Chapter 27

7.2K 361 13
                                    

Playlist : Lee Hi - Only

Part yang sedikit untuk update yang lama🧘Mianheeeee Yorobun 💞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part yang sedikit untuk update yang lama🧘
Mianheeeee Yorobun 💞

Tetap berbaik hatilah memberi vote pada Ichel 👉👈

🌷🌷🌷

Dua jam setelah kepulangan teman-teman Richelle, hujan tiba-tiba mengguyur sebagian kota Manhattan membuat kegiatan Richelle yang sedang menonton serial Netflix lewat ponselnya di balkon kamar, terganggu.

Buru-buru gadis itu turun dari kursi rotan serta membawa piring berisi potongan buah yang sebagiannya sudah habis.

"Kenapa hujan, padahal aku sedang nyaman berada di balkon." Gumamnya pada diri sendiri.

Duduk di sisi ranjang, melanjutkan episode enam dari series Bridgerton, yang terlihat akan selesai dalam beberapa menit. Ia mengagumi kecantikan Daphne yang diperankan oleh Phoebe Dynevor- oh, dan jangan lupa perannya sebagai wanita bangsawan yang cerdas dan menawan semakin menyempurnakan serial Bridgerton.

Setelah itu, Richelle mencharge ponselnya. Ada waktu sekian menit ia gunakan untuk melamun. Mempertanyakan perasaan sepi yang menjalar akhir akhir ini. Terlebih dua hari tanpa kehadiran Alaric bahkan ia sendiri pun tidak begitu semangat menemuinya. Ada ragu yang membentang sehingga menunggu adalah cara yang ia lakukan walau yang ditunggu tak juga datang.

Alaric seolah lupa pada kesalahan padanya. Pikir Richelle.

"Al pasti sudah termakan oleh omongan Jade. Tidak ada rasa bersalah sedikit saja terhadap ku?" Bibirnya mencebik. Tatapannya yang semula mengarah jendela kamar, berganti menatap layar hitam pada ponselnya.

"Tidak ada pesan. Tidak ada telepon. Tidak ada pertemuan! Alaric benar-benar keterlaluan, tidak kah ia rindu seperti aku yang merindukannya?" Desah menjengkelkan serta mata yang terlihat berkaca-kaca. Richelle memukul kasur dengan kepalan tangannya. Begitu gemas karena uring-uringan sendiri.

Dengan balutan gaun tidur sebatas lutut, rambut yang tergerai begitu saja juga alas kaki berbulu menghangatkan kedua kakinya, ia keluar dari dalam kamar berniat ke dapur. Sesampainya di undakan tangga terakhir, matanya berpendar pada sekeliling ruangan yang nampak sepi dalam cahaya lampu yang menyala terang.

Keluarganya belum pulang dari acara makan bersama yang sekolahnya adakan khusus para siswa yang mengikuti lomba olimpiade empat hari yang lalu. David serta Stephanie menjadi tamu utama tentunya harus hadir begitu pun Kenrich sebagai perwakilan yang selalu mendapat kejuaraan. Sedangkan Sherly yang memang sendirian di mansion dipaksa ikut oleh David. Richelle menolak ikut karena sedang membawa teman-temannya ke mansion.

Sayup-sayup, ia mendengar deru mesin mobil yang berdatangan.

"Itu pasti mereka." Ucapnya pelan seraya mengayunkan langkah menuju pintu utama. Bertepatan dengan dua maid yang berlari kecil untuk membukakan pintu.

𝙾𝚞𝚛 𝙳𝚎𝚜𝚝𝚒𝚗𝚢 (#𝟸 𝙴𝙳𝙼𝙾𝙽𝙳 𝚂𝙴𝚁𝙸𝙴𝚂)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang