Setelah kejadian kemarin lusa, Jely dan Jay tidak pernah di pertemukan lagi. Syukurlah. Jadi Jely benar-benar bisa melupakan pemuda itu, dan fokus pada dirinya maupun karirnya saat ini.
Kedua tungkai berbalut heels boot hitam itu mulai berjalan memasuki pintu masuk lobby perusahaannya. Kepala terangguk membalas sapaan setiap karyawan yang yang tidak sengaja berselisihan maupun berbarengan dengannya. Kemudian langkahnya pun berhenti di depan Resepsionis, di saat petugas tersebut kebetulan ada memanggilnya.
"Ada apa?"
"Ini, ada seseorang yang menitipkan bunga ini untuk anda, Sajang-nim" Ujar salah satu petugas itu, sembari menyerahkan se bucket bunga Peony putih yang cukup besar, ukurannya. Lantas, membuat Jely mengernyit bingung.
"Dari siapa?"
"Dia tidak ingin memberitahunya, Sajang-nim. Dia hanya mengatakan untuk menyerahkan bunga ini kepada Anda."
Aneh. Sungguh membuat Jely semakin bertanya-tanya jadinya. Namun pada akhirnya, dia pun menerima bucket bunga tersebut, dan mulai melanjutkan langkahnya. Setelah berucap terima kasih kepada petugas itu.
Mungkin kalau sekali saja, dia bisa memaklumi dan tidak ingin ambil pusing. Tapi kalau sampai berkali-kali, atau bahwa setiap hari, tentu Jely makin tambah heran jadinya.
Siapa sebenarnya orang tak di kenal yang sudah mengirimkan bucket bunga Peony putih untuknya dalam empat hari berturut-turut?
Mungkinkah-
Tidak. Tidak mungkin. Atas dasar apa orang itu mengirimkan bunga untuknya? Jay orang yang nekat. Dia pasti bisa saja sudah menemuinya secara langsung tanpa harus dari perantara siapapun. Tapi- tunggu. Tapi kenapa setiap dugaan selalu tertuju padanya? Kenapa harus dia? Bisa saja orang lain, bukan? Atau penggemar rahasianya mungkin? Atau jangan-jangan Tuan Jeon? Entahlah, dia tidak tahu.
Kini langkahnya mulai memasuki lobby. Hari ini dia sengaja datang lebih awal, agar bisa mengetahui langsung siapa 'orang' tersebut. Namun, langkahnya langsung terhenti. Kedua netra yang terlapis kacamata hitam itu pun mulai menajam kearah depan. Nampak sesosok pria berpakaian serba hitam, dengan topi yang hampir menutupi wajahnya. Sedang menyerahkan bucket bunga yang sama seperti yang dia terima dalam beberapa hari belakangan. Dari perawakannya, sama sekali bukan seperti apa yang sudah dia duga. Pun, Jely mulai melanjutkan langkahnya kearah sosok tersebut. Dan di waktu yang bersamaan, orang itu juga mulai membalikkan tubuhnya. Ekspresinya nampak terkejut sekali saat mendapati Jely yang sudah berdiri tetap di hadapannya.
"Anda siapa? Dan, siapa yang sudah menyuruh Anda untuk mengirimkan bunga itu untuk saya?" Tanya Jely langsung. Mengintimidasi. Yang mampu membuat sosok tersebut langsung gelagapan bukan main.
"Ma-maaf. Saya hanya bertugas untuk mengantarkan saja. Dan saya tidak bisa mem-"
"Katakan siapa? Atau aku tidak ingin menerima bunga itu lagi."
Penuturan Jely semakin membuatnya makin gugup dan gelagapan. Dia harus bagaimana sekarang?
Kalau dia memberitahukannya, pasti dia bakal kena marah, nanti. Tapi kalau dia tidak memberitahukannya, yang ada malah semakin kena marah, karena Jely tidak ingin menerima bunga itu lagi. Aduh, bingung jadinya kan.
Jely mulai bersedekap dada. Mencoba untuk tetap sabar sampai orang itu benar-benar mau mengatakan yang sebenarnya.
"J-jadi, yang menyuruh saya adalah," sosok bertopi hitam itu sengaja menggantungkan kalimatnya. Sungguh, dia benar-benar takut sekali. Gugup sekaligus was-was.
"Tuan,
Park Jong Seong"
Mata Jely langsung terbelalak. Dia tentu tahu siapa pemilik nama asli tersebut. Siapa lagi kalau bukan mantan kekasihnya sendiri, Jay. Berarti dugaannya benar. Di tambah bunga yang sudah orang itu kirimkan kepadanya, yaitu Bunga Peony putih. Dia sempat mencari tahu arti dari bunga tersebut yang merupakan sebuah penyesalan atau penebus kesalahan. Apa Jay sungguh-sungguh sudah menyesal? Kalaupun iya, Jay tidak perlu melakukan ini kepadanya. Dia kan malah jadi- ARGHH SIAL!
KAMU SEDANG MEMBACA
ASIAN BABY GIRL | JAY ENHYPEN
Romance"Jika saja kau tidak membatalkan rencana pernikahan kita, aku pasti tidak akan repot-repot harus berbuat hal brengsek seperti ini." -Ongoing ©-MIMAAA-