Chapter 52

7.7K 379 33
                                    

Playlist : JKT48 - Fortune Cookie in Love

Playlist : JKT48 - Fortune Cookie in Love

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Vote dulu yuk sebelum baca 👉👈

-Happy Reading-

🌷🌷🌷

Sementara semuanya bersuara bermaksud agar ia segera turun dan menerima lamaran Alaric- Richelle justru masih terpaku di tempat. Antara haru yang menjadikan matanya mulai jernih oleh genangan air juga debaran gila yang sungguh bertalu-talu pada jantungnya.

Richelle memang berharap ini akan terjadi, dimana Alaric mengajaknya untuk menikah dengan caranya sendiri tanpa harus romantis. Namun setelah Richelle mengalami bagai sebuah mimpi-- ia justru malah kebingungan sekarang.

Kenapa mesti tiba-tiba? Mengapa harus mendadak? Kenapa juga didepan banyak orang? Tidak tahu kah bahwa dirinya tersipu karena lamaran yang manis ini?
Richelle dibuat jatuh cinta lagi dan lagi pada orang yang sama.

"Jangan membuatnya menunggu, sayang."

Deg.

Kepalanya langsung tertoleh ke belakang pundaknya ketika mendengar suara yang sangat ia kenali.

"MAMA!" Pekiknya setengah berteriak dengan mata melebar. Telapak tangan pun beralih menutup mulutnya yang terbuka.

Di barisan bangku itu bukan hanya ada Stephanie saja melainkan semua anggota keluarga juga ketiga sahabatnya-- hanya Vio yang tidak hadir di barisan orang-orang tersayangnya itu.

"Kau terlihat jauh lebih bahagia, babe." Kata Dylora tersenyum sumringah.

"Selamat! Sebentar lagi kau akan melepas masa lajang mu." Elouis berucap. Berada di tengah-tengah sang suami dan Marcella

"Sebaiknya kau hampiri your future husband, dia sudah terlalu lama berlutut demi lamaran ini." Cella tak kalah senangnya dengan lamaran dadakan ini, oh sebenarnya tidak mendadak juga karena Alaric sudah mempersiapkan semuanya.

Stephanie tersenyum tulus dalam rangkulan sang suami yang memberinya tatapan bersahaja. Begitu pula Kenrich yang mengangguk pelan dengan mata terpejam pelan. Sherin merentangkan kedua tangannya dengan manja berharap bisa memeluk sang kakak tapi sayangnya barisan bangku yang kosong memanjang menghalangi mereka.

Maka langkah pun ia ambil dan itu membuat Alaric menghela nafas lega. Padahal sedari tadi tepatnya sepuluh menit yang lalu, dimana Richelle yang hanya diam saja-- Alaric terasa menciut dengan pikiran buruk sebagai jawaban. Alaric pikir, Richelle tidak akan menerimanya tetapi melihat wanita itu yang hampir meninggalkan deretan kursi dan siap naik ke atas panggung-- tentu rasa bahagia dan lega menyeruak dalam benaknya.

Sudah jelas jika Richelle pasti menerimanya. Alaric kembali percaya diri sekarang tanpa melepas tatap semenjak Richelle berdiri di sana sampai wujud cantiknya sudah mendekat.

𝙾𝚞𝚛 𝙳𝚎𝚜𝚝𝚒𝚗𝚢 (#𝟸 𝙴𝙳𝙼𝙾𝙽𝙳 𝚂𝙴𝚁𝙸𝙴𝚂)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang