Keluargaku Sumber Informasiku

18 3 0
                                    

Khabarovsk, 17 Februari 2016

Baru saja turun dari truk kargo yang mengantarnya dari Vladivostok ke Khabrovsk, Fiona langsung dihadapkan dengan beberapa preman yang hendak merampoknya.

"Nona, kau terkepung ... kau sendirian ... kami tujuh orang ... serahkan hartamu cepat!" Ketua preman mengancam Fiona dengan pisau tepat di depan lehernya.

"Ambil saja, lagipula isinya tak berharga." Fiona mulai berpura-pura.

"Semudah itukah ?" Ketua perampok heran dengan Fiona yang memilih pasrah.

"Selama kau tak menyentuhku, ambil saja semuanya." Fiona terus berpura-pura.

"Kau hanya wanita biasa, aku akan memaksamu untuk melayaniku hahahaha." Ketua preman mulai mendekati Fiona.

Ketua preman mencoba memegang tangan Fiona tapi Fiona mengunci lengannya dengan cepat, padahal dia sudah memberi semuanya tapi jika tubuhnya disentuh juga itu sangat tidak disukai Fiona.

"Manusia memang serakah, contohnya kau ini ... aku sudah menyerahkan semua hartaku malah kau ingin mengambilku juga." Fiona agak kesal.

"Anak-anak, SERANG DIA!" Ketua preman memerintahkan anak buahnya menyerang Fiona.

"Wah aku dikepung, sebaiknya lari saja." Fiona pura-pura menjadi gadis polos yang tak bisa berlari kencang.

"HEI JANGAN GANGGU GADIS ITU!" Teriakan dari seseorang terdengar jelas ketika melihat Fiona hendak dihabisi beramai-ramai.

"JANGAN IKUT CAMPUR!" Para preman membalas teriakan tersebut.

Melihat para preman lengah, Fiona langsung lari sekencang mungkin sembari membawa koper kecil miliknya yang berisi barang berharga.

Tapi dia tersandung dan terjatuh hingga menyebabkan lecet pada kakinya walau jatuh koper masih selamat tak berhamburan. Namun bahaya lain datang karena preman itu berhasil menangkap Fiona.

"Hahahahah, mau kemana kau!" Preman 1 berhasil menangkap Fiona lalu memeganginya.

"Sigh! Aku ... tak bisa bergerak kemanapun!" Fiona bergumam didalam hati.

"RASAKAN INI!" Preman 2 tiba-tiba datang dan memukul mulut Fiona.

"Mhm!" Fiona menahan rasa sakit.

Preman 2 terus menerus memukuli Fiona hingga luka sedang, preman 1 memegangi dengan kuat agar tak kabur. Fiona pasrah tak berdaya karena enggan menunjukan identitas sebenarnya.

Pukulan demi pukulan terus diterima Fiona tanpa dapat ditangkis sekalipun, dia pasrah bahkan mulai terkulai lemas akibat terlalu banyak pukulan yang mengenai tubuhnya serta mulai banyak darah mengucur dari beberapa bagian.

Pada akhirnya Fiona tumbang setelah sebuah uppercut keras mengenai mulutmya yang menyebabkan dia pingsan karena benturan yang diterima terlalu kuat.

"Kau terlalu keras!" Preman 1 memaki preman 2.

"Lebih baik dia kuhabisi dahulu daripada kita dihabisi oleh bos." Preman 2 malah tak berpikir.

"Kulempar saja tubuhnya, lagipula dia sudah mati." Preman 1 melempar Fiona hingga membentur tembok.

"Hartanya tak usah diambil, dia tak bernilai apapun." Preman 2 segera lari.

"Heii tunggu!" Preman 1 ikut kabur.

"Andai saja tak dipegangi, pasti aku sudah menang." Fiona perlahan kehilangan kesadaran.

Fiona tergeletak tak berdaya dengan kondisi luka di beberapa bagian, dia tak menduga akan berakhir seperti ini. Beberapa saat kemudian ia kehilangan kesadarannya dan pingsan.

From Outcast To Commander Of A Ship GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang