KEMBALI ke Rebatig, waktu berjalan begitu saja membuat Haura dan Jeselyn jadi larut dalam pertandingan yang ada dihadapan mereka. Skor sekarang sudah menunjukan imbang untuk kedua tim 6-6. Karena waktu telah habis, wasit memberi perpanjangan waktu selama 5 menit.
Dodit, tim basket dari SMA HARAPAN terus menggiring bola menuju Bima. Namun, dengan cepat Dimas dari tim lawan mengambil alih bola tersebut, menggiringnya sebentar lalu melemparkannya pada Glen yang berada di luar garis three point, dengan cepat Glen menangkap dan melakukan three point shoot nya, Suasana lapangan menjadi diam saat bola melambung.
Supporter masing-masing mengharapkan hal yang baik, salah satu ingin bola itu masuk namun salah satunya tidak ingin menerima kekalahan.
"AYO MASUKKKKK" Teriak salah satu supporter dari SMA Taruna dengan lantang menggema di satu lapangan hingga,Shoot! 3 point Bola basket yang melambung itu akhirnya jatuh masuk ke ring tim basket lawan.
"YEAY HUUU TARUNA TARUNAA" semua supporter dari sekolah tersebut berteriak bangga atas kemenangan yang di raih oleh tim basket mereka.Glen melompat senang,teman-temannya menghampiri Glen dan memberinya pelukan sambil tersenyum bahagia, sedangkan tim SMA Harapan hanya bisa menerima kekalahan dengan lapang dada.
Raskal menepuk bahu Vano begitu juga sebaliknya "kalian udah lakuin yang terbaik guys" ucap dodit sambil tersenyum dengan keringat mengucur."Habis ini gue traktir kalian semua makan" ucap Haykal kepada timnya yang disambut rasa senang. Mereka masing-masing kembali ke sisi lapangan.
Vano yang baru saja akan membuka segel botol minumnya sudah disambut dengan dering telepon masuk.
"Pak Dirman tuh, angkat cepet" ucap Raskal yang melihat notif tersebut dan juga ia menyadari Kanaya masih belum ada di kursi penonton
Vano memencet tanda speaker hingga semua tim nya yang sedang duduk dapat mendengar suara di sebrang sana."Hallo pak, kenapa?"
"Darurat 1. Mba Kanaya mas, mba Kanaya masuk rumah sakit sekarang"Vano dan Raskal saling memandang kaget mendengar suara khawatir pak Dirman, tanpa lama mereka berdua segera berlari ke parkiran meninggalkan tempat pertandingan begitu saja tanpa pamit.
Glen yang melihat Raskal dan Vano berlari dengan begitu tergesa dan wajah panik langsung mengerutkan dahinya, kebetulan dodit lewat di hadapannya.
"Raskal sama Vano kenapa?"
"Sepupunya Raskal, Kanaya. Dia masuk rumah sakit katanya" mendengar itu, Glen limbung lalu melihat kursi penonton dimana seharusnya kanaya duduk. Ternyata kursi itu benar-benar masih kosong.
"Gue gak bisa ikut kalian sorry" tanpa lama lagi ia segera mengambil tasnya dan berlari menuju parkiran menyusul Vano dan Raskal
"Gue juga gak bisa ikut sorry" Ucap Dimas begitu saja dan pergi meninggalkan tim lainnya.
"Yah, gak seru banget mereka"-iqbal
"Terus gimana dong?"-boni"Ya tetep lanjut lah, ya gak Kal? " Tanya Bryan
"Iya jadi, ayo"
Di parkiran,Glen melihat Raskal dan Vano yang sudah siap berangkat.
"Dimana kanaya?"
"Rumah sakit Arwana" Vano dan Raskal segera pergi meninggalkan Glen, saat hendak menaiki motor tangannya di tahan"Glen"
"Jia?"
🤜🤛
VANO dan Raskal segera berlari ke ruang di mana Kanaya di rawat. Diluar ruangan tersebut sudah ada pak Dirman yang mondar-mandir gelisah.
"Gimana Kanaya pak?" Tanya Raskal dengan wajah paniknya.
"Di dalam, sudah di tangani dokter. Tapi, mba Naya belum bangun mas"
Tanpa lama lagi Vano dan Raskal segera masuk dan mendapati Kanaya sedang tertidur dengan alat bantu pernapasan yang menempel di hidung dan mulutnya. Raskal kembali menutup pintu agar tak mengganggu gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND WITH BENEFIT (Jangan ada perasaan lain ok?!)
RomanceKanaya dan Glen bertemu kembali, hubungan pertemanan mereka pun berkembang menjadi 'Friend with benefit' yang berjanji tidak akan pernah melibatkan perasaan sama sekali. Tapi apakah benar mereka bisa menjalaninya? "Kalo lu perlu apa-apa hubungin gue...