TIGA PULUH ENAM

33 6 4
                                    

Vote!

***

Shella berjalan di koridor pagi-pagi sekali. Semalam hujan, membuat suasana pagi ini dingin.

Shella melangkah kedalam kelas yang masih kosong itu. Shella menaruh tasnya dan duduk sambil menggelamkan wajahnya di lipatan tangan.

krrruukkk

Shella memegang perutnya, Lapar. Tadi bibi tidak datang jadi ia belum sarapan. Shella keluar kelas dan berjalan ke kantin. Sesampainya di kantin, ia bertemu Gilbrot.

"Eh Shella, laper ya? tuh pesen bubur nya mang edo aja masih panas."

"eh iya kak, hehe."

"gue duluan ya" ucap Gilbrot dan berlalu.

Sesuai rekomendasi Gilbrot, Shella memesan bubur ayam. Ia duduk disalah satu bangku kantin sambil menunggu pesanannya.

Shella memainkan ponselnya, sampai seseorang duduk didepannya dengan membawa semangkuk bubur.

"Nih, neng. Buburnya." Shella mendongak dan mendapati Davian membawakannya bubur.

Shella hanya berdeham dan memakan buburnya. Davian menopang dagu sambil menatap Shella.

"Udah maafin gue?" Shella berdecak dan meletakkan sendoknya.

"Lo bisa gak si gak usah bahas itu? gue capek" Shella melanjutkan makannya.

sedangkan Davian tertawa kecil. Sejujurnya Hati Shella sudah memaafkannya namun logikanya tetap menentang.

"Suapin dong, Shel. Gue belom makan, nih" Davian memasang puppy eyesnya.

Shella menatap malas namun tak urung ia tetap menyuapi Davian.

"emmm enak, pake cinta ya?" Shella meletakkan sendoknya kembali.

Shella menatap Davian datar.

"ohh pake hati?"

"Kak Davian!" Gema suara Shella memenuhi kantin yang masih kosong itu.

"iya iya maaf yaa" Davian mengusap kepala Shella lembut.

"Shel--" Panggilan Davian membuat Shella melotot kesal. Davian tertawa geli melihatnya.

"gue seneng deh lo berekspresi dan gak diem terus kayak kemarin." ucap Davian tersenyum tulus.

***

Bel pulang sekolah berbunyi membuat Davian langsung keluar Daniel memberi pesan untuk bertemu dengannya pada saat pulang sekolah di markas Daniel.

"Mau apa lagi, lo? Apa gak cukup gue kalahin lo?" ucap Davian tengil.

Daniel berjalan-jalan mengelilingi Davian. "Dendam gue masih belom terselesaikan."

Davian menoleh. "Lo dendam apa sih sama gue? Dendam karena gue jadian sama Kiara? Kalo dulu lo bilang kalo lo ada rasa sama Kiara, Gue pasti gak akan jadian sama dia. Tapi lo gak bilang apa-apa dan pergi gitu aja ninggalin persahabatan kita."

Daniel tertawa meremehkan. "Lo kira gue dendam itu aja sama lo? Nyokap lo udah ngancurin keluarga gue! Lo gak tau kan? Kalo dia selingkuhan bokap gue?"

Davian mengernyit kaget, "Maksud lo?"

"Gara-gara hubungan bokap gue dan nyokap lo! Nyokap gue Stress, Anjing!"

"Gue gak tau apa-apa soal ini, niel. Harusnya lo cerita sama gue. Gue masih terus nganggep lo temen gue."

Daniel tertawa lagi. "Kalo gue cerita sama lo apa bakal berubah? gak! Gue juga stress kalo liat nyokap stress mikirin bokap gue yang gak pernah pulang! dan Gue gak suka liat lo bahagia dengan cewek lo atau adek lo! Gue gak suka liat kebahagiaan lo!" Ucap Daniel lantang.

BUGH!

"Anjing! Lo kira hidup gue gak tertekan!?Nyokap gak pernah pulang! Bokap fokus sama kerja! dan lo masih iri karena gue bahagia sama dua cewek yang gue sayang?! Itu gak logis Anjing!" Davian memukul Daniel dengan marah.

"Lo gak tahu rasanya menderita tanpa rasa bahagia sedikitpun, Dav!" Daniel memukul Davian balik.

mereka pun terlibat Adu jotos. Davian meninju perut Daniel hingga Daniel tersungkur.

"Bahagia itu datengnya dari diri kita sendiri! Kalo lo gak bahagia, itu artinya lo gak ngebebasin hati lo untuk bahagia, anjing!" Ucap Davian terus memukul.

"Lo gak pernah tahu rasanya jadi anak yang gak diinginkan, kan?! Bangsat! Gak usah ngerasa hidup lo yang paling berat!" lanjut Davian marah.

BUGH!

Davian mencengkeram kerah Daniel. "Gue pengen banget bunuh lo sekarang, bangsat. Tapi dihidup gue lo tetep temen bagi gue" Davian menghempaskan Daniel.

***

vote!

MY ANNOYING BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang