Mundur, Sebelum Dimusnahkan Musuh!

20 2 0
                                    

Vladivostok, 21 Oktober 2015

Lidya sedang menjalani pemeriksaan oleh Irtysh, Irtysh merawat Lidya dengan baik sehingga pasiennya merasa nyaman ketika berada di dekatnya.

"Tidak seharusnya komandan bersikap begitu ... aku tahu jika komandan kesal tapi kau tak harus melukai dirimu sendiri untuk meluapkannya." Irtysh membersihkan luka di tangan Lidya.

"Aku kelepasan, aku tak suka mendengar ada seseorang yang menghina kebiasaan atau kepercayaan dalam agama seseorang." Lidya curhat pada Irtysh.

"Perihal Letkol Zulaikha ? Memang dia bisa dibilang minoritas disini tapi seharusnya kita menghargainya ... apa orang-orang tak mengerti adab beragama ?" Irtysh menjawab curhatan Lidya.

"Darimana kau tahu ?" Lidya terkejut.

"Letkol Zulaikha yang curhat padaku ketika pengecekan kesehatan rutin, dan juga ... komandan pasti tak asing dengan orang ini yang lumayan cerdik." Irtysh sengaja memberi teka-teki pada Lidya.

"Sudah tahu itu, tak lain dan tak bukan adalah Fiona." Lidya dibaringkan Irtysh.

Sementara itu Fikatsia diintrogasi oleh Fiona dan Letkol Zulaikha tentang tindakannya di depan Letkol Lidya, Letkol Zulaikha diminta Fiona untuk ikut mengintrogasi karena permintaan ini datang langsung dari Lidya dan juga Fiona.

"Merendahkan kepercayaan seseorang adalah hal yang sangat tidak etis ... ada pasalnya, tapi jika kau bersikeras maka bersiaplah dengan konsekuensi yang akan kau dapat." Fiona mengancam Fikatsia.

"Dalam kepercayaanku, jika direndahkan maka harus sabar ... daripada itu apa tak berlebihan Fiona ?" Letkol Zulaikha merasa tak enak.

"Sekarang aku adalah pedangmu ... kau bebas memerintahkan aku melakukan apapun padanya." Fiona menyerahkan lencana FSB pada Letkol Zulaikha sebagai jaminan.

"Melawan orang sepertimu ? Kau itu terlalu lemah! Lepaskan saja kerudungmu Letkol ... benda itu tak pantas berada dikepalamu." Fikatsia mencoba memanas-manasi Fiona.

Letkol Zulaikha awalnya ragu mengambil lencana FSB milik Fiona tapi ketika dirinya mendengar hal itu dia tak ragu mengambilnya sebagai jaminan.

"Aku percaya kau itu kuat, tapi kau malah menyalahgunakan kekuatan itu untuk mendiskriminasi orang sepertiku ... hadapi dia, Fiona!" Letkol Zulaikha memerintahkan Fiona untuk memberi Fikatsia perhitungan atas tindakannya.

"Nanti akan kuambil lagi setelah selesai berurusan dengannya." Fiona melepas jas hitam lalu mulai memasang perban pada tangannya.

"Berhati-hatilah, dia orang yang curang." Letkol Zulaikha sedikit memperingatkan Fiona.

"Kenapa kau memerintahkan dia ? Apa kau terlalu lemah berhadapan denganku ?" Fikatsia terus menerus memanas-manasi Zulaikha.

"Aku takut kau patah tulang permanen jika harus melawanku langsung, sebagai gantinya kau hadapi dia." Zulaikha balik mengintimidasi Fikatsia.

"Sombong sekali, bilang saja takut." Fikatsia meragukan Zulaikha.

"Nona Fikatsia, sebaiknya kita selesaikan ini semua dengan cepat ... aku tak suka bicara panjang lebar." Fiona sudah mengambil kuda-kuda.

"Mau kalah saja banyak tingkah." Fikatsia meragukan Fiona.

Tak seperti sebelumnya, Fiona kali ini bernisiatif menyerang Fikatsia terlebih dahulu. Dia tak mau mengulangi kesalahan yang sama ketika pertamakali melawan Fikatsia dengan membiarkannya leluasa menyerang.

Fikatsia tak leluasa bergerak karena dia harus sebisa mungkin menahan serangan brutal dari Fiona yang terus menerus melayangkan pukulan dan sesekali menendang dengan kuat.

From Outcast To Commander Of A Ship GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang