Beberapa menit kemudian, acara pernikahan Jimin dengan ibunda Jake sudah berlangsung lancar. Kini seluruh tamu di persilahkan untuk menyantap makanan yang sudah di sediakan. Nampak sekarang Jely dan Eric sedang asik berbincang ria di dekat salah satu meja yang menyediakan beberapa gelas yang berisi berbagai minuman beralkohol. Yang bertempat pada halaman depan gedung pernikahan yang memang nampak luas sekali. Tapi tiba-tiba, ada sesosok pria berumur namun masih terlihat begitu tampan dan awet muda, dengan setelan tuxedo hitam, serta tatanan surai hitam yang memperlihatkan jidat paripurnanya. Tidak lupa dengan beberapa piercing yang terkait indah pada daun telinga, alis, dan sudut bibirnya. Sedang berjalan kearah Jely dan Eric sembari membawa segelas cocktail.
"Hai,"
Jely lantas menoleh, "Oh! Hai, Tuan Jeon."
"Senang bertemu denganmu lagi." Ujar Tuan Jeon tersebut dengan senyum ramah yang dia pancarkan. Kemudian, atensinya beralih kearah Eric yang sudah menatapnya bingung.
"Apa dia kekasihmu?"
Wanita itu pun kemudian menatap Eric sekilas sembari tersenyum.
"Bukan. Dia sahabat saya, Eric Sohn."
"Oh, syukurlah."
Mendengar itu pun membuat Eric semakin bertanya-tanya. Siapakah sosok pria di hadapannya sekarang? Nampaknya mereka sudah begitu dekat. Tapi kenapa Jely tidak ada bercerita sama sekali dengannya?
Pun, dia langsung menatap Jely seakan menuntut jawaban atas semua ini. Jely yang sadar akan hal itu pun tentu balik menoleh.
"Oh iya, perkenalkan ini Tuan Jeon. Teman Daddy sekaligus rekan bisnisku. Beliau pimpinan dari Jeon Group. Kau tentu tidak asing dengan hal itu, bukan?"
Eric terdiam. Menatap pria dewasa tersebut dari atas sampai bawah. Melihat penampilannya saja, Eric berpikir bahwa dia sangat jarang sekali menemui seorang CEO seperti ini. Namun siapa sangka, pria itu justru memiliki perusahaan game terbesar se Asia Timur. Eric tentu tahu soal itu. Tapi, baru kali ini dia bisa bertemu bahkan berhadapan langsung dengannya.
"Jely, bisa ikut denganku sebentar?" Ucap Tuan Jeon kemudian.
"Kemana, Tuan?"
"Taman belakang tepi sungai. Aku ingin ngobrol-ngobrol berdua denganmu."
Tanpa berpikir panjang, Jely pun mengangguk menyetujui. Membuat Eric sedikit tersentak, dan ingin melontarkan segala protesnya. Masalahnya dia kan masih tidak tahu betul seperti apa pria di hadapannya itu. Kalau sampai terjadi suatu hal yang tidak-tidak, bagaimana? Tentu Eric tidak ingin sampai itu terjadi. Dia ingin terus melindungi sahabatnya dari bahaya apapun. Namun, Jely justru malah mengusap-usap lengannya seraya mengangguk. Seakan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. Tidak usah khawatir. Setelah itu, Jely dan Tuan Jeon pun langsung berlalu dari hadapannya.
Eric berbalik. Meletakkan gelas cocktail nya keatas meja, lalu berkacak pinggang. Menatap kepergian kedua orang tersebut seakan tidak percaya apa yang sudah terjadi. Dia tahu betul Jely seperti apa. Wanita itu sebelumnya sangat jarang sekali mau berinteraksi dengan siapapun. Jarang bersosialisasi. Sangat tertutup. Namun, semenjak dia di utus Ayahnya untuk memimpin salah satu perusahaan yang Ayahnya miliki, dia mulai sedikit membuka diri. Berinteraksi dengan para pejabat tertinggi maupun para pengusaha demi bisa memperluas relasinya. Yang pasti harus selalu terlihat ramah.
Itu sama sekali bukan karakter Jely sebenarnya. Tapi, bukan berarti dia tidak bisa melakukannya. Dia tentu bisa. Dia hanya malas melakukan suatu hal yang memang bukan karakter aslinya. Namun sekarang, karena sudah menyangkut keprofesionalitasnya dalam bekerja, mau tidak mau dia tentu harus melakukannya. Walau terkadang lelah, tapi dia harus bisa menikmatinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/273685193-288-k163855.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ASIAN BABY GIRL | JAY ENHYPEN
Romantik"Jika saja kau tidak membatalkan rencana pernikahan kita, aku pasti tidak akan repot-repot harus berbuat hal brengsek seperti ini." -Ongoing ©-MIMAAA-