*21*

1.8K 112 15
                                    

Para mahasiswa dan mahasiswi mulai ramai berkeliaran di area pekarangan kampus. Nampak sesosok pemuda berjaket Varsity coklat muda, dengan kaos putih, serta celana jeans hitam dan sneakers putih. Berjalan santai melewati gerbang sembari ransel yang dia kaitkan di sebelah bahu. Kedua tangan pun tersembunyi di balik saku celana, dengan pandangan lurus kedepan. Terlihat sinis dan tidak suka.

Kenapa tidak? Tepat tidak jauh dari dia berdiri sekarang, nampak sepasang insan berbeda kelamin, sedang asik berbincang ria sembari bersandar pada pintu mobil. Dengan posisi menghadap kearah timur. Sebelah tangan merangkul tubuh sosok yang lebih pendek. Ber dress mini hitam serta surai hitam panjang yang di gulung tinggi. Sukses menampakkan langsung punggung putih indahnya.

Pemuda itu pun berdecak kesal. Dan berdehem kemudian, setelah dia sudah berdiri di samping kedua orang tersebut. Mampu membuat orang yang bersangkutan pun menoleh bersamaan.

"Oh, Jay? Kau sudah disini rupanya,"

Jay memutar bola matanya malas, "Sebegitu seru kah perbincangan kalian, sampai tidak sadar akan kehadiranku disini?"

Jely melongo, dia tahu kekasihnya pasti sedang marah sekarang. Pun, dia langsung merangkul lengannya, dan mengusap-usapnya lembut.

"Maafkan aku." Mengecup pipinya sekilas, sembari tersenyum. "Ayo kita pergi sekarang, dan makan siang bersama. Aku tahu kau pasti sudah sangat lapar sekali"

Pintu mobil sigap di buka oleh wanita tersebut. Menuntunnya masuk, dengan duduk di jok belakang. Sementara Jely sendiri mulai mendudukkan diri di samping Eric yang sudah lebih dulu berada di jok kemudi. Menatap kaca spion tengah sebentar, yang berkontak mata langsung dengan sorot tajam dan sinis dari Jay. Sebelah sudut bibir Eric terangkat samar. Lalu, dia pun mulai menjalankan kuda besinya.

Eric sungguh tidak habis pikir dengan hubungan Jely dan pemuda itu. Bukankah dalam minggu sebelumnya hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja? Dengan melakukan aksi pelecehan seksual, sampai dia harus turun tangan dan memberikan pukulan bertubi-tubi atas dosa yang sudah Jay perbuat terhadap sahabatnya sendiri. Pun, sebelum itu Jay juga pernah membawa Jely ke Apartement nya. Dan melakukan pelecehan yang lainnya. Namun, Eric tidak sempat menghentikan itu. Ingin memberi pelajaran setelahnya, tetapi Jely bilang dia sudah mengurusnya. Jimin selaku Ayah kandung Jely pun juga ikut serta. Walau Eric tidak tahu pasti kebenaran sebenarnya seperti apa.

Dia tahu sedari awal Jay memang sudah tertarik dengan Jely. Tapi dia tidak tahu bahwa wanita itu pun memiliki perasaan yang serupa. Eric mendukung kedekatan Jely dengan siapapun. Namun, tidak berlaku untuk Jay. Dia masih belum sepenuhnya mempercayai pemuda itu. Apalagi atas apa yang sudah dia perbuat. Maka dari itu, Jely masih akan tetap dalam pengawasannya. Sebelum hal yang tidak di inginkan pun kembali terjadi menimpa sahabatnya itu.

Dan jangan lupakan sebuah fakta lain bahwa Jay masih memiliki hubungan dengan Winter. Walau Jely sudah menjelaskan langsung, dengan apa yang sudah Jay jelaskan kepada wanita itu sendiri. Tetap saja, dia tidak setuju dan tidak percaya. Entah sampai kapan.

Masih dengan ekspresi yang sama, Jay mulai bersedekap dada. Dia sebenarnya malas dan enggan sekali harus menumpang di mobil ini. Jikalau saja Jaguar kesayangannya tidak di service. Dan jika tidak karena Jely yang terus membujuknya. Membuatnya mau tidak mau menerima ajakan itu, dan berakhir duduk sendirian pada jok belakang. Padahal dia ingin sekali duduk di samping kekasihnya. Bermesra-mesraan. Tapi, ya sudahlah. Menyebalkan.

Dan sekarang, saat mereka sudah berada di sebuah Restaurant, Eric terus saja mengajak Jely bicara. Sampai saat dia ingin bicara pun selalu terpotong. Seperti di sengaja. Padahal posisinya dengan Jely bersebelahan, dengan Eric yang duduk di seberang wanita itu. Bahkan mereka sampai tertawa bersama, seakan melupakan kehadirannya saat ini.

ASIAN BABY GIRL | JAY ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang