Liberation Java Island (Part 1: North Java)

48 4 0
                                    

Gadis kapal Royal Navy benar-benar mengalami demoralisasi berat, pasalnya komandan mereka mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan mereka semua.

KGV awalnya sangat bersemangat kini menjadi lesu karena memikirkan nasib komandan yang telah memimpin armadanya selama puluhan tahun.

Para gadis ini bertahan di pulau Langkawi yang berada dekat dengan Selat Malaka, mereka berhasil mundur ke Langkawi berkat keberanian KGV memimpin penarikan mundur dari Stabat melalui Selat Malaka.

Elizabeth hanya bisa merengek seperti anak kecil ketika semua gadis kapalnya hanya bisa tertunduk lesu, dia masih saja manja meski situasinya sedang tak kondusif.

Di atas kabin Kuznetsov, Reina menerima sinyal dari Indomitable yang mengirim morse pada Kuznetsov. Dia menerjemahkan setiap kalimat dari Indomitable.

"Lidya-san ... aku menerima morse dari Indomitable ... isinya mengatakan bahwa gadis kapal Royal Navy dipukul mundur dari Stabat dan kini bertahan di Langkawi." Reina menyampaikan laporannya pada Lidya.

"Ini pasti ulahnya Jenderal Hachiro ... komandan angkatan bersenjata Jepang di Sumatra ... tak kapok juga ya dia meski kalah di operasi Konsomolents tapi komandannya tetap mempertahankan dia." Lidya mengatakan semua hal tentang fakta yang terjadi di lapangan.

Reina yang mendengar itu terkejut karena dia tak percaya kalau Lidya bisa tahu sedetail itu, dalam pikirannya dia pasti sudah banyak pengalamannya jadi bisa tahu lawannya itu.

Sementara itu di kapal Missouri, waktu pagi pun datang. Semua gadis sudah terbangun dan melanjutkan kembali pertempuran.

"Pagi-pagi-pagi luar biasa!" Fiona terbangun sembari berteriak gembira.

"Nampaknya komandan cukup senang hari ini." Missouri tersenyum sembari menyiapkan teh.

"Tentu saja ... perang akan berakhir ... aku bisa kembali ke pekerjaan lamaku sebagai petugas gudang sekaligus pengawal pribadi." Fiona menyeruput teh sembari kegirangan.

"Mengawal siapa ?" Missouri tertarik bertanya tentang pekerjaan Fiona.

"Itu ... rahasia perusahaan." Fiona sedikit tertawa mengatakannya.

Pagi itu, semua gadis kapal beserta kapalnya bersiap membom Jepara serta Rembang dari kejauhan. Disana terdapat 4 pertahanan pantai Jepang yang akan merepotkan pasukan pendarat.

Armada timur serta armada barat digabung menjadi satu, hanya sekitar 4 gadis kapal yang siap sementara sisanya harus menjalani perbaikan total setelah bertempur hampir beberapa bulan lamanya tanpa istirahat.

Keempat gadis kapal itu antara lain Minsk,Stalingrad,Franklin D.Roosevelt serta Worcester. Mereka berempat berperan penting selama operasi pembebasan front timur Indonesia dari cengkraman Jepang. Kali ini mereka ditugaskan untuk membantu pembebasan front barat.

"Kapal induk Minsk melapor untuk bergabung dengan armada anda komandan" Minsk melapor melalui radio, kemudian diikuti tiga gadis kapal lainnya.

"Komandan front barat Letnan Kolonel Fiona Evergarden disini ... aku harap kita bisa bekerja sama." Fiona menyambut kehadiran mereka dengan ramah melalui radio Missouri.

Empat kapal itu merapatkan posisi mereka di belakang Midway, dengan ini maka armada Fiona bertambah jumlahnya yang semula 7 gadis kapal menjadi 11 gadis kapal.

"Fiona ... disini markas ... kalian diperintahkan untuk menyerang Rembang ... Tuban ... Jepara ... serta sebagian kecil Kudus." Reina memberi instruksi dari Kuznetsov.

"Dimengerti, kami akan bergerak menuju titik yang sudah ditentukan." Fiona menjawab perintah Reina.

Pasukan Fiona langsung bergerak cepat di bawah panduan Reina, mereka menyerang kota Jepara,Rembang serta Tuban. Kota itu diserang dengan seluruh kekuatan dari persenjataan gadis kapal.

From Outcast To Commander Of A Ship GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang