20.00.
Kanaya, Jeselyn,serta Haura sudah duduk di meja bar. Kali ini Arsya tidak ikut karena ada urusan mendesak. Ketiga cewek itu sedang memperhatikan Raskal dan Vano yang sedang sibuk meracik minuman.
"Keren banget ya cowok gue kalo kayak gitu" Ucap Jeselyn yang fokus melihat Vano, Kanaya dan Haura saling tatap tak percaya dengan ucapan Jeselyn
"Cowok gue cowok gue. Lo bangun Lyn jangan tidur mulu" Celetuk Raskal yang langsung mendapat tatapan maut dari Jeselyn.
"Kalian mau minum apa?" Tawar Vano, saat ketiganya mulai membuka mulut untuk berbicara, 3 buah Gelas berisikan air putih sudah tersusun tapih di hadapan mereka masing-masing.Yang memberikan itu adalah Raskal.
"Jangan yang aneh-aneh.Air putih aja buat mereka mah" Vano tersenyum kecil. Ia setuju dengan Raskal. Sedangkan Jeselyn sudah merengut karena ia tidak ingin minum air putih saja.
"Kal, es teh manis panas aja ada gak?" Pinta Haura yang mendapatkan tatapan bingung semua orang yang ada disana.
"Maunya apa sih? Es teh apa teh panas?" Raskal sudah pasrah dengan sifat Haura yang selalu nyeleneh.
"Bisa-bisanya si Arsya mau sama si Haura yang lemot gini" Batin Raskal
"Es teh manis aja ya, gue pesen satu"
"Lah mba, ini kan bar. Mana ada es teh manis disini. Cantik-cantik norak." Celetuk salah satu pelanggan bar yang juga sedang duduk bersama mereka
Haura, Jeselyn dan Kanaya langsung menatap orang itu tak suka."HEH! Terserah dia lah mau pesen apa, kok lo yang sewot? Lagian kalo buat kita apa aja ada disini. Iya kan No?" Jeselyn melirik Vano yang masih sibuk meracik minuman. Lelaki itu hanya mengangguk.
"Biasa aja dong gak udah nge gas gitu mba"
"Yeu.. Lo tuh yang gak usah sibuk banyak omong"
"Udah Lyn udah" Lerai Haura. Kedua lelaki itu akhirnya pergi dari sana dan berpindah ke meja lainnya,mereka takut karena Jeselyn memelototi mereka.
"Jangan galak-galak sama pelanggan gue" Ucap Vano datar
"Udah napa Lyn, mata lo copot ntar" Ucap Raskal sambil berlalu untuk memberikan minuman ke meja pelanggan..
"Nih" Vano memberikan segelas es teh pada Haura. Gadis itu menerima nya dengan senang hati.Vano lalu melirik Kanaya yang sedaritadi hanya diam, bahkan ia tak menyentuh air putih yang diberi Raskal.
"Lo mau minum apa Nay?" Kanaya tersadar dari lamunannya lalu tersenyum."Gue mau airnya pake es, biar seger" Vano mengangguk lalu mengambil kembali Gelas Kanaya, ia lalu melirik Jeselyn yang juga hanya memainkan gelasnya.
Vano mencondongkan tubuhnya mendekat pada Jeselyn,ia lalu memicingkan matanya dan berkata."Lo, Gak boleh minum!". Jeselyn mengerjapkan matanya lalu mengangguk,tapi kemudian ia teringat kata-kata Vano dulu.
"Lo boleh minum kalo ada gue" Vano menoleh,mencoba memahami kata-kata yang baru saja Jeselyn lontarkan
"Lo dulu bilang gitu ke gue. Jadi karena sekarang ada lo, berarti gue boleh minum" Jeselyn mulai senyum-senyum tak jelas.
"Gak! Satu gelas aja udah tepar. Cari masalah lo?" Kata-kata Vano begitu menusuk bagi Jeselyn."Iya-iya, gue gak minum. Ini aja cukup" Gadis itu langsung menegak habis air didalam gelasnya.Vano mengangguk puas
"bagus"
Di tempat lain, Glen tak bisa menghubungi Kanaya, rumah gadis itu sepi.Pagarnya juga digembok. Sudah beberapa pesan yang Glen kirim tapi tak ada satu pun yang dibaca atau dibalas.
"Kanaya kemana sih" Gumamnya, lalu sebuah motor tiba-tiba berhenti di depan Glen
"Glen?" Orang itu membuka helmnya dan turun dari motor."Arsya?"
"Ngapain lo diem di depan rumah Kanaya?"
"Gue lagi nunggu dia, tapi kayaknya dia gak ada dirumah"
"Jelas lah, Kanaya, Jeselyn sama Haura itu lagi di barnya Vano. Gue mau ke sana tapi gak bisa, lagi ada acara"
"Gitu ya? Gue boleh minta alamat barnya gak?".Arsya mengutak-atik ponsel nya
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND WITH BENEFIT (Jangan ada perasaan lain ok?!)
RomanceKanaya dan Glen bertemu kembali, hubungan pertemanan mereka pun berkembang menjadi 'Friend with benefit' yang berjanji tidak akan pernah melibatkan perasaan sama sekali. Tapi apakah benar mereka bisa menjalaninya? "Kalo lu perlu apa-apa hubungin gue...