Kepala Jay tertoleh sekilas. Nampak sesosok wanita di sampingnya yang hanya duduk termangu sejak menjemput Jay dari Kampus beberapa menit yang lalu. Badan tersandar, dan pandangan lurus kedepan. Jay tentu paham apa yang di pikirkan kekasihnya itu sekarang. Mencoba dalam tahap menerima dan mengikhlaskan. Walau Jely pun masih belum tahu seperti apakah sosok orang itu. Apakah bisa membuat Daddy nya bahagia? Atau malah sebaliknya? Dia hanya berdoa, semoga Daddy nya benar-benar telah mendapatkan wanita yang tepat. Dan siap menggantikan sosok sang mendiang. Ya walau pada nyatanya, Ibu kandungnya tidak akan pernah tergantikan. Sampai kapanpun.
Tanpa sepatah katapun, Jay mulai meraih tangan kanan Jely, dan menggenggamnya erat. Mengusap-usap lembut dengan ibu jarinya, yang mampu membuat Jely langsung tersadar. Menoleh kearah Jay yang sudah memperlihatkan senyum hangatnya. Walau hanya bisa menatapnya sekilas, karena harus fokus pada jalanan di depan.
"Aku selalu di sini buat Noona." Ujar Jay, sangat lembut. Tentu mampu membuat Jely tidak bisa menyembunyikan senyum harunya lagi. Dia merasa beruntung. Bersyukur.
Kemudian, Jely pun sigap melepas seatbelt nya dan langsung mencondongkan tubuhnya ke samping, guna mengecup pipi Jay penuh penekanan.
"Thank you" bisik Jely.
Jay melongo. Untung saja dia tidak oleng dan berakhir menabrak sesuatu, atau lebih parahnya malah menabrak pengendara lain. Karena aksi Jely yang begitu tiba-tiba.
"Bagaimana sekolahmu hari ini?" Tanya Jely saat kembali duduk dan memasang seatbelt nya.
"Baik, seperti biasa. Tapi minggu depan akan ada ujian bulanan."
"Benarkah?" Tangan Jely mulai mengusap lembut pipi sekaligus rahang pemuda itu. "Kau tenang saja, aku pasti akan membantumu"
Jay mengangguk. Memperlihatkan senyum manisnya sembari menggenggam erat tangan wanita itu, dan mengecupnya dalam.
Dua puluh menit kemudian, mereka pun masuk di pekarangan tempat makan yang ingin mereka kunjungi. Namun, di saat ingin memarkirkan mobil, Jay justru langsung berhenti mendadak. Membuat Jely terkejut dan hampir terbentur dengan dashboard di depan, kalau saja Jay tidak sigap menahan kepalanya.
"Oh! Maaf, noona"
"Ada apa sih, Jay?" Tanya Jely, nampak kesal. Namun, pandangannya refleks menghadap kedepan. Di saat Jay yang langsung mengintrusikan dengan dagunya. Dan mampu membuat mata Jely pun terbelalak seketika.
"Dia masih berada di kota ini?" Tanya Jely mengintimidasi. Pun, Jay sigap menggeleng keras. Gelagapan. "Aku juga tidak tahu, Noona. Aku pikir dia sudah balik ke Seoul, setelah aku menyusulmu ke LA kemarin."
Mendengus. Jely menyandarkan tubuhnya. Menatap lurus kedepan, yang dimana terlihat sepasang sejoli yang mulai berjalan kearah pintu masuk sembari bergandengan tangan. Gadis bersurai coklat ombre biru dan sesosok pemuda bersurai hitam, dengan wajah blasterannya. Tentu dia merasa tidak asing lagi dengan kedua orang itu. Siapa lagi kalau bukan Winter dan Jake. Ngomong-ngomong soal Jake, Jely langsung teringat dengan kekasih Daddy nya. Mendadak, membuat mood nya menjadi hancur seketika.
"Putar balik."
Seakan paham, Jay pun langsung mengangguk dan memutar arah menuju keluar dari pekarangan tempat tersebut. Dan itu berarti mereka tidak jadi makan disana. Walau padahal Jay ingin sekali memesan Mcflurry topping oreo yang begitu nikmat di santap pada saat siang menuju sore begini. Tapi untuk saat ini, mood Jely lah yang terpenting. Mereka bisa kesana lagi lain waktu.
"Noona~" panggil Jay, hati-hati. "Noona ingin makan dimana?"
Jely menghela napas, "Burger king. Aku ingin makan burger."
KAMU SEDANG MEMBACA
ASIAN BABY GIRL | JAY ENHYPEN
Romansa"Jika saja kau tidak membatalkan rencana pernikahan kita, aku pasti tidak akan repot-repot harus berbuat hal brengsek seperti ini." -Ongoing ©-MIMAAA-