FWB 46

6.2K 272 30
                                    

Raskal akhirnya pergi dari rumah Sierra, ia berjanji akan datang pukul sembilan malam sesuai dengan yang Luna katakan. Sekarang dirinya harus pergi ke rumah Kanaya karena Gadis itu akan pergi.
Di tempat lain
 
Kanaya bercermin di depan meja riasnya,mengoleskan liptint di bibirnya lalu bangkit menarik kopernya yang sudah siap dipinggir kasur. Ia turun kebawah dan mendapati sahabat-sahabatnya dan sepupunya sudah berkumpul menunggu dirinya
 
"Kanayaa..Tega banget lo ninggalin gue lagi" Jeselyn dan Haura menghambur ke pelukan Kanaya. "Nay, ntar gak ada yang negur gue lagi kalo gue  bucin sama Arsya"
 
"Kalian, jangan kayak gini dong. Gue jadi sedih nih" Kanaya sudah berkaca-kaca memeluk kedua sahabatnya itu.

"Kalian jaga diri baik-baik ya. Jangan terlalu bucin Ra, sakit baru tau rasa lo" Haura mengangguk. Kemudian mereka melepaskan pelukannya  lalu mengusap airmata perpisahan yang sedaritadi turun membasahi pipi mereka.
 
Kini giliran Vano yang memeluk Kanaya, lelaki itu mengusap surai Kanaya lembut dan menepuk-nepuk punggungnya. "Jaga Jeselyn baik-baik. Jangan cuek terus ke dia" Ucap Kanaya mengingatkan
 
"Iya"
 
"Kok lo ga--Vano lo nangis?" Kanaya terkejut melihat mata lelaki itu yang sudah berkaca-kaca.Semua orang disana juga ikut kaget.

"Enggak" Jawabnya sambil memalingkan muka
 
Kanaya hanya tersenyum lalu melepaskan pelukannya."Hati-hati, jaga kesehatan lo disana, jaga diri baik-baik" Ucap Vano.
 
"Iya Vano" Kanaya lalu beralih pada Raskal. Sepupunya itu bahkan sudah menangis daritadi. Dasar lelaki lemah.
 
"Udah dong jangan nangis Kal, lemah banget lo"
 
"Sepupu gue yang sangat gue  sayangin ini mau ninggalin gue masa gue gak sedih?" Kanaya kembali meneteskan air matanya, meskipun Raskal menyebalkan, tetap saja lelaki itu adalah orang yang juga selalu ada untuk Kanaya.  Kanaya memeluknya erat

"jangan kangen gue ya"
 
"Oke time to go sayang" Duke dan Nina datang dengan koper mereka
 
Kanaya segera melepaskan pelukannya lalu berjalan keluar diikuti semua orang. Ia memasukan kopernya dibantu pak Dirman.
 
"Nay, beneran nih mau ke Amerika? Gak akan nyesel lo ninggalin kita?" Ucap Jeselyn yang Lagi-lagi menyeka airmatanya
 
"Ini udah keputusan gue. Gue gak akan nyesel. Tapi gue bakalan selalu inget kalian dan kangen terus sama kalian". Jeselyn dan Haura kembali memeluk Kanaya.

"Jangan punya sahabat disana, temenan aja"
Kanaya tertawa.

Kanaya pun masuk ke dalam mobil, ia melambai pada semua orang "see you guys"

Saat sampai Di bandara,Sebenarnya Kanaya merasa berat hati meninggalkan semuanya. Namun, ini cara terbaik supaya ia bisa melupakan semua yang telah ia lalui dengan Glen.Lelaki itu juga sudah tak pernah menghubunginya lagi sejak mereka bertengkar hebat saat itu.
 
"Gue udah jatuh cinta meskipun seharusnya jangan"
 
"Gak semudah itu tapi gue yakin gue bisa lupain lo"
 
"Gue pergi bukan karena lo aja Glen, tapi gue juga ngejar cita-cita gue"
 
"Buat kalian diluar sana yang masih terikat dengan janji untuk hubungan yang tidak pasti, lebih baik batalkan sebelum menyesal"
 
"Kalian gak akan pernah menduga hal yang hati kalian rasakan nanti itu datang"
 
"Sama seperti rasa suka gue ke Glen yang tiba-tiba datang tanpa permisi dan pergi dengan berat hati"
 
"Friendzone? Gue harap itu gak akan terjadi lagi dihidup gw nanti"
 
"Gue harap saat nanti gue sama Glen ketemu lagi, kita udah jadi orang yang bahagia dengan pasangan masing-masing"
 
"Makasih karena lo udah bikin satu pelajaran hidup baru buat gue  untuk gak jatuh lagi kelubang kebodohan gue sendiri"

"See you Glen"

🤜🤛🤜🤛

Setelah kepergian Kanaya, Raskal kembali mendapat kepercayaan Sierra setelah menjelaskan semuanya tentang pembicaraan yang Sierra dengar saat itu.

Meskipun sempat ada cekcok diantara keduanya namun Sierra kembali luluh pada Raskal karena lelaki itu berjanji untuk selalu ada untuknya dan tidak akan pernah meninggalkannya.

FRIEND WITH BENEFIT (Jangan ada perasaan lain ok?!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang