*36*

956 81 42
                                    

Ting!




Nampak kedua tungkai berbalut jeans hitam yang baru saja melangkah keluar dari lift. Memasuki pekarangan basement sembari sibuk memainkan handphone nya. Saking fokusnya, dia sampai harus bertabrakan dengan sesosok orang yang tiba-tiba menabraknya dari belakang. Membuat Jay terkejut dan hampir ingin menjatuhkan handphone nya. Lalu, dia pun segera berbalik guna ingin memarahi si pelaku tersebut.

Namun, niatnya langsung dia urungkan. Saat mendapati si sosok gadis yang nampak terengah-engah sembari menatap was-was kebelakang.

"Ad-"

"Tolong bantu saya. Saya sedang di kejar-kejar orang." Potong gadis itu langsung. Terlihat cemas sekali.

Dahi Jay berkerut bingung. Memangnya siapa yang telah mengejarnya? Lagi, dengan alasan apa dia sampai di kejar-kejar? Apa karena gadis ini telah berbuat salah? Atau mungkin orang yang mengejarnya itu justru adalah orang yang jahat?

"Please! Tolong bantu saya." Ujar gadis itu lagi, lirih. Mencengkram kuat ujung jaket bulu coklat yang Jay kenakan. Sembari pandangan menatap kebelakang dengan ketakutan, di saat terdengar ada suara hentakan kaki yang sedang berlari, dari kejauhan.

Pun, tanpa ingin berpikir panjang lagi, Jay langsung menarik tangan gadis itu, dan membawanya bersembunyi di belakang salah satu mobil. Berjongkok, saling berhadapan dengan jarak yang begitu dekat. Bahkan pucuk hidung bangir mereka pun nyaris bersentuhan.


Tap tap tap tap!


"Aishh! Sial! Kenapa gadis itu cepat sekali hilangnya?"

"Tidak usah banyak ngeluh. Ayo kita cari lagi. Jangan sampai membuat Tuan Kim marah. Ayo!"


Tap tap tap tap!



Di saat di rasa orang-orang itu sudah menjauh, Jay pun mulai memberanikan diri untuk sedikit berdiri. Menatap sekitar yang untungnya sudah nampak tidak ada siapapun. Aman. Tempat persembunyian mereka pun juga terbilang aman, terhalang oleh tembok. Di sisi kiri dan kanan mobil itu pun penuh dengan mobil-mobil lainnya yang terparkir disana.

"Kau sudah aman sekarang." Tutur Jay, kembali berjongkok di hadapan gadis itu. Gadis bersurai blonde panjang berponi, dengan dimple yang nampak jelas di pipi kirinya, di saat dia tersenyum sekarang. Tersenyum manis sekaligus penuh kagum kearah Jay. Menatap setiap inci wajah Jay begitu intens. Jay yang sadar akan hal itu pun kembali di buat bingung. Hingga saat dimana si gadis blonde itu pun yang tiba-tiba mendekatkan wajahnya, dan mengecup bibir Jay sekilas. Begitu lembut. Membuat Jay tersentak bukan main.

"Terima kasih. Terima kasih telah menolongku." Ujar gadis itu, dengan memancarkan senyum yang begitu manis sekali di mata Jay. Jay, tolong kontrol dirimu.

Buru-buru, Jay segera beranjak. Menggaruk-garuk belakang lehernya yang tidak gatal. Gelagapan. Salah tingkah.

"Y-ya. Sama-sama."

Gadis itu pun juga ikut beranjak. Tanpa melunturkan senyum manisnya sedikitpun. Namun, belum sempat dia ingin kembali berucap, Jay justru langsung ingin berlalu pergi.

"Kalau begitu, aku harus pergi sekarang. Bye."

Tanpa menunggu respon dari gadis itu, Jay pun langsung berjalan pergi dari hadapannya. Menuju Jaguar hitam miliknya yang terparkir tidak jauh dari tempat gadis itu berada. Hingga mobil yang Jay kendarai pun telah hilang dari pandangannya.

Gadis blonde itu nampak menghela napas. Cemberut. Tapi pada detik berikutnya, dia kembali tersenyum. Menyentuh-nyentuh bibirnya yang telah mengecup bibir Jay, beberapa menit yang lalu. Terkesan lancang memang. Tapi dia sungguh tidak bisa menahannya. Bibir tipis itu begitu sexy dan menggoda. Dan untungnya, Jay sama sekali tidak protes. Bahkan, dia berharap bakalan di cium balik.

ASIAN BABY GIRL | JAY ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang