Semenjak kejadian di rumah Jely tempo lalu, kini Jay benar-benar melakukan apa yang dirinya minta. Pemuda itu tidak pernah menampakkan diri di depannya lagi. Walaupun saat tidak sengaja berpapasan di Bar pun, mereka sama-sama tidak menoleh satu sama lain. Hanya memandang lurus kedepan. Seakan tidak pernah saling mengenal sebelumnya. Melupakan segala perasaan, emosi, dan juga hasrat yang kerap tidak terkendali.
Munafik. Sebut saja dirinya seperti itu. Memutuskan sebuah keputusan yang malah berefek ke dirinya sendiri. Namun, biarpun seperti itu, dia sudah melakukan hal yang benar. Memikirkan resiko kedepannya seperti apa. Bertindak demi dirinya. Yang pasti demi hubungan Jay dan kekasihnya juga.
Perasaan cinta memang tidak bisa di salahkan. Tapi lebih kepada siapakah rasa itu ditujukan. Jay memiliki perasaan kepadanya, begitupun sebaliknya. Namun Jely tidak bisa membenarkan itu semua. Itu sungguh tidak benar. Perasaan mereka di tujukan ke orang yang salah. Bukan masalah bagaimana karakter si orang itu, tapi lebih ke status yang sudah di sandangnya sekarang. Kecuali sama-sama tidak memiliki ikatan khusus dengan orang lain.
Dia bisa saja menjadi orang jahat yang tidak peduli akan itu semua. Menerima Jay kedalam hidupnya, dan membiarkan perasaan mereka semakin tumbuh kian harinya. Tanpa peduli akan perasaan gadis lain yang lebih dulu memiliki ikatan khusus dengan pemuda itu. Yang terpenting kebahagiaan dirinya nomor satu. Tetapi, sayangnya Jely bukan tipe orang yang seperti itu. Dia sungguh mencintai dan menyayangi dirinya. Dia ingin kebahagiaan selalu tertuju padanya. Namun, bukan berarti harus merasakan kebahagiaan itu di atas penderitaan orang lain. Karena karma akan selalu datang kapan saja tanpa kita minta. Tentu itulah yang membuat Jely bersikeras untuk tidak terlibat dengan hubungan siapapun. Apalagi harus sampai menjadi bagian di dalamnya.
Setiap orang memang pantas mendapatkan cinta dan kasih sayang dari siapa saja, bukan? Begitupun dengan Jely. Dia sama sekali belum pernah merasakan hubungan asmara selama hidupnya. Hanya berteman dan dekat dengan Eric, selaku sahabatnya. Dirinya dengan Eric pun hanya platonik. Tidak akan pernah lebih dari itu. Jadi, tidak masalah jikalau Eric ingin dekat dengan siapapun. Atau bahkan menjalin hubungan sekalipun.
Awalnya dia tidak menganggap perasaan itu benar-benar ada. Hanya sekedar hasrat atas sentuhan yang seakan meminta lebih. Reaksi pada tubuhnya yang kelewat sensitif. Bukan perasaan cinta atau apapun itu. Namun, justru berkat sentuhan itulah yang dapat menumbuhkan sebuah perasaan nyaman sekaligus sensasi pada dirinya sendiri. Hati yang secara tidak langsung dapat berdegup sangat kencang di saat bertemu atau bahkan berdekatan. Ya, dia akui dia telah merasakan itu semua.
Sorakan heboh tiba-tiba terdengar di tengah-tengah ruangan. Lebih tepatnya pada lantai papan dansa. Biasanya para pengunjung pasti akan menari-nari di tengah sana sembari membawa gelas atau bahkan botol minuman keras sekalipun. Menggerakan seluruh tubuh dengan bergabung bersama orang-orang yang tidak di kenal, namun seakan akrab dan sudah berteman lama.
Tetapi, bukan itulah yang menjadi pusat perhatiannya sekarang. Melainkan pada sepasang sejoli yang sedang bercumbu mesra di tengah sana, sumber dari sorakan itu terjadi. Saat ciuman itu sudah terlepas, secara tidak sengaja pandangan mereka pun bertemu. Namun, langsung di putuskan oleh pemuda itu yang sigap merangkul pundak orang yang barusan di ciumnya, dan berbalik membelakanginya.
Jely terdiam. Bungkam, tanpa sepatah katapun. Dia merasakan suatu sensasi pada dirinya, yang pernah dia rasakan pada saat di Restaurant waktu itu. Perasaan nyeri sekalipun sesak. Sakit. Cemburu. Seakan tidak terima.
Pun, dia hanya bisa tertawa miris. Perasaan yang tiba-tiba muncul, kini terpaksa harus di akhiri. Di hentikan segera. Sebelum itu akan semakin membuatnya sakit. Melupakan segala moment singkat yang pernah mereka lalui bersama. Perlahan, demi dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASIAN BABY GIRL | JAY ENHYPEN
Romance"Jika saja kau tidak membatalkan rencana pernikahan kita, aku pasti tidak akan repot-repot harus berbuat hal brengsek seperti ini." -Ongoing ©-MIMAAA-