ENAM BELAS✓

64 10 0
                                    

Vote!

***

Shella dan Emma melangkah ke kantin setelah bel istirahat berbunyi dengan wajah yang terlihat cukup lelah memperhatikan pelajaran Pak Komar yang menjelaskan palajaran PKN.

Baru saja mereka masuk ke dalam kantin mereka sudah bisa melihat Davian dan kawan-kawan sedang duduk di meja paling ujung.

Davian memainkan gitar, Gilbrot sedang memukul-mukul meja, Akil sedang asik memotong kuku kaki nya sambil bernyanyi, dan jangan lupakan Nanang yang sedang asyik berjoget sambil menggoda cewek-cewek di sekitar meja mereka.

Shella duduk di meja pilihannya sedangkan Emma pergi memesan makanan. Matanya memperhatikan cowok-cowok gesrek itu sampai Davian melihatnya. Davian mengedipkan sebelah matanya ke arah Shella membuat cewek itu memalingkan wajahnya sambil bergidik dan geleng-geleng kepala.

Tak urung wajah nya memerah. Tak lama Emma datang dengan nampan yang membawa dua mangkuk mie ayam dan dua gelas es teh manis.

"Kenapa Lo senyum-senyum gitu?" Tanya Emma sambil menuangkan saos ke mangkuk nya.

"Enggak, apaan si?" Sahut Shella sambil terkekeh.

Keduanya asik dengan makanan sambil sedikit berbincang tentang kelakuan adik laki-laki Emma yang kelakuannya kayak monyet kata Emma.

Gerombolan Davian sudah pergi meninggalkan kantin. Dan saat mereka melewati meja Shella, Davian mengedipkan matanya, lagi. Tanpa mereka sadari ternyata ada dua sejoli yang sedang salah tingkah sendiri.

"Dih genit" gumam Shella.

"Hah? Siapa, shel?"

"Oh enggak kok, haha"

Akhirnya mereka selesai makan dan meninggalkan kantin juga. Shella yang sedari tadi sudah kebelet pipis pun meminta Emma untuk menemani nya ke toilet.

Fyi, jadi toilet sekolah ini tuh melewati jejeran kelas dua belas. Jadi mereka berdua harus melewati kelas dua belas untuk ke toilet. Saat di jalan, Shella di tatap cukup sinis oleh kakak kelas yang bisa di bilang 'penggemar' Davian.

Selesai sudah mereka dari toilet dan mereka berniat kembali ke kelasnya. Tetapi dari kejauhan dapat dilihat gerombolan Davian yang sedang nongkrong di depan kelasnya. Mereka tidak hanya berempat, tapi banyak pula teman-teman Davian yang lain.

Walau sedikit ragu, tapi pada akhirnya Shella dan Emma tetap harus melangkah menuju kelasnya.

Begitu sampai di tempat gerombolan itu, seorang kakak kelas mencegat mereka berdua.

"Eits, neng geulis mau kamana?" Tanya seorang cowok di antara mereka yang berdiri di depan Shella dan Emma.

Shella menatap Davian dengan tatapan antara kesal dan memohon.

Davian langsung melihat ke arah cowok yang berada di depan gadisnya dan langsung memelototi nya. Tangannya menarik garis horizontal di lehernya seolah berkata, mati Lo!

"Becanda, sob. Sensi amat." Ucap cowok itu dan langsung memberi jalan.

Baru mereka berdua ingin melangkah, sebuah suara menginterupsi untuk berhenti. Kedua gadis itu menoleh ke sumber suara yang berada tepat di sebelah Davian.

"Cuma sekedar info nih, guys! Semalem, gue liat ada orang pelukan guys! Gue rasa mereka ada hubungan deh!" Ucap Akil dengan kompornya. Melirik ke arah dua gadis itu.

Shella terkejut.

Ini pasti si cowok nyebelin kompor banget nih. Huh nyebelin banget sih, Lo Davian. batin Shella

Matanya menatap tajam ke arah Davian yang ternyata juga sedang menatap nya dengan alis yang tertaut.

Davian juga bingung dengan yang Akil bilang, perasaan mereka berdua berpelukan di rumah Shella dan tentu saja Akil tidak tahu, bahkan Akil dan semua teman-teman nya tidak tau seberapa jauh hubungan Davian dan Shella.

Matanya menatap Shella seolah berkata 'gue gak cerita, gue juga gak tau mereka tau dari mana' bahunya mengedik pertanda bahwa dia memang tak tau.

"Jadi kemaren gue ngeliat Nanang pelukan di mall sama tuh cewek yang itu, tuh!" Lanjut Akil sambil menunjuk ke arah Emma.

Shella dan Davian menghembuskan nafas lega. Sedangkan Emma, dia sedang menahan malu nya di depan banyak orang.

"Kompor banget Lo. Najis!" Ucap Nanang sambil memukul kepala Akil dari belakang.

Shella yang paham situasi pun menarik Emma menjauh dan buru-buru menuju kelas.

Sesampainya di kelas, Emma langsung meletakkan kepalanya di atas lipatan tangannya di meja. Ia malu.

Shella pun mencoba menenangkan temannya itu sambil mengelus-elus pundak temannya.

"Gak papa, kok. Wajar anak cowok begitu. Palingan mereka iri." Ujar Shella menenangkan

"Malu, Shell!" Ucap Emma sambil menatap Shella dan langsung memeluk teman barunya itu.


***

Udaah Yeay! Semangat guys quarantine day nya!

Vote please!

-salam dari aku

MY ANNOYING BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang