TIGA PULUH

38 6 1
                                    

Davian terus melihat ke arah Shella yang duduk di seberangnya. Perhatiannya terfokus pada tangan Shella yang diperban. Apa ia keterlaluan?

Shella bernyanyi mengikuti alunan gitar Akil yang menghidupkan suasana api unggun malam ini. Tak hanya dia, tetapi seluruh siswa siswi ikut bernyanyi riang.

Tanpa sengaja Shella melihat Davian yang juga melihatnya. Tatapan mereka bertemu, namun dengan cepat Davian berdiri dan menjauh dari kerumunan.

Siswa-siswi nampak bingung karena Davian tak seaktif biasanya. Ia yang biasanya asik bernyanyi sambil tebar pesona, sejak tadi hanya diam.

Shella acuh dan tetap melanjutkan aktifitas bernyanyinya. Setidaknya bisa melepas sedikit bebannya.

***

Puncak acara malam pun tiba, Seluruh murid diminta berpencar kedalam hutan dengan berpasangan dan melapor ke setiap pos yang sudah ada disana.

Setiap siswi bebas memilih pasangannya masing-masing. Shella baru ingin mengajak Emma tapi ternyata ia sudah bersama Ganang.

Disisi lain, Aqil tengah memaksa Kiara untuk bersamanya. Walaupun sulit dibujuk, dengan terpaksa akhirnya Kiara menurut.

Shella tak dapat pasangan, ia celingukan mencari, tapi semua nampak sudah berpasangan.

"Semua sudah berpasangan?" Tanya pak Suripto. Semua kompak menjawab sudah.

"Siapa yang belum dapat pasangan?" Shella mengangkat tangan. "Sini, nak."

Baru beberapa langkah Shella berjalan, terdengar suara Gilbrot, "Davian belum dapet pasangan nih, pak!"

Davian yang baru kembali dari toilet hanya kebingungan. "Tuh nak, sama Davian sana." ucap Suripto.

Akhirnya seluruh siswa masuk ke dalam hutan menyisakan Davian dan Shella yang masih tak bergeming di tempatnya.

"hei! Jalan buruan. Malah diem aja" ucap Suripto.

Davian melangkah duluan ke dalam hutan, Shella mengikuti dibelakang.

Mereka memasuki hutan dengan berbekal senter masing-masing. Saat mereka sudah masuk di dalam, naasnya senter yang dibawa Davian mati. Davian mencoba menyalakannya tapi tak bisa.

"Pake punya gue aja" Shella memberikan senternya, dan Davian pun melanjutkan perjalanan.

Langkah kaki besar milik Davian sudah berjalan terlalu jauh tanpa sadar. Davian mulai tak terlihat dari pandangannya.

Shella mencoba mengejar dan memanggilnya, tapi Davian terlalu jauh. Sampai ia tak fokus dan menyandung akar timbul dan tersungkur.

***

Davian terus berjalan tanpa menyadari keberadaan Shella. Sampai pada pos, ia baru menyadari ketidakberadaan Shella.

Ia mencoba berpikir positif, mungkin Shella sudah sampai tenda duluan. Hingga pada akhirnya ia melanjutkan jalannya sampai ke tenda.

Ia langsung menghampiri teman-temannya yang sedang minum kopi. Davian langsung duduk dan menyesap asal kopi yang ada.

"haus banget kayaknya, abis ngapain aja dihutan" ucap salah seorang temannya.

"ya paling aham ehem" sahut Ganang, mereka semua tertawa keras meledek.

Davian mengumpat sambil melempar sampah bungkus makanan ke teman-temannya.

"kak, Shella mana?"

***
Vote ya guys, jangan lupa komen

-salam author cantik

MY ANNOYING BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang