DUA PULUH TUJUH

28 5 0
                                    

vote syg!

***

Shella melangkah kedalam bus yang sudah ingin berangkat menuju tempat kemah. Ia duduk bersama Emma.

Saat semua siswa-siswi sudah naik, Bus pun berjalan menuju tempat kemah. Suasana busnya heboh walaupun masih pagi buta. Ada siswa yang menyanyi karaoke dan yang lainnya joget.

Shella hanya tertawa dan ikut menikmati kebebohan kelasnya. Padahal Emma sudah menariknya berkali-kali untuk joget bersamanya.

Sedangkan di bus lain, Davian terpaksa duduk dengan Kiara. Jelas, gadis itu yang meminta dan Davian tak bisa menolak.

Di bus Davian juga sama hebohnya. Bahkan lebih heboh karena bukan sekedar karaoke lagi tapi mereka bahkan konser. Aqil yang memegang gitar sambil bernyanyi dangdut bersama yang lain. Dan Ganang joget layaknya seorang biduan.

Jika kalian sudah pernah kunjungan dari sekolah, pasti kalian tau saat bus antarkelas saling bersebelahan dan saling balapan bukan?

Tepat saat itu posisi Shella yang di pinggir jendela pas dengan posisi Davian dan Kiara yang saling bersenderan. Shella mengalihkan pandangannya ke arah Aqil yang melambai kearahnya dan melambai balik. Walau sedikit berharap bahwa Davian juga akan menoleh.

Emma pun menoleh ke bus sebelah. Ia melambai ke arah Ganang. Lalu matanya tak sengaja menangkap sosok Davian. Jujur, ia bingung. Bagaimana bisa seseorang berubah secepat itu. Menurutnya, tadinya Davian sangat mengejar Shella tapi itu semua berubah saat muncul Kiara. Ia merasa hubungan Shella dan Davian kian renggang.

"Shel, Lo gimana sama kak Davian?" tanyanya.

"Gak gimana-gimana, ma. Emang kenapa?" Sahut Shella.

"Gak papa, sih. Cuma gue ngerasa kalian lagi renggang aja." Emma mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Shella tertawa.

"Engga kok, ma. Orang dia kemarin nembak gue." Emma melotot dengan wajah kepo.

"Tapi belom gue jawab, ma. " jawab Shella terkekeh.

"Kok gak lo jawab? Langsung lo terima aja harusnyaa. Entar di embat sama nenek rombeng loh" Ucap Emma greget. dan Shella hanya tertawa.

***

Setelah tiba di hutan dan mendapat pengarahan siang tadi. Kini matahari kian melangkah ke arah barat.

Semuanya beristirahat, di tenda masing-masing menunggu sampai nanti malam untuk persiapan api unggun.

"Emma, gue ke toilet dulu, ya?" pamit Shella dan langsung berjalan tanpa mendengar jawaban Emma.

Ia berjalan sendirian menuju toilet yang lumayan jauh dari lokasi tendanya.

Shella masuk ke toilet dan membersihkan luka di lengannya. Setelah ia selesai, ia melangkah keluar dari toilet.

Tapi Seseorang datang dan mendorongnya masuk ke toilet dan entah kenapa pintu toilet nya tidak ditutup.

"Loh, Kak?" ucap Shella bingung.

"Kenapa lo? Kaget?" Jawab Kiara sambil tertawa. Shella memasang wajah bingung.

"Jauhin Davian. Dia punya gue. Dari dulu sampe sekarang."

"Kenapa, Kak? Bukannya kak Kiara cuma sahabatan sama Davian?"

"Gue pernah pacaran sama dia dan gue gak akan pernah lupain perasaan gue ke dia. Ngerti lo?!"

"Tapi, aku juga ada rasa ke dia dan aku yakin dia ngerasain hal ya--"

PLAK.

Sebuah tamparan mengenai pipi halus Shella. Shella memegang pipinya.

"Kak!" 

"Kenapa? Belom cukup? Atau perlu gue cakar juga muka lo?" Tanya Kiara melotot.

Kiara mengangkat gayung hendak menyiram Shella. Namun Shella menahan dengan tangannya.

Dari ujung mata, Kiara melihat Davian yang berjalan ke arah mereka. Dengan sengaja ia menuangkan air digayung itu ke arahnya sendiri.

"Shella!"

***

vote syg kuu!

terima kasih

MY ANNOYING BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang