FWB 13

9.5K 357 10
                                    

"Engga, emang kenapa?" Kanaya beralih membuka tas nya, ia mencari sesuatu disana.

"Gue mau ngajak lo jalan aja"

Raskal yang sedang minum harus merasakan sakit di tenggorokannya karena tersedak, ia kemudian menatap Vano yang sedang fokus dengan Kanaya dan Glen.

Kanaya yang masih sibuk dengan isi tas nya tak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Glen.

"Nay-"

"Ketemu" ucap Kanaya sambil mengangkat sebungkus tissue kecil. Kemudian ia berdiri dari duduknya.

"Coba lo nunduk dikit" Glen menurut dan mensejajarkan wajahnya dengan wajah mungil Kanaya. Gadis itu sangat pendek, hanya sedadanya. Kanaya mengambil selembar tissue dan mengusapkannya ke dahi Glen.

Seketika waktu di kehidupan Glen terasa
berhenti, jantung nya berdebar kala matanya menatap setiap gerak mata indah yang dimiliki gadis itu. Kini ia tidak merasakan basah lagi di pelipisnya karena ulah Kanaya yang tiba-tiba mengelap keringatnya.

Tatapan Kanaya beralih menatap mata abu Glen, keduanya bertatapan cukup lama membuat Vano dan Raskal jadi gemas dan memasang ekspresi "( ͡° ͜ʖ ͡°)"

"Inget pacar woi" teriakan Bryan langsung menyadarkan keduanya, suasana diantara mereka berubah menjadi canggung.

"Maaf g-gue cuman, gak suka aja liat keringet. Greget banget pengen cepet-cepet lap"

"Lap in keringet gue juga dong nich" nada bicara Raskal dibuat-buat, Kanaya segera melemparkan bungkus tissue itu ke wajah tampan Raskal.

"Kalo lo, lap sendiri. "

"Yeu..Giliran gue aja dibeda-bedain. Emang ya cewek tuh semua sama aja" Vano yang kesal langsung menjitak kepala Raskal membuat lelaki itu meringis.

"Jadi gimana, lo mau ga?"

"Mau apa?"

"Jalan nanti malem"

Kanaya melihat Raskal dan Vano terlebih dahulu sebelum menjawab, Keduanya tersenyum dan mengacungkan jempol.

"Ok deh"

"Kalo gitu nanti gue jemput"

"Gue duluan" Glen tersenyum sebelum pergi, membuat Kanaya merasakan nostalgia dengan senyuman itu. Senyuman yang membuat Kanaya dulu terpikat akan sosok seorang Glen.

🤜🤛

Sesuai perkataan Glen tadi, dirinya sudah siap sekarang di depan rumah Kanaya. Sambil bersandar di pintu mobilnya, Glen menelepon gadis yang akan diajaknya jalan tersebut.

Dddrrrr..ddrrrt...drrt

"Halo"

"Turun sekarang"

"Eh udah sampe?" Kanaya menengok dari balik jendela, di bawah sana Glen sedang menatapnya sambil memasukan satu tangannya ke saku celana Levis hitamnya.

"Ok, gue turun" Kanaya bersiap, ia mengambil tas selempang coklatnya. Dirinya kembali melihat cermin sambil mengoleskan sedikit lip-tint di bibirnya tipis. Merasa puas, Kanaya pun segera turun untuk menemui Glen

"Ayo naik" Glen membukakan pintu mobilnya, Kanaya tersenyum dan masuk kedalam mobil sport tersebut, di susul oleh Glen yang sekarang sudah siap menyetir.

Di jalan, keduanya banyak berbincang. Kanaya tidak terlalu nyaman dengan suasana canggung jadi dirinya mencari segala topik untuk di bahas.

"Lo suka lagu apa Glen?"

"Em..lagu apa aja sih"

"Kalo lu?" Glen melihat sekilas ke arah Kanaya yang sedang berfikir

"Sama sih, asal cocok aja sama telinga gue"

"Btw, lo mau ngajak gue kemana?"

"Makan dulu, gue laper dari pagi belom ketemu sama nasi"

"Kasian, pasti lo kangen sama nasi. Yaudah buruan nyetirnya. Takutnya perut lo gak bisa menahan rindu" Glen tertawa karena obrolan random mereka berdua.

Tak lama, mereka sampai di sebuah restoran. Di dalam cukup ramai karena sekarang sudah memasuki akhir pekan, Kanaya memilih tempat duduk di samping jendela kaca yang menembus pemandangan dari luar maupun dari dalam.

"Lo mau apa?" Tanya Glen

"Samain aja deh"

"Ok, mba saya mau ayam yang ini dua, minumnya jus jeruk dua. Itu aja"

"Baik mas, mba silahkan di tunggu pesanannya"

"Lo kapan ujian?" Tanya Glen karena Kanaya melamun menatap ke arah jendela.

"Kanaya" panggilan halus tersebut membuat sang pemilik nama langsung menoleh dan menaikan alisnya.

"Lo kapan ujian?" Glen mengulangi pertanyaannya lagi.

"Minggu depan udah mulai simulasi sih. Lo?

"Sama aja"

"Oh iya, nanti lo nonton acara tanding basket kan?"

"Iya, kan ada Vano sama Raskal. Jadi ya gue dateng"

"Oh, jadi bukan karena ada gue?"

"Eh?" Belum sempat menjawab, pelayan restoran datang dan menyuguhkan hidangan yang mereka pesan

"Silahkan mas mba, selamat menikmati"

"Makasih ya mba" ucap Glen ramah, mba pelayan restoran tersebut jadi salah tingkah karena lelaki tampan itu senyum kepadanya.

"Lo kebiasaan pasti, suka tebar pesona" celetuk Kanaya sambil memotong ayamnya.

"Dih emang gue nya aja ganteng"

"Meng-PD sekali mas nya"

"Makan dulu" ucap Glen yang daritadi melihat Kananya sudah lahap menyuapkan makanannya

"Ini perut gue yang kangen nasi atau perut lu sih?" Kanaya berhenti mengunyah dan mengangkat kepalanya menatap Glen

"Hehe...laper" Glen menggeleng dan tersenyum kecil. Selama makan tak ada pembicaraan, keduanya fokus dengan makanan masing-masing. Sesekali mereka bertatapan lalu kembali membuang muka karena merasa canggung.

Mereka berdua sudah beres makan."Lo mau ke pasar malem gak?"

"Pasar malem?" Melihat ekspresi Kanaya yang tampak bingung, Glen menggodanya

"Lo gak tau pasar malem ya?"

"Dih, tau kok.Cuman udah lama aja gak kesana"

"Yaudah kalo gitu kita kesana" Glen kembali membukakan pintu mobil untuk Kanaya.

FRIEND WITH BENEFIT (Jangan ada perasaan lain ok?!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang