SEORANG wanita paruh baya berjas putih dengan nametag "Inara esmee" sedang menyuntikan sebuah vitamin kepada seekor anjing yang sedang berbaring di hadapannya. Setelah selesai, Inara membuka maskernya dan mengelus lembut kepala anjing berbulu putih itu.
(Berbicara dalam bahasa Italia)
"Terimakasih banyak, saya akan bawa Cony kembali Minggu depan " ucap remaja perempuan pemilik anjing tersebut sambil tersenyum ramah.
"Baik, sampai jumpa kembali Cony kecil" Inara melambai kala perempuan itu membawa anjing kecilnya keluar dari ruangan prakteknya.
Remaja perempuan tadi mengingatkannya pada anak gadisnya yang kini berada jauh dari dirinya. Ia kemudian mengambil ponsel dan memencet kontak yang berada paling atas, di pilihnya ikon video-call untuk mengobati rasa rindu terhadap anak-anaknya.
"Halo mama" seorang gadis dengan rambut di ikat kuda melambai sambil tersenyum senang melihat sosok ibu yang dirindukannya
"Halo Tasya sayang, wah udah cantik anak mama, mau kemana nih?"
"Tasya mau jalan-jalan sama kak Glen, kakak udah janji""Wah seneng banget, hati-hati ya sayang jangan jauh-jauh dari kakak"
"Iya ma, Tasya kan udah gede jadi gak perlu pegangan Sama kak Glen.Risih tau" Inara tertawa karena anak gadisnya ini sudah tumbuh semakin besar.
"Yaudah, mana kakak" Tasya menghadapkan ponselnya ke arah Glen yang sedang menyetir mobil.
"Glen"
"Jangan dibawa jauh-jauh Tasya nya, di jagain juga adeknya"
"Iya ma tenang aja. Aman kalo sama Glen"
"Mama sehat? Udah sarapan?
"Sudah kok, tadi juga mama habis nanganin pasien"
"Pasien mama kali ini siapa?" Tanya Tasya sambil terus mengarahkan ponselnya ke arah Glen.
"Anjing kecil, bulunya warna putih. Lucu banget, dia habis suntik vitamin"
"Wah, mama juga harus banyak minum vitamin ya biar sehat"
"Iya sayang, yaudah kalo gitu nanti mama telepon lagi yaa, have fun sayang"
"Dadah mama" sambungan pun terputus, belum sampai semenit Inara menutup telepon kini sudah ada yang meneleponnya.
"Halo"
"Sepertinya Glen tidak tertarik sama sekali untuk mengusut kasus ini, bu."Inara melepas sarung tangan medisnya sambil mendengar perkataan seseorang di sebrang sana.
"Kenapa? Sudah dilakukan rencana B?"
"Belum bu, saya masih berusaha tapi sepertinya akhir-akhir ini Glen dekat dengan seorang perempuan"
"Oh ya? Siapa? Glen dan anak itu bagaimana?"
"Masih berpacaran, tapi sepertinya ada perempuan lain""Selidiki, jangan sampai Glen terjebak lagi"
"Tapi kenapa ibu tidak membiarkan saya berbicara pada Glen langsung? Tidak harus pakai cara seperti ini"
"Bisa saja. Tapi, harus ada saya di sana. Dan lagi waktunya harus tepat, sebentar lagi dia akan ujian. Saya tidak mau dia Stress"
"Untuk sekarang, pakai saja dulu rencana A"
"Baik, kalo gitu saya tutup dulu telponnya"
Inara duduk di kursi kerjanya, memijat pelipisnya yang terasa pusing sambil memikirkan bagaimana caranya kembali membalas dendam.🤜🤛
Kanaya membuka kulkasnya, mengambil sebotol susu dan sereal untuk sarapan. Saat Kanaya menutup pintu kulkas, ia di kejutkan dengan tampilan Raskal yang baru bangun tidur, tidak bisa dipungkiri lelaki itu tetap tampan meskipun bermuka bantal.
"Sabar Nay, dia sepupu lo" Batinnya
"Pagi sayang, sini morning kiss dulu" Raskal mulai mendekat dengan gerakan tubuh yang siap memeluk Kanaya. Namun, gadis itu segera menendang tulang kering Raskal hingga lelaki itu meringis kesakitan.
"Idih. sayang pala lu peyang! Cium nih" Kanaya menempelkan botol susu dingin itu ke bibir Raskal yang maju kedepan
"Jahat banget Nay, sakit nih tulang gue"
"Lebay lo"
"Bikinin gue juga" Raskal duduk di sebrang Kanaya. Dirinya memainkan ponsel sambil menunggu serealnya di buatkan.
"Wih, bang Kevin dapet banyak nih di Jepang" dirinya mengscroll Instagram milik kakak sepupunya itu yang penuh dengan postingan dirinya berfoto bersama gadis-gadis Jepang.
"Dasar sama aja kalian berdua, nih."
"Makasih sayang" Kanaya memutar bola matanya malas dan lebih memilih tak memperdulikan Raskal, ia memakan serealnya lahap, sambil berpikir kegiatan apa yang akan di lakukannya siang hingga malam nanti.
"Kal, jalan-jalan yuk."
"Kemana?"
"Ke mall kek kemana kek gitu, bosen banget"
"Yaudah, kita ke mall nanti siang"
"Yeay, beliin Naya esklim yaa" nada bicara Kanaya dibuat-buat seperti anak kecil membuat Raskal ingin memuntahkan seluruh serealnya yang sudah masuk perut
"Apaan kek begitu? kalo begitu lagi gue tendang"
"Ih Ackal gak boleh gitu..Nanti Naya bilangin mama, pokoknya Ackal beliin Naya esklim sama pizza gimana?"
"Kanaya lu bener-bener ya" Raskal sudah siap dengan sebelah sendalnya yang akan di lemparkan ke Kanaya, namun gadis itu malah menatapnya dengan puppy eyes andalannya
"Argh,iya-iya. Dah Sono lu mandi" Kanaya pun bangkit meninggalkan Raskal yang masih duduk di meja makan. Tiba-tiba satu ide mucul di kepala Raskal.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND WITH BENEFIT (Jangan ada perasaan lain ok?!)
RomanceKanaya dan Glen bertemu kembali, hubungan pertemanan mereka pun berkembang menjadi 'Friend with benefit' yang berjanji tidak akan pernah melibatkan perasaan sama sekali. Tapi apakah benar mereka bisa menjalaninya? "Kalo lu perlu apa-apa hubungin gue...