Vote! Aku masih butuh!
***
"Udah nangisnya?" Tanya Davian.
Shella melepaskan pelukan Davian dan menghapus air mata nya.
"Udah, thanks ya." Davian hanya mengangguk
"Btw, kalo gue sedih biasanya ada satu orang yang bikin gue bahagia banget. Bahkan rasanya kalo peluk dia, kayak seolah-olah kesedihan gue terlupakan begitu aja. Sayang banget gue sama dia." Ucap Davian.
"Cewek?"
"Ya iyalah namanya aja Risya, masa cowok" jawab Davian sambil berdiri, Shella menatap Davian.
"Yuk, mau cabut aja, gue gak mau sekolah. Lo mau ikut gak?" Baru Shella membuka mulutnya hendak menjawab, Davian memotong.
"Sekalian ketemu Risya."
Mau tak mau Shella ikut.
***
Shella memandang sekeliling, sekarang ia berada di depan sebuah rumah besar dan mewah.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup macet tadi. Davian memberhentikan motornya di sini.
Davian turun dan melepas helmnya lalu membantu Shella. Davian menggandeng Shella masuk ke dalam perkarangan.
Seorang gadis cilik berkisar umur 3 tahun berlari dari dalam rumah.
"Abangg!" Ucap nya dengan sumringah.
Davian berjongkok dan memeluknya erat. "Wahh! Kamu abis mandi sore ya?"
"Iya, wangii" ucap gadis kecil itu sambil mengibas rambutnya.
"Abang, itu siapa?" Ujar gadis kecil itu sambil menunjuk Shella. Shella hanya tersenyum.
"Itu kakak Shella namanya, cantik ya?" Jawab Davian, si gadis kecil itu mengangguk. Membuat Shella tertawa renyah.
"Halo, kak. aku Icha." Sambil mendekati Shella. Shella menggendong anak itu.
"Ini Risya. Karena dia cadel, jadi dia nyebut dirinya Icha." Ucap Davian meluruskan.
Shella tertawa memikirkan betapa bodohnya ia mengira bahwa Risya adalah cewek yang sedang dekat dengan Davian.
Shella di ajak bermain bersama Icha. Mereka asik loncat sana sini. Davian pamit untuk ke kamarnya karena ia ingin membersihkan diri.
Ini rumah sepi banget ya.. mama papa nya mana ya?
"Kakak, icha mau mewarnai." Ucap Icha dengan nada cadel nya.
"Yuk, dimana buku gambar nya?" Tanya Shella.
"Di kamar Abang, ayo ambil, kak" ucap icha menarik-narik tangan Shella.
"Nanti aja ya.. tunggu Abang selesai mandi dulu" bujuk Shella, Icha malah menangis membuat Shella kewalahan.
Shella menggendong nya tapi Icha meraung-raung. Mau tak mau Shella menaiki tangga.
Satu persatu anak tangga ia lewati sampa ia pun berdiri tepat di depan pintu kamar Davian, itupun berkat arahan Icha.
Icha meminta turun dari gendongan Shella. Setelah di turun kan ia membuka pintu kamar Davian dan menarik Shella ke dalam.
Mata Shella bertemu dengan mata Davian. Shella langsung memalingkan wajah begitu sadar bahwa Davian sekarang hanya memakai celana pendek di depan lemari yang terbuka. Mungkin ia masih mencari bajunya.
"So-sorry lancang, tadi Icha nangis minta buku gambarnya." Ucap Shella terbata.
iih kenapa pake terbata bata si
"Its okay, nih buku gambarnya. Gue udah pake baju Shell, liat sini aja" Shella menengok ke arah Davian. Merasa pipinya sedikit merah.
"Pipi Lo merah, Shell," ucap Davian sambil mengecup pipi Shella.
Pipi Shella tambah merah, membuat davian semakin gemas. Dan mencubit pipinya.
"Daviaannn!" Teriak Shella sambil menutup wajahnya.
***
Stay safe guys! Semoga tuhan melindungi kalian semua
-salam penulis cuntak
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ANNOYING BAD BOY
Teen FictionHighest Rank!! #2- serubanget [17/04/2019] #3- perusuhkelas [17/04/2019] #3- cowok nyebelin [14/04/2019] #5- davian [17/04/2019] #2- berisik [30/12/2019] Di kejar-kejar cowok ganteng? idaman para gadis SMA bukan? Tapi bagaimana kalau yang ngejar-ng...