Chapter 37

9.1K 458 36
                                    

Playlist : One Direction - Night changes

Playlist : One Direction - Night changes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorry to sorry baru bisa update
😭😭😭

Yang ngitungin pasti tahu ini udah seminggu yaa digantungin,
terlalu asyik dengan dunia fiksi sampe gak bisa beranjak dari lapak orlain gaes...
Karena aku emang bisa seharian bacain cerita author lain kalo udah dapet waktu luang huhuuuu🥂

|HAPPY READING|

🌷🌷🌷

Pria yang sudah melepaskan coat-nya itu pun langsung saja mendudukkan tubuhnya di single sofa. Sementara Richelle dengan wajah bahagianya bergerak untuk membawakan ia minum.

Sepeninggalnya, ia memperhatikan kemewahan unit apartemen ini. Selera gadis itu masih sama ternyata.

Banyak sekali foto-foto cantiknya yang terpanjang di sekitar dinding juga berjejer disekitaran meja.

Dari arah dapur gadis berparas cantik itu berjalan cepat namun hati-hati dengan nampan berisi dua minuman yang menggiurkan.

"Ini adalah pertama kalinya kau membawakan ku minum." Kenrich mendesah lega ketika orange juice dengan es batu itu membasahi kerongkongannya.

Ya, pria itu adalah Kenrich. Tanpa sepengetahuan keluarganya ia terbang dari Las Vegas dan menuju kediaman orangtuanya namun sayang mereka tidak ada di mansion. Akhirnya, Kenrich datang saja ke apartemen sang adik mengingat Sherly yang biasanya di mansion memang sudah tidak lagi tinggal di sana karena pendidikan Sherly yang mengharuskan tinggal di sebuah asrama.

"Huh! Lalu siapa yang selalu menjadi babu mu saat kita kecil dulu?" Imbuh Richelle seraya duduk di ujung sofa yang berdekatan dengan Kenrich. Pria itu terkekeh, mengusap gemas pada puncak rambutnya. Richelle tidak merespon karena asyik menciumi kelopak mawar itu.

"Kenapa bunganya kecil sekali?" Richelle membeo setelah menghirup aroma segar dan harum dari buket pemberian Kenrich.

"Sekecil itu saja harganya setara dengan satu sandal mahal mu," Kenrich masam. "Nanti, saat kelulusan mu aku pasti akan memberimu buket bunga yang sangat besar jika kau mau."

"Tentu saja harus!" Richelle terlewat senang.

"Omong-omong, kenapa kau tidak bilang jika akan pulang? Papa, Mama, sudah kau hubungi?"

"Aku hanya ingin pulang saja. Memangnya kenapa?"

"Ish, kan, cuma bertanya!"

"Lalu bagaimana dengan kuliahmu? Aku masih saja tidak percaya jika kau mau melanjutkan pendidikan, kau sendiri yang keukeuh ingin terjun ke dunia modeling."

Tiba-tiba, Richelle berwajah sendu. "Ya, seperti kuliah pada umumnya, ini adalah semester akhir dan sebentar lagi hari kelulusan ku tiba... Aku hanya ingin membantu Mama. Setidaknya ada kebanggaan yang bisa mereka rasakan dariku."

𝙾𝚞𝚛 𝙳𝚎𝚜𝚝𝚒𝚗𝚢 (#𝟸 𝙴𝙳𝙼𝙾𝙽𝙳 𝚂𝙴𝚁𝙸𝙴𝚂)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang