Geneva Swiss, 22-24 Agustus 2014
Sidang darurat PBB dilaksanakan selama dua hari di Geneva Swiss, Swiss dipilih karena selalu dapat menjadi pihak yang netral. Agenda sidang adalah membahas cara agar seluruh kekuatan dunia bersatu melawan invasi BETA.
Rusia diwakili oleh Sergei Akimov yang merupakan rekan Perdana Menteri Pramashenko, dia sudah dibekali oleh banyak bukti kejahatan Jepang pada Rusia yang sedang terjadi di timur jauh.
Ketika Rusia menyampaikan bukti kejahatan perang unit taktis garda kekaisaran Jepang terhadap penduduk sipil di pesisir timur Nakhodka semuanya terdiam karena bukti tersebut valid dan dapat dibuktikan. Hal ini tentu saja membuat PBB menjatuhkan sanksi berat terhadap Jepang karena mencoba mengganggu kedaulatan Rusia.
Bukti tersebut semakin lengkap setelah Lidya mengirim rekaman kesaksian korban yang berhasil lolos dari pembantaian oleh unit taktis garda kekaisaran, mantan anggota resimen pasukan lintas udara itu tak ragu mengirim rekaman tersebut agar seluruh dunia tahu keburukan unit garda kekaisaran milik Jepang.
Jepang tak dapat berkutik karena PBB memberi sanksi berat, Amerika Serikat tercengang dengan kemampuan Perdana Menteri Pramashenko dalam menghadapi ancaman kedaulatan Rusia.
United Nation memutuskan bahwa bantuan bagi Jepang dalam pengembangan unit taktis dicabut dan dialihkan pada Rusia. Dengan keluarnya keputusan tersebut maka angkatan udara Rusia mendapat unit taktis buatan negara barat yang dikenal sanggup menyaingi kekuatan unit taktis Rusia.
Vladivostok, 25 Agustus 2014.
Setelah jatuhnya sanksi UN terhadap Jepang maka pangkalan Vladivostok mendapat jatah unit taktis F-25 sebanyak 300 unit sementara Kamchatka mendapat 150 unit, otomatis pangkalan Timur Jauh menjadi sangat kuat karena banyak unit taktis berkumpul.
Menyadari negerinya terancam, Yuuhi mengirim Yui dan Noshikawa menghadap Mayor Lidya di pangkalan front Timur Jauh Rusia Vladivostok. Keduanya sempat menolak tapi karena didesak maka keduanya segera berangkat.
Sesampainya di pangkalan Vladivostok mereka berdua terkejut melihat banyak unit taktis dari berbagai negara terparkir rapih bersanding dengan unit taktis Rusia. Tanpa banyak bicara keduanya langsung menemui Mayor Lidya di ruangannya.
"Ada yang bisa kami bantu ?" Lidya bertanya tanpa menatap lawan bicaranya.
"Negara kami diembargo besar-besaran ... unit taktis bantuan dari Amerika ditarik mundur ... kami kewalahan menghadapi BETA ... tolong bantu kami." Noshikawa berlutut pada Lidya yang malas menatapnya.
"Tak perlu berlutut begitu ... berdirilah ... jaga harga dirimu sebagai sekjen PBB ... kau menangis darah sekalipun aku sudah tidak peduli ... ribuan rakyat sipil yang tak berdosa kau bunuh secara sadis tapi kau masih meminta bantuan pada kami semua ? Apa kau tak punya hati ?" Lidya masih tak melupakan pembantaian Nakhodka yang menewaskan 3700 penduduk sipil.
"Kesampingkan soal pembantaiannya ... tapi kami benar-benar membutuhkan bantuan kalian unit taktis Rusia." Yui mencoba melobi Lidya.
"Meski aku tak kenal mereka tapi mereka berarti bagiku ... mereka menganggapku sebagai keluarganya ... aku akan dicap gagal melindungi mereka semua hanya karena perbuatan unit taktis garda kekaisaran! Apa unit taktis garda kekaisaran dibentuk hanya untuk membantai warga sipil yang tak bersalah ?" Lidya balik bertanya pada Yui.
Yui tak bisa berkata-kata karena unit taktis garda kekaisaran yang seharusnya melindungi Jepang dari ancaman BETA malah menginvasi Rusia lalu membantai ribuan rakyat sipil tak bersalah.
"Unit garda kekaisaran dibentuk untuk melindungi kedaulatan tapi ... tapi kenapa membantai ribuan orang tak bersalah ... seharusnya mereka melindungi negeri dari ancaman BETA." Yui sedikit kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Outcast To Commander Of A Ship Girl
FanfictionMenceritakan tentang petualangan seorang gadis berbakat yang dibuang keluarganya karena berbeda, bagaimana kisahnya ? mari kita saksikan bersama Sinopsis : Fiona Evergarden adalah gadis berusia 20 tahun, dia berhasil masuk sekolah ternama di Inggr...