Jely mulai memasuki pintu utama rumahnya. Di ikuti oleh Eric yang setia membawakan paperbag belanjaannya. Berjalan melewati beberapa Art yang menunduk hormat menyambut mereka. Namun, langkah itu langsung terhenti saat di rasa seorang gadis sedang berjalan kearah mereka dengan perasaan emosi yang begitu memuncak. Membuat Eric sigap berdiri di depan Jely, guna melindungi gadis itu yang siap ingin di tampar oleh sang Adik Tiri.
"YA!!!" Winter menghentakkan tangannya dari genggaman Eric.
"Kalau kau berani ingin menyakitinya, kau harus berurusan denganku dulu!" Tegas Eric menatapnya tajam.
Winter berdecih, "Kau berlagak sok pahlawan untuknya?" Lalu menyeringai. "Tolong jaga dan ingatkan baik-baik kepada gadis sialan itu untuk tidak menggoda kekasih orang!"
"Jaga ucapanmu, Kim Winter!!! Kau-"
Ucapan Eric langsung terhenti saat Jely langsung menggeser tubuhnya ke samping. Berdiri menghadap Winter dengan ekspresi datar namun angkuh.
"Tolong katakan lagi,"
Seraya bersedekap dada, Winter menyeringai.
"Ini sudah kedua kalinya, kakak Tiri sialan. Kau terus-menerus menggoda kekasihku, bahkan menciumnya di tempat umum. Apa kau tidak punya rasa malu sama sekali, huh?!"
"Tidak. Untuk apa aku malu"
"Mwo?!" Winter berdecih tidak percaya. Ingin kembali berucap, namun langsung di potong oleh Jely.
"Sebaiknya kau tanyakan hal ini kepada pujaan hatimu terlebih dahulu. Agar kau bisa tahu kebenaran yang sebenarnya seperti apa"
Lantas, Winter langsung tertawa.
"Justru sebelum menghubungimu, aku sudah menelponnya terlebih dahulu." Ekspresinya langsung berubah sinis. "Kau lebih dulu menggodanya, dan memaksa untuk minta di cium olehnya. Karena dia tidak mau, kau langsung menciumnya dengan paksa. Itu yang dia katakan"
Jely mengernyit bingung, begitupun dengan Eric. Menatap sang sahabat bertanya-tanya.
Bukankah sebelumnya Jay begitu membelanya? Dan menyangkal setiap perkataan dari Winter juga. Namun sekarang? Apa dia salah dengar? Pertanyaan setiap pertanyaan langsung hinggap di pikirannya. Tidak menyangka bahwa Jay akan berkata seperti itu dan memutarbalikkan fakta.
"Kau percaya?"
Winter berdecih, "Pertanyaan macam apa itu, tentu saja aku percaya. Dia kekasihku. Dia tidak pernah sekalipun berbohong denganku. Dan lagian, dia juga tidak tertarik dengan gadis sepertimu ini" menatap tidak suka Jely dari atas sampai bawah.
Jely sedikit menjilat bibir bawahnya dengan tetap pada ekspresinya. Entah kenapa dia langsung kasihan dengan adik tirinya itu. Terlalu di butakan oleh rasa cinta yang berlebih. Tanpa berniat untuk mencari tahu hal yang sebenarnya.
"Bodoh," Jely menghela napas. "Kau benar-benar sudah bodoh karena rasa cintamu kepadanya. Mau dia berbohong ataupun tidak, kau tetap saja percaya. Pandai dalam akademik, namun bodoh soal cinta. Sebenarnya tidak ada yang salah dalam hal mencintai. Tapi kau juga harus tahu batasannya. Cinta boleh, tapi bego jangan"
Dengan rahang mengeras, Winter mengepal kuat kedua tangannya.
"Beraninya kau menceramahiku!!!" Teriak Winter.
"Sebenarnya aku tidak ingin peduli. Namun, kau seharusnya sadar. Bahkan pemuda itu tidak baik untukmu. Dia sudah melecehkan gadis lain beberapa kali. Dan perbuatan seperti itu tidak mudah untuk dimaafkan" ujar Jely tenang. Walaupun rasa kesal dan tidak terima masih ada pada dirinya.
"Lantas? Apa 'gadis lain' yang kau maksud itu dirimu sendiri? Kau merasa di lecehkan?" Winter menyeringai, "Atau, kau sebenarnya juga menyukai itu? Membiarkan kekasih orang masuk kedalam kamarmu, menciummu, bahkan menyentuhmu. Walaupun kalau memang benar dia yang salah, kau mau apa? Menuntutnya? Atas kuasa yang kau punya. Atau langsung memenjarakannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ASIAN BABY GIRL | JAY ENHYPEN
Lãng mạn"Jika saja kau tidak membatalkan rencana pernikahan kita, aku pasti tidak akan repot-repot harus berbuat hal brengsek seperti ini." -Ongoing ©-MIMAAA-