DUA PULUH DELAPAN

35 4 5
                                    

VOTE!

***

"Dav, gue saranin sama lo sebagai temen nih ya. Jaga jarak sama Kiara. Kasian kalo Shella sampe sedih kalo ngeliat kalian deket." Ucap Aqil sambil menyetem gitarnya.

Yap. Mereka sedang duduk berdua sambil melihat orang-orang yang sibuk memasang tenda.

"Gue harus jauhin Kiara gitu maksud lo? Jelas gak bisa" Ucap Davian.

"Lo laki bukan? kalo lo beneran laki ya harusnya lo bisa tegas dong dalam nentuin hati lo. Lo gak bisa bareng dua cewe di satu waktu."

"Hati gue udah buat Shella. Gue udah nembak dia"

"Tuhkan. Lo udah mantepin hati lo, berarti lo harus jaga jarak sama Kiara. terus gimana? dia udah nerima?" sahut Aqil setengah antusias.

"Belom dijawab. Katanya butuh waktu." Davian menunduk.

Keduanya terdiam beberapa saat.

"Gue suka pada pandangan pertama sama Shella. Sampe sekarang pun masih, jadi gue harap lo gak nyakitin dia sedikitpun." Ucapan Aqil membuat Davian menoleh.

"Cewe gue anjing. Jangan deket-deket!" Davian melempar sampah air kemasan ke wajah Aqil.

"Setan! Btw, tadi Shella ngeliat lo sama Kiara waktu di bus. Samperin sana, takut dia salah paham nanti lo ditolak deh" Tawa Aqil renyah namun menghina.

"Bacot"

Davian berdiri dan berjalan menyusuri tenda area perempuan. Dilihatnya Emma baru saja keluar dari sebuah tenda.

Davian menghampiri Emma. "Ma! Shella mana?" tanyanya begitu sudah di depan Emma.

"Eh kak Davian, ke toilet katanya barusan. Kenapa, kak?" Tanpa menjawab, Davian berjalan ke toilet yang ternyata cukup jauh dari area tenda.

Dilihatnya Kiara yang terpojok didekat pintu. Kiara seolah sedang menahan sesuatu. Dengan cepat Davian mendekat.

"Shella!" Bentak Davian.

Shella menoleh kaget dan Kiara dengan sengaja menyiram dirinya sendiri. Kiara berlari ke arah Davian dengan air mata palsu.

"lo gak papa, Ki?" tanya Davian sambil mengelap wajah Kiara dengan Sapu tangan yang dibawanya.

"yaudah lo balik ke tenda duluan, ya." Davian mengusap kepala Kiara dan membiarkannya pergi.

"Ikut gue" Davian menyeret Shella tepat dilengan yang terdapat luka tersebut.

"a-aw sa-sakit, kak." Shella berusaha melepaskan tapi tenaganya kecil.

Davian malah semakin memperkuat eratanya dan membawa ke tempat yang tidak ada orang.

Davian menghempaskan Shella begitu saja. Shella meringis, karena lukanya yang belum kering.

"Gue kira lo baik, ternyata sama busuknya, ya, sama cewek munafik lainnya." Davian berkata kasar membuat Shella melotot kaget.

"Beraninya lo nyentuh sahabat gue. Kenapa? Lo cemburu dia di deket gue?" Davian mendekat ke Shella yang sedang menunduk menahan sakit. Di fisik maupun di hati.

"lo iri karena dia selalu nempel sama gue? iya?"

"Gue emang ada rasa sama lo, Shel. Tapi bukan berarti lo bebas sesuka hati lo." Davian menyentuh bahu kiri Shella. dan sedikit mencengkram.

Shella pun meringis dan menatap tepat di mata Davian. "lo gak percaya gue?"

Davian menatap Shella seolah ia adalah macan yang melihat musuh didepannya.

"Siapa bilang kalo gue yang jahatin dia? Gimana kalo sebenernya dia yang jahatin gue? Gimana kalo cewe yang udah lo bela setinggi-tingginya itu ternyata yang salah?" Shella memegang lengan kirinya. ia tersenyum miring.

"Gue baru tahu, ya. Seorang Davian bisa sekasar ini sama cewe. Apalagi cewe yang baru kemarin dia tembak." Shella tersenyum miris. Davian membuang muka dan tertawa.

"Gue tarik ucapan gue. Gue nyesel punya perasaan sama cewe kayak lo. Munafik. " Davian menatap mata Shella.

Deg.

Rasa sakit menjalar di hati Shella. Shella tersenyum sambil menatap langit. Menahan tangisnya agar tak tumpah. Shella menarik napasnya dalam-dalam.

"Gue bersyukur lo tarik ucapan lo. Karena artinya hidup gue bisa bebas dari cowo brengsek kayak lo."

"Jangan harap lo baik-baik aja kalo berani sentuh Kiara lagi." Ancam Davian

"Gue gak pernah nyentuh dia dan gak akan pernah. Lo tau kenapa? Karena gue gak bersaing sama cewe murahan." Shella membuang kata-katanya telak diwajah Davian.

"Jaga mulut lo. Dia gak kayak yang lo ucapin."

"Gue juga gak kayak yang lo pikir. Lupakan lah. Gak akan masuk ke otak tipis lo" Shella tersenyum miring.

"Sialan, lo!"

Shella tak mengindahkan umpatan Davian dan berjalan menjauh.

Davian juga berjalan dengan arah yang berbeda.

***

segitu aja yaa.. berharap feelnya dapet semogaa hehe..

jangan lupa vote and komen.

-salam author cantik

MY ANNOYING BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang