Vote!
***
Semua orang berkumpul dirumah Shella. Keluarga juga kerabat datang dengan penuh duka. Tak ada yang menyangka kepergian Astrid secepat ini.
Shella duduk didekat peti ibunya dan menatap dengan pandangan kosong. Emma yang disebelahnya terus mengusap bahu Shella.
Ia pun merasa sedih atas duka sahabatnya ini.
Semua tamu melihat jenazah Astrid lalu mengucap belasungkawa kepada Shella. Namun Emma yang menjawabnya karena Shella benar-benar hanya diam menatap peti ibunya. Bahkan sudah tak ada airmata.
Aqil, Gilbrot dan Ganang serta teman sekelas Shella juga datang. Ya tapi tetap sama saja. Shella tetap diam.
Sedangkan Tante Indah, Ia yang menjamu tamu. Ia juga yang menelepon Emma tadi melalu ponsel Shella.
"Emma, Davian kemana ya? Tante gak bisa hubungi dia." ucap tante Indah ke Emma.
"oh iya tante. Biar aku coba cari. Shella. Gue tinggal bentar ya." Emma menjauh sedangkan Shella tak menyahut sedikitpun.
Emma menghampiri Aqil yang menatap Shella penuh iba. "Kak, Lo udah bisa telpon kak Davian?"
"Davian masih belum bisa dihubungi?" Emma menggeleng.
***
Aqil memasuki markas dan mendapati Davian yang sedang duduk dengan P3K.
"Dav! Lo daritadi kemana aja si?" Ucap Aqil.
"Biasa si Daniel."
"Terus kenapa lo gak bisa dihubungi?"
"Handphone gue mati."
"Cepetan rapih-rapih!" Davian baru saja ingin bertanya.
"Nyokapnya Shella. Meninggal."
***
Davian memasuki kediaman Shella yang ramai dan penuh karangan bunga. Ia menyalami Tante Indah.
"Davian, kamu kemana aja?" Davian hanya meminta maaf.
Davian berjalan ke peti mati membuat teman-temannya menoleh kearahnya.
Setelah berdoa untuk Astrid. Davian melangkah ke Shella. Ia berjongkok didepan Shella.
"Shella." Davian menggenggam tangan Shella.
Mata bengkak Shella teralihkan dan menatap Davian sedih.
"Kak. Mama" Sebutir Airmata keluar dari mata indah Shella.
Tangannya menggenggam Davian erat.
"Mama ninggalin gue sendirian" Satu persatu airmatanya jatuh.
Shella menggigit bibir bawahnya menahan tangis.
Hati Davian tak kuasa melihat betapa berdukanya Shella. Ia pun memeluk Shella erat.
"Lo pasti kuat, Shel. Gue tau. Lo harus bahagia."
Bahu Shella bergetar. Ia menangis sejadi-jadinya. Semua keluarga dan Kerabatnya ikut sedih dan ada yang ikut meneteskan air matanya.
"Mama pergi karena gue, kak."
"Enggak, Shella. Mama pergi karena emang sudah takdir tuhan. Lo gak boleh nyalahin diri sendiri."
"Mama selalu nyakitin diri sendiri semenjak ada gue. Dia pasti tertekan dengan kehadiran gue" Shella terus menangis.
"harusnya gue yang pergi, bukan mama."
Emma mengusap bahu Shella. sedangkan Aqil melihat dari jauh dengan mata berkaca-kaca.
"Shella. Ini bukan salah lo. Berhenti nyalahin diri lo." Davian mempererat pelukannya.
Tante Indah menangis sedih melihatnya. Ia juga merasa bersalah karena menjauhkan ibu dan anak itu. Karena rekomendasinya, Astrid akhirnya dikirim ke rumah Rehabilitasi yang menjadi tempatnya memenggal nyawanya sendiri.
***
Setelah Khotbah dari Pendeta, Astridpun dimakamkan ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Shella hanya diam memandang batu nisan ibunya. Cuaca yang mendung seolah mendukung perasaan Shella.
Semua orang menaburkan bunga diatas makam ibunya dan satu-persatu pun meninggalkan Astrid.
Tante Indah pamit kepada Davian untuk kembali lebih dulu dan menyisakan Shella, Davian, Emma, Aqil, Ganang, dan Gilbrot.
Shella tetap berdiri dan memandang Makam dengan tatapan kosong.
Airmata Shella jatuh satu persatu tanpa isakan sedikitpun. Dengan tatapan kosong yang amat menyayat hati.
Davian langsung merangkul Shella dan mengusap bahunya. Hatinya berat melihat Shella terpukul seperti ini.
Shella duduk dan menyiram nisan ibunya. Ia juga meletakkan buket bunga mawar kesukaan ibunya.
"Shella minta maaf, ma. Mama yang tenang ya disana"
***
akhirnya double update
Jangan lupa divote ya, Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ANNOYING BAD BOY
Teen FictionHighest Rank!! #2- serubanget [17/04/2019] #3- perusuhkelas [17/04/2019] #3- cowok nyebelin [14/04/2019] #5- davian [17/04/2019] #2- berisik [30/12/2019] Di kejar-kejar cowok ganteng? idaman para gadis SMA bukan? Tapi bagaimana kalau yang ngejar-ng...