Murmansk, 19 Desember 2014
Letnan Polisi Satu Marchalyn mengunjungi Fiona yang sedang berlatih di lapangan belakang asrama polisi wanita, dia menyemangati rekannya tersebut agar tak putus asa mengingat Fiona masih memiliki jalan panjang mengingat usianya baru menginjak 22 tahun.
Fiona menepi sejenak untuk beristirahat, dia menggunakan handuk kecil untuk membersihkan keringat yang membasahi tubuh. Marchalyn menjadi sedikit merinding karena dia dapat melihat dengan jelas hasil latihan Fiona selama ini.
"Para atasan termasuk Mayor Polisi Belova sedang berusaha mempertahankanmu disini ... kau tak boleh patah semangat semudah itu." Marchalyn mencoba menghibur Fiona.
"Sebenarnya aku masih dapat bertugas ... namun status bebas tugas itu sangat tak mengenakkan ... selama ini aku bekerja dengan baik tapi kenapa mereka melakukan itu." Fiona sedikit kelelahan sembari mengelap keringat di tubuhnya.
"Surat itu datang dari markas Kremlin ... markas Murmansk tak dapat berbuat banyak selain hanya menyerahkannya pada yang bersangkutan ... Bu Belova memberitahuku bahwa surat itu ditandatangani oleh perdana menteri langsung." Marchalyn sedikit menurunkan nadanya.
"Kenapa perdana menteri repot-repot mengurus surat kepolisian ... dan kenapa hanya aku ?" Fiona merasa keberatan.
"Mungkin karena kau memiliki keistimewaan tersendiri yang tak kau sadari." Marchalyn mencoba sedikit menerka.
"Ahahaha kau ini bicara apa ... lagipula aku hanya berusaha menjalankan tugas sebaik mungkin ... tapi aku tak keberatan menerima hal ini ... anggap saja aku melakukan kesalahan yang tak kusadari tapi orang lain yang menyadarinya." Fiona berusaha sabar.
"Aku tahu kau tak menyukainya tapi kau nampak pasrah dengan keadaannya." Marchalyn menyadari ada yang janggal dengan perkataaan Fiona.
"Ada satu hal yang membuatku bersedih ... silahkan kau baca sendiri." Fiona mengeluarkan sepucuk surat dari tas miliknya lalu memberikannya pada Marchalyn.
"Hm ? Ini surat dari angkatan udara ... jika kau tak keberatan aku ingin mengetahui isinya." Marchalyn agak gemetar.
Fiona menerima surat tersebut tepat berbarengan dengan surat pembebastugasan dirinya, ketika membacanya hatinya hancur karena mengetahui jika kekasihnya Sharnikov sudah gugur dalam sebuah pertempuran dekat Sungai Dnieper. Dia memilih untuk berlatih agar dapat melupakan kesedihannya tersebut, Marchalyn yang mengetahui hal ini semakin bersemangat untuk mengembalikan semangat Fiona yang agak redup.
"Semua sudah terjadi ... kita tak dapat menundanya ... yang bisa kita lakukan hanya terus hidup dan menjalani semuanya dengan bersyukur." Marchalyn sedikit memotivasi Fiona.
"Terimakasih, Marchalyn ... kau sudah menyempatkan waktu untuk menengok diriku yang sedang bebas tugas ini." Fiona menjabat tangan Marchalyn.
"Dengan senang hati kawan." Marchalyn tersenyum pada Fiona.
Vladivostok, 19 Desember 2014
Pangkalan Vladivostok lagi-lagi diserang oleh Jepang, kali ini Jepang mengerahkan 12 gadis kapalnya untuk menyerang. Ketika hendak menduduki daratan yang berhasil dibombardir tiba-tiba satu pasukan gadis kapal berseragam marinir yang terdiri dari 12 gadis kapal selam, 1 gadis kapal induk, 4 gadis kapal jelajah menyerang balik dengan memegang perintah dari Mayor Lidya.
"Diserang berkali-kali ... direndahkan berulang kali ... apa ini jawaban yang ingin kau dapatkan ?" Lidya memimpin penyerangan dari kapal tempur Vladivostok yang sedang dalam mode kapal.
Serangan balik Rusia berhasil memukul mundur gadis kapal Jepang dari wilayah perairan Rusia, setelah serangan tersebut Lidya memberi perintah agar Jepang dibombardir dari jauh karena dia tahu bahwa ada beberapa daerah di Jepang yang sudah dikuasai BETA namun masuk dalam jarak tembak rudal maupun roket dari Vladivostok.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Outcast To Commander Of A Ship Girl
FanficMenceritakan tentang petualangan seorang gadis berbakat yang dibuang keluarganya karena berbeda, bagaimana kisahnya ? mari kita saksikan bersama Sinopsis : Fiona Evergarden adalah gadis berusia 20 tahun, dia berhasil masuk sekolah ternama di Inggr...