EMPAT PULUH TIGA

37 6 0
                                    

Vote!!

***

Davian hanya manyun sedari tadi, tapi ia tetap menjemput Shella pagi ini. Seperti sekarang, mereka sedang bergandengan di koridor yang masih sepi karena masih pagi. Dengan wajah Shella yang tidak enak dan Davian yang cemberut.

orang-orang yang sedikit di koridor itu melihat dan tersenyum geli. Shella dan Davian terus berjalan sampai kelas Shella. Setelah sampai, Davian melepasnya dan kembali melangkah ke kelasnya.

"Kak, sumpah maaf banget. Gue gak sengaja." Shella menahan tangan Davian.

Davian hanya berdeham dan lanjut melangkah. Shella yang tak pandai membujuk pun membiarkan begitu saja. Shella masuk ke dalam kelas dan disambut wajah penasaran Emma.

"Kenapa, tuh, Kak Davian?"

"Marah dia."

"Tumben, biasanya kan lo yang cemberutin dia. kenapa emang nya kok dia yang cemberut?"

Shella menceritakan kejadian semalam. Emma yang terkejut langsung menyumpah serapahi Shella.

"Lagian lo ngapain, anjir!? Emangnya lo gak baca tulisannya apa?"

"Ya gimana dong, enak soalnya"

***

"Kak, Sumpah gue gak bisa ngebujuk. Gue gak tau gimana biar lo gak marah lagi. Gue beneran ga sengaja." Shella duduk sambil memegang lengan Davian.

Ya, mereka sekarang di kantin. Teman-teman Davian yang berada di sekitar tertawa geli melihatnya. Bagaimana mereka tidak tertawa. Jika biasanya Davian yang dicuekin oleh Shella kini berbalik menjadi Davian yang cuek.

Davian tetap tak menggubris. Ia tetap menyantap bakso didepannya. Gilbrot memukul-mukul meja sambil bernyanyi.

"mana ada aku cuek, apalagi gak mikirin kamu, tiap pagi malam ku slalu memikirkan kamu~"

semua tertawa karena Gilbrot jelas menyindir Davian. Davian menatap tajam Gilbrot.

"ampun, boss" Gilbrot menyatukan kedua tangannya seolah memohon.

Ganang menyerahkan Tisu ke Shella. "Lap tuh keringetnya"

Shella menunjukan raut muka seolah bertanya apakah ini bisa meluluhkan Davian? Ganang mengangguk.

dengan ragu Shella mengelap keringat Davian. Tetapi tangannya dihempas dan Davian berdiri bersiap pergi.

"Kak.."

"Udah, Shel. Sama gue aja mending." Ucap Aqil memanas-manasi.

Yap berhasil. Davian berbalik dan menarik Shella menjauh dari Aqil. Semua tertawa melihatnya begitu pun Aqil dan Shella.

"Jangan ketawa. Gak lucu." Datar dan dingin. Davian sedang mode bad mood.

Davian menarik Shella ke belakang sekolah. "Jangan deket-deket cowok lain. gue gak suka."

"Iya, kak. Tapi lo maafin gue kan?"

Davian diam. Shella menoel wajah Davian. "Yayaya? Plis. Aku gak bakal ngulangin lagi"

Davian agak kaget mendengar Shella lembut dengan menggunakan kata 'aku'.

"Janji gak ngulangin? awas ya kalo aku liat kamu mabuk lagi"

"Iyaa sayanggg" Shella sengaja mengucap kata itu sebagai cara terakhir dan benar.

Davian memalingkan muka dan tersenyum Salah tingkah. Shella tertawa geli melihatnya.

"Gemes banget sih, Shel" Davian memeluk Shella erat begitu juga Shella.

dan suit-suitan menggoda mulai terdengar. Shella dan Davian menoleh. Ternyata teman-temannya mengikutinya dan menguping sedari tadi.

Ganang tertawa paling kencang. "Salah tingkah lo jelek banget, Dav!"

Semua tertawa mendengarnya sedangkan Davian hanya tersenyum malu.

***

Waktu berjalan dengan sangat pesat, semua yang dengan susah payah kita lewati akhirnya telah berhasil kita jalankan.

Begitu pula dengan Shella dan Davian yang semakin dekat, Juga Emma dan Ganang yang menggemaskan, dan Aqil yang memilih melupakan gadis yang tetap dan masih bersama dengan sahabatnya.

Seperti sekarang. Sekolah mereka sedang mengadakan wisuda kelulusan siswa kelas 12. Davian yang belakangan menjadi tekun belajar akhirnya pun lulus dengan nilai yang cukup memuaskan.

Shella yang menatap Davian dari jauh tersenyum bangga dan terharu. Mereka bertatapan cukup lama. Hari-harinya tak kesepian lagi berkat kehadiran Davian yang diberikan tuhan kepadanya. Ia amat bersyukur.

***

Yuk mendekati Ending. banyakin Votenya, gak rugi kokk!!

-salam penulis cantik

MY ANNOYING BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang