Playlist : BTS - Your Eyes Tell
Huahh tumben sekali cepet update. Gak yakin sih bisa konsisten 😜
Rasa ingin cepat menyelesaikan Richelle tapi masih bingung berapa chapter yang harus dibuat?
Juga masih kesulitan bikin alur sepanjang 2000 kata per-chapter-nya.--
Kalo mau nyapa, panggil aku DEDEW yaaa jangan THOR/AUTHOR 😘😘
--|HAPPY READING|
2780k 😜🌷🌷🌷
Tidak membutuhkan banyak waktu. Sepuluh menit kemudian, helikopter itu sudah mendarat tepat di helipad yang berada di sisi mansion Edmond.Pekarangan yang begitu luas dengan keindahan rerumputan hijau terawat juga beberapa pohon Cemara yang tak menjulang tinggi tertanam di posisi yang pas. Dibantu oleh seorang pengawal, Richelle turun dari kendaraan itu.
Kaki yang terbalut flatshoes putih gading itu berjalan terhentak-hentak hingga menimbulkan sedikit benturan pada lantai marmer. Memang Richelle sendiri yang meminta kepada David untuk sekalian membawakan ia alas kaki karena sepatu miliknya ditinggalkan begitu saja di tepian sungai. Tidak tahu apakah sepatu mahal juga limited edition itu Alaric ambil dan simpan atau tidak. Untuk saat ini Richelle membiarkannya meski tak menampik bahwa ia tidak rela ketika ia sudah dalam penerbangan.
Tatapannya yang menunduk dan sekuat mungkin untuk tidak kembali menangis, membuatnya tak sadar pada kedua orangtuanya yang tengah menyesap teh di siang hari di ruang utama mereka.
Stephanie yang lebih dulu menyadari ketibaannya lantas berdiri setelah meletakkan gelas keramiknya.
"Sayang, kau baru tiba?" Sapaannya dibarengi dengan langkah kaki yang anggun namun cepat menghampiri sang putri.
"Mama," Richelle bergumam lirih. Maka dalam dua langkah menyusul- ia segera saja menelusup untuk memeluknya.
"Ichel.... Kenapa denganmu, queen?" Dibelainya rambut gadis itu dengan usapan penuh cinta juga beberapa kali ia mencium pelipisnya tanpa memaksa Richelle untuk menjawab kekhawatirannya.
"Kita ke kamar ya? Mama antar." Ucapnya kemudian setelah menarik pelukan. Ia bisa melihat mata putrinya memerah juga berkaca-kaca. Stephanie pun yakin bahwa Richelle pasti sudah menangis sebelumnya.
"Bisa kau katakan siapa yang membuatmu menangis?" Suara bariton yang terdengar tegas juga terselip kemarahan pun membuat Richelle memiringkan kepalanya dari bahu Stephanie.
Di saat ia menerima telepon, Richelle memang bersuara nyaring layaknya orang yang sedang baik-baik saja. Tentu David tidak bisa dibohongi sebab ia pun menyadari dengan suara gadisnya yang agak serak terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙾𝚞𝚛 𝙳𝚎𝚜𝚝𝚒𝚗𝚢 (#𝟸 𝙴𝙳𝙼𝙾𝙽𝙳 𝚂𝙴𝚁𝙸𝙴𝚂)✓
Romance#Book-2# BIJAKLAH DALAM MEMBACA! 18++ . . . 𝑹𝒊𝒄𝒉𝒆𝒍𝒍𝒆 𝑪𝒓𝒆𝒔𝒆𝒏𝒄𝒊𝒂 𝑬𝒅𝒎𝒐𝒏𝒅 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒊𝒎𝒑𝒖𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒅𝒊𝒓𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒌𝒆𝒅𝒂𝒓 𝒔𝒖𝒌𝒂 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝑱𝒂𝒚 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂. 𝑨𝒍𝒂𝒓�...