikan.

Richell menggeliat hingga selimut bergambar cloud itu tersibak tak lagi menutupi badannya. Diana bergegas menarik gorden kamarnya tak lupa membuka jendela hampir setinggi tubuhnya itu. Udara pagi yang terasa dingin langsung saja menerpa Diana. Kilauan rona sang matahari pagi mengganggu kelopak mata Richelle hingga membuatnya perlahan bangun.

"Selamat pagi, Nona. Anda memiliki waktu satu jam untuk bersiap," sapaan dari pelayanannya itu hanya ia jawab dengan deheman halus karena kondisinya yang belum sepenuhnya terjaga.

"Nona ingin sabun apa untuk pagi ini?" Lanjutnya kembali masih berdiri di samping ranjang mewah itu. Tanpa menjawab, Richelle menunjuk pada meja riasnya. Di sana ada dua botol kaca seperti berlian putih keunguan yang masih utuh. Sontak saja Diana yang melihatnya terbelalak tak percaya.

Selain produk baru dan mahal, shampo serta sabun mandi itu dijual dengan jumlah sedikit bahkan kemarin siang ia membaca di sebuah artikel bahwa produk mahal itu terjual dalam waktu dua menit saja. Tak disangka Nona-nya merupakan salah satu yang mendapatkan sabun limited edition itu .

Oh lihatlah kedua tangannya yang nampak hati-hati membawa barang itu seakan-akan salah sedikit saja ia bergerak maka barang tersebut akan hancur.

"Diana? Kenapa kau menatap sabun itu? Ada yang aneh?" Suara yang mendadak terdengar oleh telinganya nyaris membuatnya tersentak.

"Bukan. Begitu. Nona." Jawabnya sedikit gagap. "Saya hanya kagum dengan barang ini. Ternyata anda memilikinya juga, saya tahu ini sangat lah mahal."

"Tentu saja." Richelle memakai sepasang sandal rumahan berbulunya lalu meregangkan otot-otot tubuhnya "bahkan botol kosongnya saja seharga emas lima gram."

"S-sungguh?!" Diana berjalan cepat mengikut Richelle yang akan masuk ke dalam kamar mandi.

"Yhaa.." gadis dengan setelan tidur itu menguap lebar tentu menutupinya dengan telapak tangan. "Siapkan air hangat lalu tuangkan sabun itu setengah dari tutup botol." Richelle berdiri di depan wastafel untuk mencuci wajah serta menggosok gigi.

𝙾𝚞𝚛 𝙳𝚎𝚜𝚝𝚒𝚗𝚢 (#𝟸 𝙴𝙳𝙼𝙾𝙽𝙳 𝚂𝙴𝚁𝙸𝙴𝚂)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang