Vote! Please hargai akui!
***
Shella turun dari motor Davian dengan perlahan.
"Makasih, kak" ucap nya antara ikhlas ga ikhlas.
"Gitu doang? Ajak mampir kek elah." Davian memanyunkan bibirnya yang tebal itu. Shella menghela nafas panjang.
"Mau mampir?"
"Enggak dulu deh cantik." Tolak nya halus membuat Shella kesal bukan main. Tapi ia mencoba sabar.
"Yaudah, gue masuk ya.." Shella masuk ke dalam perkarangan rumahnya.
Saat sampai tepat di depan pintu, suara pecahan beling dari dalam membuat Shella menutup kedua telinganya.
"MAMA!"
Davian yang belum pergi dari sana pun membuka helm dan turun mencoba menghampiri Shella. Tetapi Shella melarangnya mendekat.
"Lo pulang sekarang!" Tegas Shella.
"Tapi—" ucapan Davian di potong oleh Shella.
"Tolong! Gue mohon sama Lo jangan ikut campur urusan gue dulu! Please!"
"Gue gak bis—"
"GUE BILANG PULANG!" Tanpa menunggunya jawaban Davian, Shella lari ke dalam rumahnya.
Hidup Lo kenapa rumit Shell.
***
"MAMA! APA YANG MAMA LAKUIN?!" tanya nya panik.
"DIAM KAMU ANAK SIALAN! DIMANA OBAT SAYA?!" teriak nya marah.
"Shella harus kasih obat itu ke mama?" Tanya nya mencoba tenang.
"Harus! Apa kamu gak tau kalau itu mahal?!"
"Kenapa harus? Apa mama gak sayang sama Shella?" Tanya Shella dengan mata yang berkaca-kaca.
"Saya benci sama kamu! Kamu terlalu mirip dengan lelaki brengsek itu!" Jawab Astrid berapi-api.
"Kenapa dengan papa, ma? Kenapa mama sebut papa brengsek?"
Astrid menangis tanpa henti membuat Shella pun sedih.
"SAYA BENAR-BENAR MUAK DENGAN PAPA MU ITU!! SEKARANG KEMBALIKAN OBAT SAYA!"
"Gak ada, Udah Shella buang." Sahut nya mencoba untuk tidak takut.
"apa kamu sudah gila?! Dasar bodoh, tidak berguna!" Seluruh sumpah serapah Astrid keluarkan.
Astrid pun menjambak rambut Shella dan memukul kepala Shella ke dinding berkali-kali. Shella menangis. Tetapi ini lebih baik dibandingkan ibunya meminum obat terlarang itu kan?.
Pandangan Shella buram ia mengusap keningnya yang terdapat darah segar. Setelah itu Shella tak sadarkan diri.
***
"Tante! Sadar Tante! Ini Shella, anak Tante sendiri!" Ucap seorang cowok yang masuk ke rumah tanpa permisi langsung merengkuh tubuh Shella.
Astrid yang mendengar bentakan itu tersadar dan menangis sambil menatap tangannya.
"Apa yang saya buat?! Shella! Maafin mama, nak!"
Cowok itu membawa Shella ke sofa. Lalu menelpon dokter kepercayaan nya.
"Shell! Bangun, cantik!" Panggilnya berharap Shella bangun.
Davian mengambil ponsel Shella dan mencari kontak Bibi yang biasa menjaga rumah Shella jika Pagi.
Setelah menyuruhnya kesini, cowok itu menghampiri Astrid.
"Tante. Udah Tante jangan nangis ya.. nanti Shella sedih kalo tau Tante nangis"
Bujuk Davian, cowok itu adalah Davian."Gimana saya gak nangis, kalo saya melukai anak saya sendiri?!" Astrid menangis meraung-raung.
Tak lama kemudian bibi datang di ikuti seorang dokter di belakangnya. Setelah bibi menuntun Astrid ke kamar nya. Dokter pun memeriksa Shella dan bibi mulai membersihkan rumah.
Davian menunggu dokter dengan gelisah, pasalnya ia cukup khawatir dengan kondisi Shella.
Dokter pun selesai memeriksa Shella. "Ini ada resep untuk obat Shella, tolong di perhatikan dan di jaga ya, agar tidak terjadi kecelakaan lagi. Ini juga ada surat izin dokter. Shella disarankan untuk tidak sekolah dulu ya."
"Baik, dok" jawab Davian.
"Ya sudah kalau begitu saya pulang dulu karena masih banyak pasien yang harus saya tangani, permisi"
"Terima kasih, dok"
***
Tijel ya? Maapin yaa..
Vote and comment jangan lupa guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ANNOYING BAD BOY
Teen FictionHighest Rank!! #2- serubanget [17/04/2019] #3- perusuhkelas [17/04/2019] #3- cowok nyebelin [14/04/2019] #5- davian [17/04/2019] #2- berisik [30/12/2019] Di kejar-kejar cowok ganteng? idaman para gadis SMA bukan? Tapi bagaimana kalau yang ngejar-ng...