MALAM ini Haura dan Jeselyn menginap dirumah Kanaya,mereka kini sudah duduk diatas kasur dengan piyama tidur yang sudah melekat sejak sore tadi.
"Ayo Nay lo mau ya,jarang-jarang loh kita jalan bareng" Rengek Jeselyn pada Kanaya yang sedari tadi mendiaminya.
"Gak bisa Lyn.Bang kevin pasti gak bakal izinin gue"
"Yah... " Jeselyn berhenti merengek dan menunduk sedih
"Gimana kalo Vano sama Raskal temenin lo? Abang lo pasti ngizinin Nay" Mendengar pencerahan seperti itu jeselyn kembali menegakkan tubuhnya
"Nah, bener tuh Nay coba deh lagian lu juga pasti mau ikut kan"
"Iya deh iya, ntar gue bilang sama bang kevin"
"Nah gitu dong"
"Eh by the way, gue mau nanya deh Nay" Kanaya mengangkat alisnya menatap Haura.
"Apa?"
"Gue liat-liat, udah move-on lo dari Nicko?"
Jeselyn menatap Kanaya ingin tau juga jawabannya.
"Udah sih kayaknya" Jawab Kanaya dengan sedikit sesak karena setiap mendengar nama Nicko otomatis ingatannya akan berputar pada saat dirinya ditinggalkan secara menyedihkan.
"Kok kayaknya? Gue liat juga sekarang lo deket sama Glen, gila sih gue baru tau itu yang namanya Glen"
"Ganteng ya?" Tanya Jeselyn menggoda.
"Iya nih bule abis mukanya, Arsya aja kalah"
"Omo omo si bucin satu ini bisa juga ya bandingin pacarnya sama orang lain" Timpal Jeselyn."Kenyataannya begitu Lyn"
"Gue sama Glen temen doang" Seketika Jeselyn dan Haura menatap Kanaya bersamaan, lalu mereka berdua saling tatap.
"Oh,baru temen kan siapa tau nanti balikan"
"Iya nih baru pdkt kan lo, ngerti kok gue"
"Masa iya gue bisa balikan? Glen aja udah janji ga bakalan ada rasa sama gue sampe kapanpun" Batin Kanaya
"Gak ada yang tau,mungkin bisa aja pacar gue selanjutnya bukan dia.Gak mau terlalu berharap sih gue.Lagian feel gue ke dia gak ada lebih"
"Masih belom itu Nay" Colek Jeselyn pada dagu Kanaya.Tiba-tiba pintu kamar Kanaya terbuka menampilkan sosok lelaki putih bermata sipit dengan setelan kemeja kerjanya yang sedikit berantakan
"Kalian belom makan malem?" Tanyanya pada ketiga gadis yang duduk bersama diatas kasur sedang menatapnya lalu menggeleng sebagai jawaban.
"Udah gue bawain tuh, sana pada makan"
"Abang gak makan?" Ujar Kanaya saat kevin membalikkan tubuhnya.
"Udah tadi, itu buat kalian aja" Kevin pun pergi dari sana dengan menenteng jasnya
"Abang lo itu kaya CEO muda yang tampan, mapan dan sangat berdamage sekali ya"Ucap Haura menyanjung.
"Seneng deh Nay jadi lo punya abang kek begitu, care banget lagi sama sahabat adeknya"
"Lu belum tau aja abang gue kayak gimana brengseknya" Kanaya menghela napasnya panjang mengingat kelakuan abangnya yang selama ini meresahkan.
"Haduh,bener-bener mata lu jelalatan banget heran" Jeselyn menyentil dahi Haura keras."Aw sakit Lyn"
"Udah-udah yuk makan, ntar keburu si onoh ngamuk" Mereka pun turun ke bawah dan mulai makan bersama dengan rusuhnya
🤜🤛
Selasa pagi,Kanaya sedang menyantap sarapannya bersama kevin.Gadis itu sebenarnya sedang mengumpulkan keberanian untuk meminta izin kepada kakaknya, selama makan dirinya terus curi-curi pandang pada sangat kakak
"Bang kev.... "
"Hm?"
"Hari ini gak kuliah?"
"Nanti siang" Mulut Kanaya terbentuk bulat
"Mau apa? Pake basa-basi segala biasanya juga langsung ngomong" Kevin menatap sekilas adiknya yang sedang memainkan jari-jemarinya,jika kanaya sudah begini pasti ada hal yang sangat ia inginkan dan Kevin sudah bisa menebak apa itu.
"Boleh ya Naya pergi ke puncak bareng Jeselyn sama Haura?" Kanaya memasang ekspresi puppy eyes nya.Kevin menghela napas
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND WITH BENEFIT (Jangan ada perasaan lain ok?!)
RomansaKanaya dan Glen bertemu kembali, hubungan pertemanan mereka pun berkembang menjadi 'Friend with benefit' yang berjanji tidak akan pernah melibatkan perasaan sama sekali. Tapi apakah benar mereka bisa menjalaninya? "Kalo lu perlu apa-apa hubungin gue...
