UPACARA BENDERA senin ini benar-benar bencana untuk Raskal. Lelaki itu membuat onar karena berdiri di barisan kelas jeselyn, Yah tujuannya apalagi kalo bukan untuk sierra.
"Sini kamu maju ke depan!" Pa Bugi menyeret Raskal ke depan
"Aduh pak jangan tarik-tarik.Seragamnya udah disetrikain mama saya pak. Keringat beliau bercucuran demi membuat seragam anaknya ini terlihat rapih di senin pagi ini" Cerocos Raskal yang mengundang tawa bagi semua orang, sedangkan Pa Bugi sudah tak mau lagi mendengar alasan muridnya yang terbilang cukup bandel itu.
"Alah kamu itu banyak omong, cepat sini" Raskal akhirnya di suruh berdiri di depan pembina upacara.
"Karena kamu telah berdiri di barisan kelas lain, ditambah baju kamu keluar tidak pake dasi, dan tidak mengulang Pancasila yang dibacakan oleh pak kepsek. Maka,sekarang kamu harus melanjutkan kalimat selanjutnya dari setiap point-point pancasila"
Raskal menyunggingkan senyum miringnya."Gampang itu mah pak"
Pa Bugi pun mengambil alih teks pancasila yang dipegang kepala sekolah dan mulai membacakannya. "Kamu lanjutin kata selanjutnya ok? Awas saja sampai salah tak getok kepala mu itu"
"Siap pak!"
"PANCASILA" semua murid terdiam, hanya Raskal yang diperbolehkan untuk berbicara
"PANCASILA"
"SATU,KETUHANAN YANG MAHA.... "
"ESA." Lanjut haykal
"DUA, KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN... "
"BERADAB"
"TIGA,PERSATUAN.... "
"INDONESIA"
"EMPAT, KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH.."
"PAK JOKO WIDODO"
"Hahahaha" Semua murid tertawa mendengar ucapan Raskal, bahkan para guru juga ada yang menggelengkan kepalanya heran dengan jawaban nyeleneh dari Raskal.
"HEH! KAMU INI YANG BENAR!."
"lah pak? Saya tanya balik deh nih sama bapak"
"Rakyat Indonesia dipimpin oleh siapa pak?"
"Presiden Joko widodo" Jawab Pak Bugi dengan tegas
"Nah, ya udah pak.Berarti saya benar"
"Ealah bocah gemblung! Sana kamu kembali ke barisan kelas mu" Raskal tersenyum puas, ia pun dengan santainya berjalan kembali ke barisan kelasnya.
"Sierra, lo jangan mau sama bocah gemblung kek Raskal" Bisik Jeselyn yang berdiri di belakang sierra. Gadis itu hanya mengangguk setuju dengan ucapan jeselyn
Di tempat lain,Hari senin ini Glen sebagai ketua dan pembina yayasan diminta oleh kepala sekolah untuk memberikan motivasi kepada siswa-siswi yang sebentar lagi akan menghadapi ujian akhir semester.
"Selamat pagi semua"
"Pagi... " Jawab serempak seluruh peserta upacara dengan suara lantang. Ya khususnya para siswi yang sangat bersemangat karena Glen di depan sana memberikan motivasi langsung pada mereka.
"Saya berdiri disini bersama kalian, memakai seragam yang sama seperti kalian.Pada kesempatan kali ini,saya sebagai siswa. sekaligus sebagai pembina yayasan yang ditunjuk langsung oleh bapak kepala sekolah, akan menyampaikan sedikit kata-kata yang bisa membuat kalian terpacu agar terus bersemangat dalam menjalani ujian akhir semester ini. Khususnya untuk siswa-siswi kelas 12 yang sebentar lagi akan menghadapi ujian nasional... "
Sudah 10 menit berlalu sejak Glen maju kedepan memberikan motivasi,tidak ada keributan apapun yang biasa dilakukan oleh anak-anak yang kurang disiplin dalam menjalani upacara.Semua mata tertuju pada Glen didepan sana. Lelaki yang masih berusia 18 tahun itu terlihat sangat berwibawa dalam menyampaikan hal seperti ini didepan banyak orang.
"Sekian kata-kata motivasi dari saya, semoga kalian semua dan juga para guru bisa terus bersemangat dan jangan menyerah dalam hal apapun.Terimakasih" Glen pun meninggalkan lapangan upacara dan diberi tepuk tangan oleh seluruh peserta upacara.
"Kak Glen keren" Ucap Luna dengan mata berbinarnya.
Upacara berjalan lancar hingga selesai, seluruh siswa juga sudah memasuki kelas masing-masing. Namun,Glen masih dikantornya bersama para pengurus yayasan lainnya karena ada yang harus dibahas.
"Glen, apakah kamu sudah memutuskan untuk berkuliah dimana?" Tanya orang dengan kepala botak memakai kacamata, beliau adalah Rusdi, pengurus yayasan.
"Sudah pak, saya akan berkuliah disini saja"
"Loh? Sayang sekali..Kenapa tidak keluar negeri saja? Agar lebih terjamin pendidikannya. Belum lagi kamu kan harus segera menggantikan Pak Brata untuk memimpin perusahaan" Ucap orang satunya, pengurus yayasan kedua.
Glen tersenyum kecil "Justru karena itu pak, saya rasa pendidikan di Indonesia ini juga sama saja.Yang membedakan kan hanya kualitas kampusnya. Lagi pula di dalam negeri masih banyak juga kampus yang sangat terjamin"
"Bicara soal perusahaan, saya sendiri sadar kalo saya belum bisa memimpin. Ilmu saja tidak cukup.Harus ada kesiapan mental dan tanggung jawab yang besar untuk memimpin sebuah perusahaan besar. Saya akan fokus kuliah dulu sambil mempersiapkan diri"
"Jika waktunya sudah tiba,saya akan mengambil alih perusahaan sesuai dengan yang sudah dijanjikan di surat wasiat Papa. Malah, saya rasa Pak Brata lebih cocok menjadi pemimpin perusahaan daripada saya.Beliau jelas lebih berpengalaman"
Kedua orang itu tertegun dengan jawaban Glen. Mereka saling menatap satu sama lain.
"Lalu apakah kamu akan memberikan perusahaan itu menjadi milik Brata?"
Glen tersenyum kembali."Papa hanya menitipkan bukan memberikan"
"Saya perjelas sekali lagi, saya akan ambil alih jika saya sudah siap" Dua orang itu kembali terdiam. Tak lama setelah mereka membahas tentang yayasan, kedua orang itu pamit pergi. Tinggal Glen yang sedang duduk sambil memijat keningnya yang sedikit pusing.
Bel istirahat akhirnya berbunyi. Glen segera bangkit keluar dari kantornya menuju kantin. Di lorong yang ramai ia melihat Luna berjalan sendirian,lelaki itu berlari kecil mensejajarkan langkahnya dengan Luna
"Hai" Luna menoleh."Eh kak Glen"
"Mau ke kantin?"
"Iya kak"
"Yaudah bareng"
Mereka berjalan beriringan, semua mata melirik mereka saat memasuki kantin. Lagi-lagi Luna tak merasa nyaman karena tatapan mengintimidasi itu terus tertuju padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND WITH BENEFIT (Jangan ada perasaan lain ok?!)
RomanceKanaya dan Glen bertemu kembali, hubungan pertemanan mereka pun berkembang menjadi 'Friend with benefit' yang berjanji tidak akan pernah melibatkan perasaan sama sekali. Tapi apakah benar mereka bisa menjalaninya? "Kalo lu perlu apa-apa hubungin gue...