*43*

1K 86 5
                                    

Update lagi!
Yuk, jan lupa vote dan comment nya☺️🙏🏻















Deru nafas kian terdengar di penjuru ruangan. Terengah-engah. Nampak kedua insan yang masih pada posisi, setelah menyelesaikan aktifitas panas mereka beberapa menit yang lalu. Sudah pada tahap pelepasan, namun masih pada penyatuan. Di atas sofa panjang, dengan Jay yang berada di atas tubuh Jely.

"Capek, eum?" Jay berbisik tepat di dekat telinga Jely sembari menggigit sekaligus melumatnya. Pun, Jely hanya mengangguk lemah. Tidak mampu berucap karena tenaganya sudah banyak terkuras. Mata mengerjap-ngerjap sayu, kebas di kedua kaki, serta perih dan nyeri pada pangkal pahanya.

Jay itu kalau setiap melakukan sex, pasti selalu kasar. Bukan dalam perlakuannya tapi hentakannya. Di hentakkan secara bertubi-tubi, tanpa ampun. Membuat Jely pun reflek mengacak serta menarik kuat bahu berbalut kemeja putih itu sampai ingin sobek, akibat kukunya yang agak panjang.

"Jay, berhentilah. Kita harus bersiap-siap untuk makan malam." Gumam Jely, berusaha mendorong tubuh pemuda itu yang terus mengecupi pipi, rahang, sekaligus lehernya, walau tertutup oleh turtle neck.

"Sebelum itu, kita ke toilet dulu, ya. Kita perlu sedikit membersihkan sekaligus merapikan diri sebelum pulang."

Jay sudah sepenuhnya bangkit setelah mencabut kepemilikannya yang masih terbungkus benda karet. Membuang benda yang berisi penuh cairan putih itu ke tempat sampah, dan mulai memungut jas hitamnya yang telah dia lemparkan sembarang.

Jely juga perlahan mendudukkan diri. Merapikan kembali kondisi celana dalamnya, yang tanpa di lepas sama sekali.

"Ayo,"

Tanpa di sangka, Jay pun tiba-tiba mengangkat tubuh Jely. Membawanya keluar menuju toilet, yang untungnya tidak jauh dari ruangan wanita itu berada. Hanya bersebrangan.

"Mau aku bantu bersihin gak?" Tawar Jay, setelah mereka sudah berada di dalam toilet wanita. Sama-sama berdiri di depan wastafel.

"Tidak, Jay. Yang ada malah lanjut, nanti. Pergi sana."

"Aku di sini aja. Aku pake salah satu bilik di sini, ya"

"Jay,"

"Biar gak jauh-jauh dari noona. Masih nyeri, kan? Masih perih kalo jalan, kan?" Ujar Jay masih tetap bersikeras.

Pun, Jely pada akhirnya hanya mendengus pasrah. Membiarkan pemuda itu berjalan menuju salah satu bilik, setelah mengambil beberapa lembar tisu.




===




Pintu bentley tertutup, Jely pun mulai melangkah menuju lift yang ada di basement tersebut. Menekan tombol 35, dimana letak Restaurant itu berada.

Dia berangkat sendirian, dan tidak bersama Jay. Kekasihnya itu bilang ada beberapa hal yang harus dia urus disini, jadi terpaksa harus pergi lebih dulu. Dan Jely tentu sama sekali tidak mempermasalahkan itu. Toh, dia juga bukan wanita manja yang setiap saat harus di minta jemput.

Setelah pulang dari kantor, Jely tentu buru-buru langsung membersihkan diri. Mengganti pakaian, dan bersiap-siap. Karena bekas gigitan Jay masih belum hilang semenjak di kolam renang waktu itu, terpaksa untuk saat ini dia harus memakai dress turtle neck. Malam ini dia mengenakan long dress turtle neck hitam, dengan belahan selutut di sisi kiri, heels boot hitam di atas mata kaki, serta anting emas berbentuk bulat medium dan surai yang dia gulung ke bawah.

Lift perlahan terbuka. Langkahnya kembali berjalan keluar menuju pintu masuk restaurant.

"Selamat malam, Nyonya. Apa anda sudah ada melakukan reservasi sebelumnya?" Sapa salah satu pelayan yang berjaga di depan pintu.

ASIAN BABY GIRL | JAY ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang