FWB 6

15.4K 503 4
                                    

SAMBUNGAN telepon langsung terputus. Kanaya menyimpan kembali ponsel milik gadis tersebut dan menunggu orang yang mengaku sebagai kakaknya tadi. Tak lama, ada seseorang yang membuka tirai penyekat ruang UGD dengan wajah khawatir. Kanaya langsung berdiri melihat orang yang tiba-tiba datang itu.
 
"Tasya..."
 
"Glen?" Kanaya kaget karena orang yang ditunggunya adalah Glen.
 
"Kanaya? Lo orang yang nolongin Adik gue?"
 
"Gimana keadaannya?
 
"Kata dokter, Adik lo asam lambungnya naik. Tapi udah dikasih obat, jadi cuman tinggal nunggu infusnya habis terus bisa pulang"
 
"Syukur deh kalo gitu, makasih banyak Nay" Glen terduduk lega

🤜🤛
 

Seorang gadis yang baru terbangun dari tidurnya menguap dengan rambut acak-acakan. Ia melihat ke sekelilingnya, matanya mengerjap menyadari bahwa ruangan serba nude itu bukan kamarnya.

"Ini bukan kamar gue" gadis itu bangkit dari duduknya. Namun, ia terjatuh ke lantai karena pusing yang menyerang kepalanya.

"Aduh gue minum berapa banyak sih" gadis itu memegangi kepalanya, sedikit demi sedikit ingatan semalam melintas di kepalanya.
 
"Gue ke bar, minum.Terus gue ketemu Raskal sama Van-"
 
"Gue...gue udah lama su..ka sama Lo,tapi Lo jahat! Lo..pura-pura ga tau itu"
 
"Dan sekarang..gue..bakal buktiin sama Lo seberapa besar....rasa suka gue" Jeselyn mendekatkan wajahnya ke wajah vano,bibir mereka menyentuh satu sama lain,mereka  berdua pun berciuman dengan lembut

"AAAAKH" Setelah mengingat semuanya, ia berteriak dan menarik rambutnya frustasi. Dirinya merutuki kebodohannya tadi malam. Seharusnya Jeselyn tidak minum.
 
Vano yang mendengar teriakan itu dari luar segera masuk karena panik takut terjadi sesuatu kepada Jeselyn. Knop pintu terbuka,Vano melihat Jeselyn sedang terduduk dilantai sambil memukul-mukul bibirnya.
 
"Udah bangun, kenapa teriak-teriak?".Tanya Vano yang langsung menutupi rasa paniknya, Jeselyn menoleh dan melebarkan matanya saat melihat Vano berdiri di ambang pintu .

"AAAAAA" Ia kembali berteriak karena kaget.
 
"LU BISA GAK SIH, JANGAN TERIAK-TERIAK!" Ucap Vano yang ikut berteriak
 
"Gg-gue....Kenapa lo ada disini?" Ucap Jeselyn terbata
 
"Ini apartement gue lah pake nanya. Harusnya gue yang nanya sama lo, lo ngapain masih di sini?"
 
"Apartement gue?"

"Gue! Bukan lo"
 
Jeselyn tampak pasrah, ia juga tak berani melihat Vano. Diirinya hanya menunduk.

"Cepet keluar. Gue udah buatin sup pereda mabuk. Cepet di makan" Setelah berkata begitu, Vano keluar meninggalkan Jeselyn yang masih shock.
 
"Aish. Bego banget lo Lyn, bego!" Jeselyn kembali memukul-mukul pelan bibirnya lalu segera keluar menyusul Vano. Di meja makan hanya ada mereka berdua, lelaki itu tampak sibuk dengan nasi gorengnya. Namun, Jeselyn masih menunduk diam. Melihat itu vano bertanya
 
"Kenapa gak di makan? Ntar dingin gak enak"
 
"Em..gue.."
 
"Gue mau minta maaf sama lo karna gue udah lancang banget ngelakuin hal yang gak seharusnya gue juga seharusnya gak minum-minum gue bener-bener minta maaf Van tolong ya maafin gue" Jeselyn semakin menunduk dan memejamkan matanya

"lu ngomong ga ada titik koma, gue gya jelas dengernya" Bohong Vano. Meskipun Jeselyn ngerap, dirinya masih bisa menangkap dengan jelas apa yang di ucapkan gadis blonde tersebut.

"Hah?"

Vano bangkit dari duduknya lalu menghampiri Jeselyn. Ia menarik dagu Jesselyn lembut mensejajarkan wajahnya dengan wajah Jeselyn. Bahkan helaan napas Vano menerpa wajah gadis itu.

"Gue baru sadar lo secantik ini" ucap Vano pelan membuat Jeselyn berdebar karena betapa dekatnya mereka berdua sekarang.

"Lo cuman boleh minum-minum kalo sama gue aja" Vano mengusap lembut bibir Jeselyn dengan jarinya, membuat gadis blonde itu melebarkan matanya. Pipinya memanas saat tau maksud dari perkataan Vano.
 
Kembali ke rumah sakit,

FRIEND WITH BENEFIT (Jangan ada perasaan lain ok?!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang