•SEMBILAN BELAS•

52 9 0
                                    

Vote please!!

***

Shella tak bisa tidur akibat ucapan Davian yang kali ini terlihat serius. Jika biasanya Davian akan berucap dengan penuh gombal yang menggelikan maka tadi tidak, Shella seperti melihat sisi Davian yang lain.

"Sebenernya Davian tuh ada masalah apa si? Apa masalah keluarga ya? Kalo beneran kasian banget Icha" gumam nya sambil mengusap kepala Icha yang pulas di sebelahnya.

Shella yang tak bisa tidur pun melangkah keluar kamar dan menuju dapur. Biasanya jika dia tak bisa tidur ia akan membuat susu coklat.

Di lihat nya Davian yang sedang tertidur di sofa ruang tengah. Shella menghampiri nya dan berdiri tepat di sebelahnya dengan sedikit menunduk. Tangannya mengulur untuk mengusap rambut Davian.

"Lo, satu-satunya orang yang nyebelin, yang selalu ada buat gue, dan orang yang udah bikin hati gue luluh. Gue tau lo gak sekuat apa yang keliatannya, bahkan lo terlihat rapuh banget di hadapan gue dan lo gak bisa nutupin itu semua. Gue gak tau harus kasih apa ke lo biar bintang di mata lo kembali bersinar." Shella mengucapkan kata-kata itu dengan pelan sambil mengusap kepala Davian

"Asal lo tau, gue siap jadi bulan untuk lo, gue siap jadiin bahu gue untuk sandaran lo, dan... gue siap jadi tempat dimana hati lo berlabuh. Karena.. gue sayang sama lo" Lanjutnya lalu pergi menuju dapur untuk membuat susu.

Setelah urusannya itu selesai, ia pun berniat kembali ke kamar nya. Baru saja ia menaiki dua anak tangga, sebuah suara serak terdengar. "Aku juga sayang kamu" Shella mematung lalu buru-buru naik ke atas dan kembali ke kamarnya. Wajahnya merah padam dan jantungnya berdetak tiga kali lipat.

"Mampus! Dia pasti denger semua omongan gue! Mau taro dimana nih muka gue!" Ucapnya kelimpungan.

***

Shella terbangun ketika suara tangis terdengar. Baru saja jam 12 ia terlelap dan sekarang jam 2 pagi ia kembali terbangun.
Shella buru-buru menggendong Icha dan menenangkannya. Dengan mata 5 watt ia terus mencoba menenangkan gadis kecil itu.

Tiba-tiba pintu terbuka kencang menampilkan seorang cowok dengan mata memerah dan muka bantalnya. Davian buru-buru menghampiri dua gadisnya itu.

"Abang! Huaa! Ibuu!" Tangis icha saat melihat Davian. Davian mengambilnya dari gendongan Shella.

"Shell, lo bisa bikinin icha susu gak?? Itu ada di tasnya" Shella hanya mengangguk-angguk saja. Kemudian melangkah turun setelah mengambil susu dan botolnya.

Dengan mata yang masih rabun karena baru bangun, ia mencoba untuk membaca tulisan yang tertera di kotak susu. Setelah cukup berkutat di dapur, akhirnya Shella kembali ke kamar.

Icha masih menangis ternyata sambil meraung-raung memanggil ibu. Davian masih mencoba menenangkan gadis cilik itu.

"Icha sayang. Sini sama kakak yuk! Kaka punya susu buat icha." Entah apakah ini keajaiban atau apa, icha langsung mau berpindah ke pangkuan Shella.

Shella pun menimang-nimang gadis kecil itu dan bernyanyi. "Bobo lah bobo, cantik. Adik kakak sayang~" Shella melantunkan lagu yang dulu Astrid sering nyanyikan untuknya. Shella merindukan ibunya, hal itu membuat setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya.

Itu semua tak luput dari pandangan Davian. Wajah yang terlihat sangat tulus itu sedikit menguap, deg! Shella menatap ke arah Davian, sehingga mata mereka bertemu. Davian tersenyum menyalurkan rasa terima kasihnya. Shella membalasnya dan davian tau bahwa itu senyuman tertulus Shella yang pernah ada.

Setelah di rasa Icha sudah tertidur, Shella meletakan gadis itu pelan-pelan di kasur miliknya dan menyelimutinya.

Shella menatap Davian yang masih berdiri di tempatnya dengan alis terangkat, membuat Davian mengusap tengkuk nya kikuk.

"Hmm.. yaudah gue turun dulu, thanks, shell!" Ucapnya di akhiri bunyi pintu yang tertutup.

Shella bahkan kembali tidur tanpa memikirkan apa yang terjadi tadi malam.

***

Vote guys!
Jangan lupa comment! Saran sama kritik kalian berguna banget!
-salam penulis cangtip😊

MY ANNOYING BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang