Terima kasih teman-teman yang baik hati, telah membaca, Votes & komen di part sebelumnya. ❤
Jangan lupa Votes ⭐⭐⭐ dan komen di part ini.
Dukungan kalian, menjadi moodbooster Ummi dalam menulis😊
Happy reading.
***
RS Keluarga Medika
Dokter Abyaz yang baru keluar dari lift lantai tujuh, segera mendekat ke arah ruang pertemuan. Sepertinya tengah terjadi sesuatu disana. Ada pasien sedang terkapar di lantai.
Sabira ikut duduk di lantai, bersama dokter Hendra, dokter Rizky dan dokter Keisya. Keisya adalah teman Sabira yang baru selesai shif jaga pagi IGD. Dia datang di saat rapat baru saja usai.
Alka, tamu kehormatan RS saat ini terbaring lemah di lantai. Sekuriti di lantai tujuh, berinisiatif mengambil beberapa kain taplak meja di ruang aula untuk menjadi alas sementara.
Sabira memeriksa Alka dan mulai mengambil alat-alat di tas emergensi yang selalu dibawanya saat jaga.
"Akral dingin. Nadi lemah. Pasien tidak bisa kita bawa pakai kursi roda. Kei, panggilan Code blue."
Sabira memberi isyarat ke dokter Keisya. Keisya mengambil Pak Amin petugas sekuriti untuk menghubungi operator RS. Tujuannya mengaktifkan Code blue untuk memanggil tim kegawatan.
Code blue merupakan tanda bahwa ada kondisi kegawatan yang mengancam jiwa.
Tadi sebelum datang ke ruang pertemuan, Sabira baru saja selesai panggilan kegawatan di bangsal. Dia masih membawa tas berisi perlengkapan emergensi.
Dokter Keisya membantu memasang tensimeter digital dari tas emergensi yang dia bawa dan Sabira juga mengambil alat saturasi oksigen dari dalam tas miliknya.
Di dalam tas Sabira juga terdapat stetoskop, sarung tangan steril, obat-obat emergensi dan beberapa jarum suntik sekali pakai. Dia memeriksa Alka.
"Tekanan darah 80/60 mmHg. Saturasi oksigen turun 86%. Klinis tiba-tiba sesak napas, wajah bengkak. Ada suara tambahan paru wheezing. Pasien kondisi syok anafilaktik. Kemungkinan besar alergen pencetus dari makanan."
Sabira menjelaskan sambil menunjukkan angka di tensimeter dan alat saturasi.
Anafilaktik adalah keadaan darurat yang dapat mengancam jiwa. Timbul segera setelah pasien terpajan alergen atau faktor pencetus lainnya.
Syok anafilaktik adalah salah satu manifestasi klinis dari anafilaktik yang ditandai dengan hipotensi. Dimana pada orang dewasa tekanan darah sistolik turun <90 mmHg. Pada tekanan darah 80/60 mmHg yang disebut tekanan sistolik adalah 80 mmHg.
"Posisikan pasien tredelenburg."
Dokter Rizky memberi instruksi.
Posisi tredelenburg adalah memposisikan pasien berbaring dengan kedua tungkai diangkat.
Tujuan tindakan ini saat pasien syok adalah untuk menaikkan venous return (aliran balik vena) sehingga tekanan darah meningkat. Intinya posisi kepala lebih rendah dari kaki.
Karena kondisi darurat, Pak Amin yang datang bersama sekuriti lain berinisiatif mengambil beberapa tumpukan buku laporan di aula untuk mengganjal kaki Alka. Agar posisi kaki lebih tinggi dari kepala.
Dokter Abyaz ikut berjongkok di samping Sabira.
"Rara, ada adrenalin di tas emergensi yang kamu bawa Nak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MENAKLUKKAN MOUNT EVEREST
RomansaKetika semesta mempertemukan dua insan yang berbeda suhu. Ghafi Altamis dan Sabira. Akankah suhu dingin Mount Everest mencair ketika bertemu suhu yang hangat. Ini bukan hanya cerita mengenai dua orang yang saling mencintai namun harus menghadapi ba...