Chapter 60

8K 333 47
                                    

Playlist : Faouzia - This Mountain

Hei, apa kabar???
Jawab dengan emot sesuai perasaan kalian sekarang!

Tapi Dew harap kabar kalian baik-baik aja. Bahagia, senang, gembira, happy-- semacam itu lah, hihihiii.

Untuk yang sedang tidak baik-baik saja, sedihnya jangan lama-lama ya, secukupnya aja. Kamu kuat! Kamu hebat! ❤️❤️

-Happy Reading-
.
.
.
2600 word nih gaes!! 🔞

Kedatangan Richelle ke kantornya disambut suka cita oleh semua karyawan. Mereka memasang karangan bunga ucapan selamat atas pernikahannya. Tidak hanya itu saja, beberapa dari mereka memberinya buket bunga yang jika dihitung mungkin ada sepuluh atau lebih.

Ada sebuah kue tart dengan satu lilin kecil disematkan di atasnya. Dan mereka meminta Richelle untuk meniupnya.

"Selamat datang, Mrs. William. Kami senang karena Anda sudah kembali ke kantor. Selamat juga atas pernikahan Anda bersama Mr. William." Sarraz berucap. Staf kantor sekaligus sekretaris nya-yang memegang kue tart itu.

"Terima kasih semua, siapa yang memiliki ide semacam ini? Seharusnya tidak perlu dilakukan." Richelle terkekeh kecil dan mereka hanya tersenyum.

"Ide kami semua yang memang ingin menyambut Anda dari perjalanan honeymoon Anda dan Mr. William, kami doakan semoga lekas membuahkan hasil ya." Sarraz tersenyum kaku karena takut dianggap tidak sopan.

"Wah, kalian memang yang terbaik. Dan, yea, semoga dalam perut ku segera hadir calon bayi kami karena sejujurnya aku dan suami sudah sangat bekerja keras membuatnya." Richelle mengerling centil yang dibuat-buat.

Semua yang mendengar awalnya terkejut karena boss nya bisa berkata demikian dengan enteng. Berikutnya mereka justru tertawa seru.

Ucapan-ucapan baik pun terlontar bergantian dari mereka kemudian sorak bahagia memenuhi ruangan ketika Richelle mengumumkan bahwa malam ini mereka mendapat akses gratis di restauran baru Alaric.

"Jam 8. Aku sudah membokingnya untuk kalian. Selamat bersenang-senang, kalian boleh mengajak teman kencan atau satu orang terdekat. Tidak apa-apa."

Setelah mengucapkan terima kasih, pun keramaian di koridor utama itu perlahan bubar karena ada tugas yang menanti.

Meminta Lucy untuk membawakan semua yang ada ditangan, mereka pun bersamaan menuju ruangannya.

"Aku letakan di sini saja, ya?" Ucap Lucy begitu sampai di ruang Richelle. "Apa aku harus membeli vas bunga dan menyimpan mereka di vas nya?"

"Entahlah, aku tidak memiliki pengalaman dalam merawat tanaman. Bunga bunga itu akan cepat layu bukan? Jika aku membuangnya, aku tidak mau mengecewakan mereka yang sudah memberikannya pada ku."

𝙾𝚞𝚛 𝙳𝚎𝚜𝚝𝚒𝚗𝚢 (#𝟸 𝙴𝙳𝙼𝙾𝙽𝙳 𝚂𝙴𝚁𝙸𝙴𝚂)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang