Invasi BETA (Bagian 8 : Konflik Internal Bagian 2)

17 4 0
                                    

Kremlin, 6 Desember 2014.

Situasi di Kremlin memanas setelah Kaliningrad jatuh ke tangan BETA, Presiden Putin mendapat ancaman pembunuhan berulang kali hingga terpaksa diungsikan di ruang bawah tanah Kremlin.

Presiden Putin memimpin rapat konsolidasi pasukan dari ruang bawah tanah melalui radio yang terhubung ke ruang utama.

Rapat berlangsung selama beberapa jam hingga pergantian hari, hasil rapat pada intinya adalah menunjuk Letjen Durov sebagai panglima militer dan Laksda Nikolai Pramashenko diizinkan memproduksi banyak unit taktis demi keselamatan seluruh warga sipil. Namun dia harus mengorbankan jabatannya untuk sementara waktu.

Dr. Elena yang mendapat berita tersebut sangat kegirangan karena dia dapat terus berinovasi dengan mengajak beberapa ilmuwan dari perusahaan Marchen tempatnya bekerja.

Tapi dengan ditunjuknya Durov otomatis hanya matra darat yang mendapat perlakuan khusus sehingga menimbulkan kecemburuan di kalangan angkatan udara dan angkatan laut. Hal itu dibuktikan dengan mewajibkan semua pemuda Rusia masuk angkatan darat tanpa memilih angkatan lain.

Mayjen Tikhomirov dan Laksamana Madya Nikolai Semenov keberatan dengan langkah tersebut tapi keduanya tak bisa mengelak karena perintah ini datang dari Presiden Putin selaku atasan mereka.

Vladivostok, 7 Desember 2014

Setelah sekian lama dirawat akhirnya Kapten Lidya kembali ke kesatuan lamanya, anak buahnya sangat merindukan kepemimpinan Lidya yang tegas serta cekatan dalam mengambil tindakan.

"Selamat datang kembali Kapten!" Kiev menyambut Lidya dengan semangat.

"Hehehe ... Kiev selalu bersemangat." Lidya sedikit datar dalam merespon Kiev.

"Apa aku ketinggalan sesuatu ?" Lidya agak bingung.

"Kuharap Kapten tak terkejut jika mendengarnya ... sekitar 25 anggota batalyon dari keseluruhan 95 anggota ditarik oleh PBB untuk membantu PBB dalam rangka serangan balik terhadap BETA yang mencoba menguasai Sapporo." Kiev perlahan menyampaikan laporan dari garis depan agar Lidya tak depresi.

"Siapa yang menggerakan mereka ?" Lidya agak khawatir.

"Letnan Jenderal Durov ... kami tak berani melanggar perintah karena datang dari presiden Putin." Kiev mulai khawatir.

"Mau saja ditipu oleh Durov ... tapi bagaimana dengan kondisi mereka yang dikirim ke Sapporo ?" Lidya sedikit kesal.

"Selamat semuanya meski mengalami diskiriminasi oleh garda kekaisaran." Kiev mulai bicara terbuka.

"Tak apa-apa ... yang penting unit kita bisa unjuk gigi di depan PBB ... itu ide bagus." Lidya memaklumi situasinya.

"Syukurlah anda tak terlalu memikirkannya." Kiev menghela nafas lega.

"Apa untungnya untukku ? Lebih baik aku kembali ke rutinitas biasa ... sudah biasa bagi kita diremehkan oleh negara lain meski kita sudah menolongnya sekuat tenaga." Lidya tak terlalu serius menanggapi Kiev.

"Maaf aku mengganggu pembicaraan kalian tapi ada perwakilan DK PBB berkunjung kemari." Sovershenyy tiba-tiba menyela.

"Siapa namanya ?" Lidya mulai curiga.

"Yuuko ... beliau saat ini berada di pos keamanan." Sovershenyy memberikan laporan singkat.

"Kouizuki Yuuko ... nama yang tak asing bagiku ... Sovershenny Kiev siap-siap ... tamu kita ini bukan tamu biasa." Lidya tiba-tiba memerintahkan dua gadis kapalnya untuk bersiap.

"Siap laksanakan!" Dua gadis kapal itu langsung berganti seragam.

"Akhirnya kamu kemari juga ... aku harap kau kemari tak membawa Noshikawa ataupun Saeko." Lidya bergumam sembari terus berjalan.

From Outcast To Commander Of A Ship GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang