Polwan Cerdik Dan Terampil

18 1 0
                                    

Vladivostok, 21 Agustus 2014

Markas Armada Pasifik di Vladivostok digempur habis-habisan oleh unit taktis milik Jepang terutama unit garda kekaisaran, hal ini melanggar pakta netralitas diantara kedua negara sehingga mau tak mau Kapten Lidya mengungsikan banyak penduduk ke daerah tidak terdampak konflik.

Unit garda kekaisran bermaksud meminta bantuan karena BETA sudah menduduki sebagian besar wilayah Prefektur Ishikawa tapi permintaan tersebut tak ditanggapi oleh Kapten Lidya karena pasukannya masih dibutuhkan untuk membentengi Kamchatka.

Yuuko dan Yui terpaksa mengambil jalan sendiri mengabaikan peringatan dari Yuuhi yang jelas-jelas melarang jalan kekerasan untuk membujuk Rusia agar mau membantu Jepang.

Fregat Marshal Shaposhnikov segera merespon dengan menembak jatuh 5 unit taktis yang mencoba menjangkau pos batalyon unit taktis 102, meski tubuhnya tak sebesar gadis kapal lain tapi Shaposhnikov mampu menunjukan kekuatan sesungguhnya.

Kapten Lidya segera menelepon Pramashenko agar dapat diizinkan menggerakan batalyon 102 dan 191 tapi sang perdana menteri memilih untuk melakukan pertahanan saja karena hal ini dapat dijadikan bukti laporan pada PBB bahwa Jepang melakukan invasi kembali setelah terakhir pada operasi Konsomolents.

"Komandan ... saya ingin melaporkan bahwa Jepang menyerang dengan unit garda kekaisaran ... apa saya dapat menggerakan batalyon 102 dan 191 ?" Lidya berusaha meminta izin.

"Sebisa mungkin kau bertahan ... jangan melakukan serangan balik ... aku akan menepuh jalan diplomasi." Pramashenko memberi intruksi pada Lidya.

"Apapun perintah anda pasti akan kami lakukan sebaik mungkin." Lidya menyanggupi permintaan Pramashenko.

"Pintar ... tapi dia tak tahu situasi di lapangan seperti apa." Lidya bergumam setelah menutup telepon.

Seluruh rakyat sipil dievakuasi tapi tak sedikit yang ingin bergabung dengan unit militer demi mempertahankan tanah air mereka, Lidya tak punya pilihan selain merekrut serta memberi pelatihan keras pada mereka semua karena ini bukan latihan perang biasa tapi perang sungguhan.

Kremlin, 21 Agustus 2014

Marsekal Zhukov melaporkan pada Presiden Putin bahwa BETA menyerang Jerman dan negara-negara di front barat karena habitat mereka berada di Inggris, Inggris sendiri sudah dikuasai BETA setelah 6 juta penduduk dan militer menjadi korban.

"Seperti ini gambaran situasi di front barat ... pasukan Prancis dan Jerman bahu membahu melawan invasi musuh yang berusaha masuk ke daratan eropa ... beberapa unit taktis dikerahkan seperti Mirage 2000, Rafale, dan F-5G Tornado ... sejauh ini cukup efektif ... namun di sisi kita ... front timur jauh melakukan pertahanan dengan sangat disiplin walau diserang Jepang yang bermaksud meminta bantuan pada mereka ... situasi di front barat Rusia masih stabil ... garnisun di Ivangorod berhasil membuat kemajuan menuju Narva ... batalyon 61 di Utara bertindak defensif sebagai respon atas munculnya garnisun Swedia di perbatasan ... demikian laporan dari saya." Marsekal Zhukov menutup laporannya.

"Laporan yang menarik ... tapi kita harus menjaga kewaspadaan seluruh pasukan terutama pada front Timur Jauh dan front Utara ... lanjutkan kerja bagusmu Marsekal ... jangan mengecewakan saya." Putin kagum pada laporan Marsekal Zhukov.

"Akan saya laksanakan setiap perintah anda dengan baik ... saya permisi." Zhukov berpamitan pada Putin.

Perdana Menteri Pramashenko masuk ruangan untuk melapor pada Presiden Putin tentang rencana diplomasi dengan banyak negara.

"Pak Presiden saya ingin melaporkan bahwa Jepang menyerang tanpa peringatan ... saya memilih langkah diplomasi sebagai jalan tengah ... saya tak ingin mengorbankan banyak pasukan untuk melawan invasi Jepang di Timur Jauh ... saya ingin pasukan kita berjuang mengusir BETA yang jelas menjadi ancaman nyata daripada harua terjebak dalam konflik seperti ini." Pramashenko memberi laporan singkat.

From Outcast To Commander Of A Ship GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang