FWB 36

5.3K 250 24
                                    

Pagi ini Luna tak ada yang mengantar, papa mama nya sibuk, Kakaknya juga dijemput oleh teman cowoknya.

Meskipun ia takut berjalan sendirian ke halte bus karena melihat banyaknya siswa yang bergerombol membuat nyalinya ciut. Ia perlahan mundur, hingga bus menuju sekolahnya tiba tapi langkahnya tak tergerak maju.
 
Seluruh siswa itu akhirnya naik kedalam bus dan bus itu pergi begitu saja melewati Luna yang masih terdiam. Rupanya ada seseorang yang sedang memperhatikannya sedari tadi. Lelaki itu mendatangi Luna. "Dek"
 
Luna terkesiap kaget, badannya yang tadinya bergetar kini bertambah tak karuanm. Ia menunduk takut. Lelaki itu semakin bingung dengan sikap Luna, ia kemudian mengangkat wajah Luna dengan menarik dagunya. "Luna kan?" Gadis itu menatap Novan dengan mata berkaca-kaca

"Kak Novan?" Ucapnya lirih yang membuat Novan kaget bertanya-tanya ada apa dengan gadis itu. "Lo kenapa? Jangan nangis dong, masa setiap ketemu gue nangis? Senyum dong, masih pagi loh ini"
 
Luna menghapus air matanya yang masih tertahan itu, lalu ia tersenyum. "Maaf kak, tadi aku sedikit ada trouble, Kak Novan kok ada disini?"
 
"Kebetulan gue baru pindah ke daerah sjnjt, tuh apart gue di depan" Tunjuk Novan kepada bangunan yang menjulang tinggi di sebrang sana. Luna menganggukan kepalanya paham.
 
"Lo mau sekolah? Kenapa tadi ga naik bus sekalian?" Luna memebelalakan matanya.

"Eh?  Bus nya udah datang? Kapan? Kok aku gak lihat"
 
Lo sih ngelamun, yaudah lo mau berangkat bareng gue aja gak?" Luna melihat jam tangannya 07.00.

15 menit lagi masuk, tak akan sempat jika menunggu bus yang 20 menit lagi baru datang. Ingin menolak tawaran Novan tetapi Luna juga perlu.
 
"Udah lo gak usah sungkan gitu, gue bisa kok anterin lo ayo naik" Novan sudah naik duluan ke motornya.

"Kalo gitu aku naik ya kak, maaf ngerepotin"
 
"Santai aja" Luna pun akhirnya naik ke motor Novan, mereka pergi menuju sekolah, sebenarnya arah sekolah Luna dan Novan itu berbeda, tapi ya Novan akan selalu sedia membantu orang yang dikenalnya. Apalagi awal bertemunya mereka karena kesalahan Novan.
 
Sampai di sekolah, Luna turun memberikan Helmnya "Makasih ya kak udah mau nolong aku".Novan tersenyum lalu mengacak puncak kepala Luna

"Sama-sama. Belajar yang bener ya dek"
 
Luna menurunkan tangan Novan lalu merengut. "Cuman beda setahun ya kak."
 
"Iya-iya, dah sana lu masuk ntar telat"
 
"Hati-hati kak"

🤜🤛

"Dor" Glen datang mengagetkan Luna yang sedang serius membaca buku.

 
"Kak Glen.Untung aja ni buku gak sampe loncat" Luna menaikan kacamata bacanya
 
"Sejak kapan lo pake kacamata?" Glen ikut duduk di samping Luna
 
"Baru-baru ini sih kak,biasalah minus".Glen mengangguk paham, ia mengamati wajah Luna sampai membuat gadis itu jadi salah tingkah sendiri di tatap seintens itu oleh Glen
 
"Kak!"
 
"Hmm?"
 
"Ng-ngapain liatin aku kayak gitu?"
 
Glen bersmirk "Gak apa-apa, lo cocok aja pake kacamata, keliatan lebih imut" Luna kini sudah tersipu, pipinya terasa memanas.
 
Luna melepas kacamatanya "oh iya kak, minggu nanti kakak ada acara gak?"
 
"Kenapa emangnya?".Luna memasukkan kacamatanya ke dalam kotak khusus kacamata.

"mama mau ketemu katanya, udah lama banget. Rumah kakak masih yang lama kan?"
 
Glen mengangguk "lo mau kerumah?"
 
"Iya, kemarin mama bilang mau ketemu tante Inara,mau dateng ke rumahnya"
 
"Tinggal dateng aja. Sabtu minggu semua ada dirumah kok" Luna mengangguk paham. Laki-laki itu kemudian menatap ke depan,Tak lama ada sebuah tangan yang merangkul bahu Glen
 
"Ayo, basket gak? Ditungguin tuh di lapangan" Ucap Bryan
 
"Jadi" Glen melirik Luna."Lanjut aja bacanya, sorry ganggu" Glen mengacak puncak kepala Luna lalu pergi bersama bryan menuju lapangan.
 
"Mau kak Glen ganggu aku selama mungkin juga aku gak apa-apa kok" Gumamnya melihat punggung Glen yang semakin jauh dari pandangannya.
 
Pulang sekolah, sekarang Kanaya tidak lagi diantar jemput oleh pak Dirman. Supir nya sekarang sudah beralih pada Glen. Lelaki itu sendiri yang menawarkan diri untuk mengantar jemput Kanaya  sekolah atau kemanapun tempat yang Kanaya mau Glen pasti akan menurutinya.
 
Kanaya masuk kedalam mobil Glen, ia mengedarkan seluruh pandangannya ke segala sudut didalam mobil."Lo ngapain? Nyari apa?" Tanya Glen yang mengikuti setiap gerakan Kanaya
 
"Nyari si Luna, siapa tau dia nyempil lagi" Jawabnya dalam hati.Kanaya lalu menatap lurus kedepan

FRIEND WITH BENEFIT (Jangan ada perasaan lain ok?!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang