Chapter 21

7.7K 419 7
                                    

Playlist : Ruth B - Dandelions

Terhitung udah berapa hari nih, Dew baru update? Hihihiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terhitung udah berapa hari nih, Dew baru update? Hihihiii

•• * ••
Call me Dedew
No Author, please!
•• * ••

|Happy Reading|

TEMUKAN TYPO 📝

🌷🌷🌷

Cuaca di sekitar Westchester terutama di sekitar villa itu terbilang sangat dingin. Kabut pagi melayang berpadu dengan udara segar yang juga tertepa hembusan angin nan pelan. Dedaunan pun ikut bergerak sayu juga tetesan akibat embun yang menumpuk di mahkota hijaunya.

Tanah lembab yang lebih didominasi oleh rumput-rumput Swiss, jenis rumput yang memiliki tekstur paling halus di antara jenis rumput lainnya mengelilingi tapak sekitar villa. Memperindah bangunan kokoh yang mewah.

Cuaca yang sangat mendukung untuk berlama-lama di atas kasur berselimut tebal seperti yang dilakukan gadis yang meringkuk nyaman. Richelle.

Alaric yang sudah rapih, berkacak pinggang dan melempar tatap sedatar layar proyektor pada seseorang yang menyerupai kepompong di atas tempat tidur itu. Kedua kakinya berayun menuju jendela yang masih tertutup gorden abu muda— ditariknya kedua sisi kain itu hingga secercah sinar pagi menyelinap di antara celah daun menerobos kamar dan menembak kelopak mata yang masih terpejam.

Richelle terusik. Bulu matanya bergerak-gerak— membukanya pelan namun diurungkan kembali. "Silau... Tolong tutup jendelanya." Perintah Ichel dengan suara malas.

"Bangun, Ichel! Kau tidak lupa, kan rencana kita pagi ini?"

Richelle mendengus. Dibukanya kelopak cantik itu lalu duduk seraya menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Hanya wajah bantal lah yang terlihat dengan rambut madu yang berantakan menghalang di sekitar wajah.

"Aku masih ngantuk. Ini masih pagi dan hari libur adalah waktu tidurku diperpanjang." Ia merajuk.

"Kita akan pergi ke rumah kakek. Kau sendiri ingin ikut berkuda denganku. Kalau memang tidak mau, aku pergi duluan dan kau bisa menelpon supir untuk menjemput mu pulang." Tukasnya ringan.

"Ish! Aku ikut," masih dengan berselimut ia turun dari tempat tidur. Ingat, kan, kalau Richelle tidak memakai pakaian sehelai pun?

"Siapkan bajuku!"

Alaric melongo pada kepompong berjalan itu. "Hah, kenapa kau selalu membuatku gemas?" Gumamnya pelan lalu terkekeh ringan.

Selagi menunggu Richelle bersiap, Alaric merapikan tempat tidur lalu memungut pakaian kotor untuk ia bawa ke dalam keranjang yang ada di dapur.

𝙾𝚞𝚛 𝙳𝚎𝚜𝚝𝚒𝚗𝚢 (#𝟸 𝙴𝙳𝙼𝙾𝙽𝙳 𝚂𝙴𝚁𝙸𝙴𝚂)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang