KANAYA terbangun dari tidurnya karena suara bising yang sedari tadi mengganggunya.
"Suara apa sih?" Ia melihat jam diatas nakas menunjukan pukul 02.33
ia turun dari kasurnya dan mencoba menyalakan lampu. Ah, ada suara desahan yang begitu memekakan telinganya.
"Raskal bawa cewek kesini?" Gumamnya saat keluar dari kamar, ia berjalan pelan menuju kamar Raskal.
Namun, saat melewati kamar Raskal, tak ada suara apapun. Melainkan datang dari arah depan sana. Kanaya berhenti tepat di depan pintu kamar kakaknya, Kevin. Sontak ia mendekat dan langsung membuka pintu.
Matanya terbelalak kaget saat melihat adegan tidak senonoh yang sedang dilakukan kakaknya.Tunggu? Kakaknya sudah pulang?
"Mampus" Gumam Kevin saat melihat Kanaya diambang pintu, melihat tanpa berkedip ke arahnya.
"AAA BANG KEVIN!!!" Teriakan marah Kanaya membuat Kevin dan seorang gadis bule yang sedang bercinta dengannya itu terpaksa harus memberhentikan aktivitas mereka.
Kini ketiga orang itu berada di ruang tamu"Udah Naya bilang, JANGAN LAKUIN ITU DIRUMAH!" napasnya tersengal karena berteriak.
"Astaga Nay, jangan teriak-teriak kenapa? Kambuh kan asma lu" Kevin mengelus dadanya karena terkejut.
"Lu ya bang, baru pulang udah bikin masalah"
"Gak gitu Nay, gue gak sengaja bawa dia" Kanaya melirik cewe bule yang berada disamping Kevin."Gak mau tau, lu besok balikin dia ke asalnya" Kanaya beranjak dan naik menuju kamarnya.
🤜🤛
HARI Sabtu sekolah tentu libur,akhir pekan menyapa semua orang untuk beristirahat dan berlibur dari kegiatan mereka. Hari ini jeselyn datang kerumah Kanaya untuk bermain.
"KANAYA" Jeselyn langsung masuk begitu saja karena pintu rumah yang terbuka lebar.
"HEH! MAEN INJEK AJA" Kevin berdecak pinggang,setelan kaos oblong putih dan celana pendek sembari memegang pel membuat Jeselyn tertawa kencang."Cocok bang jadi babu"
Bukannya berjalan keluar, Jeselyn justru berlari melewatinya dan naik ke tangga menuju kamar kanaya.Kevin hanya bisa melotot dan menahan emosinya sambil mengelus dada."Adek gue gak punya temen kayaknya selain dia" ia pun kembali mengepel lantai yang sudah diinjak tadi.
Rumah mereka memang besar, sedari dulu orangtua mereka tak mau ada bantuan dari Asisten rumah tangga. Orangtua keduanya mengajarkan mereka untuk hidup mandiri dan tidak merepotkan orang lain.Motto hidup yang diajarkan orang tuanya adalah jika mereka masih bisa melakukannya sendiri, kenapa tidak?. Itulah mengapa di akhir pekan keduanya sibuk dengan mencuci dan membersihkan rumah.
Saat memasuki kamar Kanaya, Jeselyn langsung loncat ke kasur king size milik gadis yang sedang menyisir rambutnya di depan meja rias itu."Hari ini ngapain ya, Nay? "
"Gak ngapa-ngapain"
"Dih? Udah cantik begini masa gak kemana-mana"
"Emang mau kemana sih, Lyn?" Kanaya memutar badannya menghadap Jeselyn."Bingung juga sih hehe" dirinya hanya menyengir membuat Kanaya ingin sekali melempar wajah sahabatnya itu dengan sisir yang saat ini ia genggam
"By the way, gue punya satu pertanyaan buat Lo"
"Apa tuh?" Jeselyn duduk dan menatap sahabatnya dengan tatapan serius"Lo mulai deket lagi sama Glen?"
"Iyaa" jujur Kanaya
"Demi apa? Sejak kapan?"
"Ya, udah lama sih. tapi just friend ok"
"Masa sih? Gak lebih deket lagi aja nih?" Goda Jeselyn sambil mencolek dagu Kanaya
"Beneran anjir, lagian dia punya pacar! Gila aja kalo sampe gue ada apa-apa sama dia"
"Ya emang udah kaya selingkuhan sih" gumamnya dalam hati
Tiba-tiba pintu kamar terbuka menampilkan sosok dua makhluk bumi yang sangat bercahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND WITH BENEFIT (Jangan ada perasaan lain ok?!)
RomanceKanaya dan Glen bertemu kembali, hubungan pertemanan mereka pun berkembang menjadi 'Friend with benefit' yang berjanji tidak akan pernah melibatkan perasaan sama sekali. Tapi apakah benar mereka bisa menjalaninya? "Kalo lu perlu apa-apa hubungin gue...