Kafe The Tortoise
Gadis berhijab abu dengan blus berwarna putih, tampak duduk gelisah di depan perempuan cantik bernama Amanda.
"Setelah banyak hal yang Kakak lakukan untuk kamu, kamu bahkan nggak bisa membantu Kakak."
Amanda mengepal jemari tangannya kuat-kuat. Menatap marah ke arah adik sepupunya, Alana.
Alana lebih memilih persahabatannya dengan Sabira. Daripada harus melakukan permintaan Amanda.
"Kamu tahu An, darimana uang Kakak untuk membiayai kuliah kamu? Sampai kamu bisa jadi dokter, seperti sekarang?"
Amanda mulai mengungkit budi baiknya.
"Aku nggak pernah minta Kakak biayain kuliah aku." Alana menelan ludah, pahit.
Keduanya sengaja bertemu di private room Kafe The Tortoise. Agar tidak ada seorang pun yang tahu betapa emosionalnya Amanda malam ini.
"Sekarang kamu bisa bilang begitu, An. Dulu aja kamu nangis-nangis karena tidak punya uang untuk membeli buku kuliah."
Wajah Alana memerah.
"Yang Ana tahu, dulu Kakak sering meminta uang dari Kak Ghafi. Jadi sebenarnya itu bukan murni uang Kakak." Alana membela diri.
"Terserah kamu mau bilang apa. Setelah hari ini, jangan anggap kita ada hubungan saudara lagi. Jangan pernah hubungi Kakak."
Amanda naik pitam dan menggebrak meja, sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi.
Bahu Alana gemetar setelah kakak sepupunya yang cantik, membanting pintu.
Sejak Amanda tahu Ghafi tertarik pada Sabira -sahabat Alana-. Tiba-tiba saja kakak sepupunya itu meminta Alana menggagalkan hubungan Sabira dengan Mas Ghafi.
Berbagai skenario disiapkan oleh Amanda. Mulai dari meminta Alana mengatakan kalau Amanda pernah tinggal bersama di apartemen Kak Ghafi, semasa keduanya masih jadi sepasang kekasih.
Sampai kebohongan lain bahwa Amanda hamil di luar nikah oleh Mas Ghafi. Namun semua ide gila kakak sepupunya itu, tidak diindahkan oleh Alana. Dia masih punya akal sehat dan hati nurani.
Sejak awal berkenalan dengan Sabira, dia tahu Sabira adalah wanita yang baik dan tulus bersahabat dengannya. Dia ikut menjadi saksi perjalanan cinta dan hidup Sabira yang tidak mudah.
Bahkan dia baru mengetahui kalau Sabira bukanlah putri kandung dari kedua orangtuanya. Di saat Sabira terpuruk, Alana tidak sanggup membuat sahabatnya semakin jatuh.
Dia terus berdo'a agar Sabira bertemu dengan seseorang yang dapat menguatkan langkah gadis itu. Ternyata Allah mengabulkan salah satu pintanya.
Alana ikut bahagia melihat Mas Ghafi menyayangi Sabira. Dia tidak punya hati untuk menyakiti, apalagi menghancurkan pernikahan sahabatnya.
Meski sepekan ini Sabira jarang menghubungi, Alana bisa memaklumi. Sabira saat ini sedang menikmati momen kebersamaan setelah menikah.
Alana pernah menjalin asmara beberapa kali. Tapi selalu kandas di tengah jalan, karena mantan kekasihnya menemukan wanita lain yang lebih cantik dari dirinya.
Alana tahu Sabira tidaklah secantik mantan kekasih Kak Ghafi. Tapi di mata Mas Ghafi, Sabira adalah yang tercantik. Masa lalu pria itu seolah tertutupi dengan rasa cinta untuk istrinya.
Sungguh Alana ikut bahagia dan dalam hati dia berdo'a. Semoga kelak dia akan bertemu dengan laki-laki yang tulus mencintainya. Juga baik agamanya, seperti Mas Ghafi yang kini telah berhijrah dan memanggil guru mengaji untuk belajar bersama Sabira.

KAMU SEDANG MEMBACA
MENAKLUKKAN MOUNT EVEREST
عاطفيةKetika semesta mempertemukan dua insan yang berbeda suhu. Ghafi Altamis dan Sabira. Akankah suhu dingin Mount Everest mencair ketika bertemu suhu yang hangat. Ini bukan hanya cerita mengenai dua orang yang saling mencintai namun harus menghadapi ba...