Sebuah bentley putih terlihat memasuki basement gedung clubbing berlantai 4. Memarkirkan mobil tersebut tepat di seberang ruang lift berada. Karena kebetulan disana memang sedang kosong tempatnya. Setelah melepas seat belt, Jely pun mengecek sebentar keadaan makeup nya pada kaca di balik sun visor. Dan kemudian, mulai mengambil tas kecilnya yang terletak pada jok samping, tepat bertepatan dengan sebuah mobil yang tiba-tiba sudah terparkir di samping mobilnya. Jely terdiam. Mengamati setiap sudut mobil itu sebentar, dan refleks, matanya pun langsung terbelalak.
Itu mobil Jay. Jaguar hitam yang kerap dia pakai saat di Cambridge, dulu. Pun, Jely lekas keluar dari mobilnya, dan berjalan cepat menuju lift. Namun, baru beberapa langkah, dirinya langsung di halangi oleh sesosok pemuda ber hoodie abu-abu, dengan topi hitam yang menutupi setengah wajahnya. Sosok yang hingga saat ini tidak ingin Jely temui lagi.
"Noona,"
Jely pun mendengus, "Minggir!"
"Noona, please."
"Minggir, Jay!" Bentak Jely, tak tertahankan. Karena pada nyatanya, dia memang begitu membenci pemuda di depannya itu. Teramat.
Walau enggan, Jay pun pada akhirnya mengangguk pasrah. Dan menggeser tubuhnya perlahan. Membiarkan wanita itu berjalan melewatinya, tanpa ingin mencegatnya sama sekali.
"Kau harus tahu, sampai detik ini aku tidak pernah lagi bermain dengan wanita manapun. Dan," Jay menghela napas sejenak. "Aku bahkan tidak berhubungan dengan siapapun lagi. Karena aku masih benar-benar mengharapkan dirimu, Noona. Hanya dirimu. Hanya Park Jely."
Lantas, langkah kaki Jely pun langsung terhenti. Dengan Jay yang perlahan membalikkan tubuhnya, menghadap punggung wanita ber dress hitam itu, yang sepertinya enggan untuk berbalik menatapnya. Tapi setidaknya dia bersyukur, Jely masih mau berhenti untuk sekedar mendengarkan segala perkataannya yang masih ingin dia lontarkan.
Kedua sudut bibir Jay mulai terangkat tipis. Namun terkesan miris.
"Kau juga harus tahu bahwa sampai detik ini, aku terus memikirkanmu. Kapanpun dan dimanapun. Kau selalu ada di dalam pikiranku, noona. Kerap terlintas bahwa aku ingin sekali menemuimu, melihatmu, bahkan memelukku seperti dulu lagi. Namun bisakah?"
Jay menatap penuh putus asa kearah punggung Jely, dengan harapan bahwa wanita itu mau untuk sekedar menatapnya lagi. Walau hanya sebentar.
"Adakah kesempatan untukku lagi, noona?"
Tangan Jely reflek menggenggam kuat tali tas yang dia jinjing sedari tadi. Berusaha keras menahan diri untuk tidak berbalik. Dia harus kuat pada pendirian. Jangan sampai luluh lagi. Atau dia akan berakhir ke lubang yang sama lagi untuk kesekian kalinya.
"Aku sung-"
"Chagi-ya~"
Chagi-ya?
Jely pun langsung membalikkan badannya. Nampak ada sesosok gadis blonde yang sudah menggandengkan tangannya pada lengan Jay. Tersenyum begitu manis kearah pemuda itu. Pun, Jay berusaha melepas gandengan tangan Jiwon sembari menatap Jely was-was. Menggeleng-geleng. Seakan mengatakan bahkan ini semua tidak benar.
Namun, Jely sudah terlanjur salah paham. Menatap kedua sejoli itu dengan tajam, dan berbalik. Kembali melanjutkan langkahnya, tanpa menghiraukan panggilan dari Jay sekalipun.
'Dasar pembohong!'
===
Jiwon meneguk Wine nya dalam sekali tegukkan. Meletakkan gelas kecil tersebut keatas meja, dan menatap pemuda di sampingnya, yang sedari tadi masih setia memandang kearah wanita yang kini sedang asik menikmati minumnya di meja bar pada bagian sisi kiri mereka. Duduk tepat di bagian tengah, bersama dengan para pengunjung lainnya. Yang berbeda meja dengan mereka. Suasana di tempat ini sekarang memang terbilang sudah ramai sekali. Bar stool pun juga penuh. Untung saja masih ada tersisa dua untuk bisa mereka duduki. Tepat di bagian paling pojok kanan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ASIAN BABY GIRL | JAY ENHYPEN
Romance"Jika saja kau tidak membatalkan rencana pernikahan kita, aku pasti tidak akan repot-repot harus berbuat hal brengsek seperti ini."🔞 -Ongoing ©-MIMAAA-