DELAPAN BELAS✓

56 9 3
                                    

Vote yuhuuu!!

***

Davian dengan kondisi setengah mabuk masuk ke dalam rumah nya yang sudah seperti kapal pecah.

Beling-beling berserakan dimana-mana. Ternyata ayahnya baru saja melempar guci hadiah pernikahan mereka dulu.

Ibunya berdiri dengan wajah menantang menatap tajam ayah nya. Dapat Davian lihat pakaian ibunya yg cukup minim dengan seorang laki-laki yang duduk di sofa di ruangan tersebut.

Suara teriakan dimana-mana, ia melangkah melewati semua yang ada di sana dan memasuki kamar adik nya, Icha.

Dilihat nya bibi sedang menenangkan gadis kecil nya yang sedang menangis sedih. Davian melangkah dan memekuknya.

"Bi, tolong siapin baju buat Icha. Saya mau bawa dia." Bibi hanya mengangguk mendengar perintah dari tuan muda nya.

Tak lama sebuah tas dengan segala perlengkapan seorang balita sudah siap di depan matanya.

Di gendong nya gadis kecil yang amat berarti baginya itu dan keluar dari kamar. Davian melangkah seolah-olah tidak ada orang di tempat itu.

Padahal ibunya berteriak memanggil Icha. Hei! Apa dia berfikir dia masih pantas menjadi seorang ibu?,

Davian membuka pintu mobil dan memasuki Icha ke mobil. Lalu ia mengitari dan memasuki mobil juga.

Mobil sport yang jarang di gunakannya itu melaju membelah jalanan kota. Hanya satu nama yang terbesit di otak dan hatinya.

Shella.

Davian tahu bahwa kondisi nya sedang setengah mabuk, oleh karena itu ia tidak membawa mobil terlalu laju. Icha yang sedari tadi menangis sekarang sudah tertidur pulas, nampaknya gadis kecil ini kelelahan menangis.

Satu tetes air mata jatuh dari bola mata indah nan mempesona milik Davian, si cowok yang selalu terlihat kuat seolah hatinya terbuat dari baja.

Dengan cepat ia menghapusnya, ia merasa bahwa ibunya bukanlah ibunya beberapa tahun lalu, bahkan berubah seratus persen. Bahkan, ia tidak kenal siapa ibunya sekarang.

Kecewa yang mendalam tentu saja menusuk hati seorang Davian Malik El Zayn. Ya walau terlihat kuat, namun ia tetap manusia bukan? Punya hati, yang bisa kapan-kapan saja merasa sedih.

Davian sampai di depan rumah Shella lalu ia turun dan menggendong Icha. Mengetuk pintu rumahnya yang membuat si empu keluar.

"Eh davian, lohh icha? Kalian ngapain malem-malem kesini?" Tanya Shella bingung.

"Sorry Shell gue ganggu Lo lagi malam ini. Tapi gue gak tau minta tolong sama siapa, karena di otak gue cuma ada lo. Gue sama Icha boleh gak malam ini nginep disini? Kejadian kemarin gak akan terulang kokk" ucap Davian.

"Oo--oh ok-oke. Yuk masuk. Icha bawa ke kamar gue aja. " Mereka pun memasuki rumah dan menuju kamar Shella.

Setelah sampai, Davian langsung meletakan icha di kasur Shella. Setelah di pastikan gadis itu tidak terbangun, Davian melangkah turun dan menuju ke depan rumah.

Ia mengeluarkan rokoknya dan menghisap nya. Matanya menatap kosong ke halaman yang basah terkena gerimis sambil bersandar di pilar depan rumah.

Matanya berkaca-kaca, membayangkan betapa hancurnya keluarganya saat ini. Betapa menyedihkan nya menjadi Risya, gadis kecil yang tak tahu apa-apa dan masih butuh kasih sayang ibu itu.

Sebuah tangan menepuk pundak nya membuat nya tersentak dan air matanya jatuh. Dengan cepat ia menghapusnya.

"Ada masalah lagi?" Tanya Shella.

Davian mengalihkan pandangan dari Shella dan kembali menatap halaman.

"Sebenernya, Lo butuh temen cerita. Bukan ini" ucap Shella sambil menunjuk rokok Davian. Davian tampak tak menggubris ucapannya.

"Mungkin dari luar lo emang kuat, tapi hati Lo gak bisa bohong. Lo kesepian dan gue liat itu di mata Lo, kalo lo butuh temen untuk cerita, gue siap." Setelah mengucapkan nya Shella melangkah masuk.

Baru beberapa langkah, suara Davian terdengar. "Thanks," Shella menoleh dan tersenyum.

"I love you, jangan pernah biarin gue kesepian ya, Shell." Seketika Shella mematung melihat bintang di mata cowok itu yang biasa nya bersinar kini redup sekali.

Bintang yang redup membutuhkan cahaya bulan agar kembali bersinar.

***

Udah ya segitu dulu ,

Vote jangan lupa!!

-salam penulis yang thr nya udh abis

MY ANNOYING BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang