RS Keluarga Medika
Alana dan Sabira mampir ke kafe rumah sakit. Sabira lagi ingin makan siomay dan Alana ingin batagor. Kalau digabung bagus menunya, jadi batagor siomay.
"Lagi ngidam ya, Ra?"
Alana bertanya, setelah keduanya selesai membayar di kasir kafe. Tempat favorit mereka untuk makan siang adalah taman Kolang Kaling.
Meskipun harus jalan kaki ke ruang rawat belakang, tapi keduanya rela kesana. Tempat itu relatif sepi dan nyaman karena banyak pohon. Siang begini juga tidak terlampau panas.
"Nggak ngidam, kok. Semalam malah aku baru ngeflek. Kayaknya mau mulai haid. Sedih deh, Na. Padahal Mas Ghafi sudah ingin aku hamil."
Keduanya keluar dari kafe.
"Aku juga baru halangan Ra. Kamu nggak usah sedih. 'Kan baru juga nikah dua bulan. Nggak apa-apa kali, nikmatin masa pacaran dulu. Rara sama Mas Ghafi 'kan nggak pacaran sebelum nikah."
Alana berusaha menghibur.
"Ra, sebentar aku mau ke kamar mandi. Maaf titip makananku dulu. Tiba-tiba ingin pipis."
Sabira mengangguk dan memilih duduk di sofa, tidak jauh dari kamar mandi wanita.
Salah satu kegiatan favorit Sabira setelah menikah adalah melihat daily activity dari aplikasi G Loves S. Kepanjangan dari Ghafi loves Sabira. Aplikasi ini dibuat oleh temannya Mas Ghafi.
Sabira sengaja tidak memberitahukan ke siapa-siapa. Bahkan Alana tidak tahu. Alasannya dia malu kalau ketahuan memakai aplikasi couple bersama Mas Ghafi.
Tampak di layar ponsel, suaminya sedang berada di dalam mobil dan mengirimkan ciuman jarak jauh ke arah Sabira. Duh, jadi makin cinta.
Malu tapi kalau sampai ada orang lain yang lihat. Tapi bisa membuat Sabira senyum-senyum sendiri.
"Otw Kampung Wisata Hati di Bogor, Sayang. Do'ain ya, urusan Mas lancar hari ini."
Ghafi tampak melambai di layar.
"Aamiin. Semoga Mas selamat sampai tujuan. Mas sama siapa kesana?"
Ghafi menggeser layar ponselnya.
"Sama mantan partner in crime, Sayang. Daffin. Katanya dia titip salam nih, buat Alana."
Astaghfirullah.
Sabira jadi malu sendiri, karena sempat berpikir suaminya pergi dengan perempuan lain yang bukan mahrom. Siapa tahu sama karyawannya Mas.
Alhamdulillah lintasan pikirannya tidak terbukti. Setelah ini, dia akan banyak memohon ampun pada Allah.
Meskipun sudah dua bulan hidup bersama, tapi debar jantung Sabira masih sama seperti awal menikah.
Dia sendiri tidak tahu sebabnya. Apa karena dia telah mencintai suaminya. Ah iya, mungkin itu sebabnya. Cinta memang bisa mengubah segalanya.
Semula dia tidak ada rasa, bahkan cenderung mengabaikan Mas Ghafi. Tidak terlintas sedikit pun di benaknya, kelak akan menjadi istri seorang Ghafi Altamis, pemilik GA tower.
"Mas Daffin, nanti Rara sampaikan salamnya ke Alana."
"Ra, jangan. Nanti dia salah paham."
Muncul wajah Daffin yang tampak panik, di layar. Menyusul suara tawa Ghafi melihat tingkah sepupunya.
"Mas Daffin semangat ya. Kalau mau dekatin Alana, harus serius lho. Dia sahabat aku. Jangan dimainin perasaannya." Ucapan Sabira membungkam Daffin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENAKLUKKAN MOUNT EVEREST
RomansaKetika semesta mempertemukan dua insan yang berbeda suhu. Ghafi Altamis dan Sabira. Akankah suhu dingin Mount Everest mencair ketika bertemu suhu yang hangat. Ini bukan hanya cerita mengenai dua orang yang saling mencintai namun harus menghadapi ba...