GLEN kemudian menutup buku tersebut dan kembali keluar, sekarang ia menuju parkiran. Tujuannya adalah kantor pusat milik papanya yang sekarang sudah dipimpin oleh Ayah dari Jeselyn yang tak lain sahabat sang papa. Baru saja dirinya akan menaiki motor, sebuah notif pesan berbunyi.
Raskal
Kanaya udah bangun, lo bisa kesini?Glen
Nanti gue kesana
Hatinya yang juga gelisah karena kondisi Kanaya kini sudah lega setelah mendengar kabar bahwa gadis itu sudah bangun, ia lalu menaiki motornya dan segera berangkat.
Setelah sampai,Dirinya di sambut ramah oleh seluruh karyawan perusahaan.
"Baru keliatan lagi ya, udah lama gak kesini"
"Makin ganteng aja"
"Setelah pak Adi gak ada, aku kira bakalan dia yang pimpin" bisik-bisik para karyawan itu terdengar jelas oleh Glen. Tak ia hiraukan, dirinya terus berjalan hingga meja resepsionis."Pak Brata ada?"
"Beliau ada, kebetulan-" Glen segera melenggang pergi tanpa memberikan resepsionis itu kesempatan melanjutkan bicaranya. Glen sampai dilantai 8, dimana ruang direktur utama berada. Glen mengetuk pintu tersebut hingga suara yang tak asing untuknya menyuruhnya masuk.
"Siang om"
"Siang. Glen, astaga sudah lama Om gak lihat kamu"
"Gimana kabarmu dan Tasya?"
"Baik om, sehat"
"Ayo sini duduk"
Glen duduk di sofa yang sudah tersedia disana. Ia mengedarkan pandangannya, memejamkan matanya sebentar untuk mengingat memori dulu saat dirinya berkunjung untuk makan siang bersama dengan papanya.
"Jadi ada apa Glen, tumben sekali kamu mau datang ke kantor?"
"Begini om, Glen mau tanya sesuatu" Glen merogoh sakunya, mengambil ponsel disana lalu memperlihatkan sebuah foto kepada Brata."Om tau dia siapa?" Brata mengambil Ponsel Glen dan melihat lebih jelas foto tersebut.
"Oh, dia ini salah satu investor dulunya di perusahaan ini, dulu dia dan papa mu bekerja sama. Tapi seiring berjalannya waktu dia tiba-tiba memutuskan kontrak kerja dan tidak ada kabar lagi"
"Om tahu nama dan dimana perusahaannya?"
"Dia ini pemilik perusahaan
J.CORPS TECHNOLOGY. Bercabang,tapi pusatnya ada di bandung"
"Kalo namanya Om tidak tahu Glen, karena kan saat itu om dan papa mu tidak satu perusahaan, om hanya tahu sekilas saja tentang dia"
"Memangnya ada apa Glen sampai mau mencari tahu orang ini?"
"Gak apa-apa om, Glen ngerasa janggal aja sama orang ini. Tapi, bukan masalah besar kok om. "
"Kalo Gitu Glen pamit dulu"
"Loh sebentar saja? Gak mau makam siang bareng dulu?"
"Enggak om makasih, Glen pamit dulu. Makasih udah mau bantu Glen"
"Bukan masalah besar Glen"
"Hati-hati dijalan ya"
Glen tersenyum lalu keluar dari ruangan yang sedari tadi mengundang rasa sesak di dadanya, pasalnya ruangan tersebut tidak pernah berubah sejak ditinggalkan oleh papanya.Bahkan harum ruangan tersebut masih sama. Banyak memori yang terputar setiap Glen memasuki ruangan direktur utama tersebut. Tujuannya sekarang adalah Rumah sakit dimana Kanaya di rawat.
Dirumah sakit,Kanaya menatap langit-langit ruangan yang berwarna putih, tangannya menarik selang oksigen yang menempel di hidungnya. Hal itu membuat semua yang ada disana kaget, ia juga bangkit dari posisi tidurnya.
"Nay pasang lagi, lo ngapain?" Vano mendekat namun Kanaya mengangkat tangannya menyuruh Vano untuk diam."Lo semua bohong sama gue"
"Bohong? Bohong apa Nay?" Giliran Raskal yang kini maju.
"Lo semua tau kalo Nicko hamilin cewe lain, tapi kalian diem aja?!"
"KENAPA? KENAPA KALIAN SEMBUNYIIN SEMUA DARI GUE?"
"GUE INI PENYAKITAN LO SEMUA TAU KAN?"
"DAN LO SEMUA CUMAN BIKIN PENYAKIT GUE SEMAKIN PARAH"
"Nay." Tegur Vano melihat Kanaya yang napasnya tersenggal akibat berteriak.
Jeselyn, Haura serta Arsya yang berada disana juga ikut kaget karena mereka baru tau penyebab Kanaya masuk rumah sakit adalah kebenaran tentang Nicko selama ini."Lyn, Ra. Kalian tahu kan? Kenapa kalian sembunyiin?" Jeselyn menggeleng cepat
"Gue gak tau Nay, gue baru tau sekarang" Ucap Jeselyn jujur."Gue tau Nay, Gue sama Arsya tau" timpal Haura tiba-tiba membuat semua yang ada diruangan menatapnya.
"Maaf Nay, maaf. Gue cuman gak mau bikin lo sakit kalo tau kelakuan Nicko di belakang lo"
"Gue sama Arsya udah tau sejak awal, Arsya ikutin Nicko setiap hari"
"Kita bahkan punya buktinya Nay"
"Tapi Arsya selalu larang gue buat kasih tau ke lo" Haura lebih baik jujur saja, ia gak mau persahabatannya renggang karena masalah ini.
Kanaya memutar kembali ingatannya dimana saat itu ia mendengar keduanya membicarakan hal yang mereka sembunyikan dari dirinya. Rupanya hal itu adalah kenyataan yang kanaya tau sendiri Sekarang.
Kanaya menggelengkan kepalanya, air matanya terus mengalir dan rasa sesak kembali datang membuat gadis itu semakin tersenggal."Kanaya, pasang lagi" Raskal maju, namun Kanaya segera menyuruhnya diam
"Diem. Kalian pikir dengan kalian sembunyiin ini gue gak bakal tau hah? Gak bakal sakit?"
"Pada akhirnya gue tau sendiri, bahkan gue tau dari mulut orangnya langsung"
"Kalian yang tau sejak awal cuman bikin penyakit baru buat gue!"
"Kalian semua gak ada yang bisa gue percaya"
"Nay-"
"Keluar"
"Keluar lo semua! KELUAR"
Mereka yang ada di dalam segera keluar menuruti perkataan kanaya, rupanya sedari tadi Glen sudah ada di luar mendengar semuanya. Vano sudah mengkode untuk tidak menyuruh Glen masuk, tetapi lelaki itu tidak memperdulikannya dan tetap masuk
Gadis itu terduduk menatap kosong ke arah jendela, bahu nya terlihat naik turun mengatur napasnya. Menyadari derap langkah yang mendekat dan melihat pantulan seseorang di kaca jendela, Kanaya baru menyadari bahwa masih ada Glen. Apakah Glen tau? Pikirnya.
"Kanaya" Glen memanggil lembut namanya, hingga gadis itu perlahan memutar badannya menghadap Glen. "Apa?"
"Pasang lagi ya. Lo masih sakit, belum sembuh"
"Dada lu sesak kan?"
"Tenang dulu ya" Glen mendekat dan mencoba memasangkan kembali selang oksigen itu, Kanaya tidak menolak ia menurut."Gue penyakitan Glen" Gadis itu kembali terisak, dengan cepat Glen segera memeluknya dan mengusap lembut punggungnya. Di sela tangisannya, Kanaya bertanya dan membuat hati Glen ikut sakit merasakannya.
"Penyakit gue ini beban banget ya Glen?"
"Sampe semua orang nyembunyiin hal penting demi gak mau repot sama penyakit gue?" Glen menggeleng
"Enggak, gak gitu Kanaya. "
"Mereka semua itu sayang sama lo, khawatir sama lo"
"Mereka cuman butuh waktu yang tepat buat ngasih tau ke lo"
"Tapi sayangnya waktu gak sinkron dan ngebuat lo jadi tau semua ini sendirian"
"Hal itu ngebuat mereka dimata lo adalah pengkhianat juga kan? Tapi, mereka itu sebenernya cuman gak mau liat lo sakit Nay"
"Lo gak boleh kayak gini ok?"
"Sekarang lo lupain cowok brengsek itu, sekarang liat kedepan, ada sepupu lo, ada keluarga lo, ada sahabat-sahabat lo.Sekarang bahkan ada gue juga"
"Kita semua lindungin lo. Jadi lo gak boleh marah sama mereka"
"Kalo gak mereka, lo mau sama siapa lagi?"
Perkataan Glen ada benarnya, jika bukan dengan mereka harus dengan siapa lagi Kanaya hidup? Orang baru? Bahkan sekarang kepercayaannya telah hilang terhadap orang-orang.
Kanaya melepaskan dirinya dari pelukan Glen dan menatap lelaki itu lekat."Makasih udah bikin hati gue tenang" Hatinya sudah lapang. Kata penenang dari Glen sangat manjur untuknya, ia kini bisa menerima semuanya.
"Makasih Glen" Hanya itu yang bisa Kanaya ucapkan sebelum dirinya tertidur karena lelah.
"Lo bisa hubungin gue kalo ada apa-apa" ucap Glen kepada kanaya sambil mengelus lembut surainya. Ia pun keluar, disana semua orang sedari tadi menunggunya."Gimana Kanaya?" Tanya Raskal
"Dia udah tenang sekarang, lagi tidur"
"Kalian tenang aja. Gue pamit pulang dulu"
"Thanks Glen" Glen mengangguk lalu beranjak pergi meninggalkan semua yang berdiri melihat kepergiannyaFlashback
Sebelum Nicko benar-benar meninggalkan kanaya yang sedang kesakitan ia berkata
"Gue kira lo udah tau dari sepupu dan sahabat lo yang sangat lo sayangi itu" kemudian ia segera berlalu tanpa peduli lagi terhadap kondisi gadis yang sekarang sudah menjadi mantannya.
"Brengsek..."
Flashback off
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND WITH BENEFIT (Jangan ada perasaan lain ok?!)
RomanceKanaya dan Glen bertemu kembali, hubungan pertemanan mereka pun berkembang menjadi 'Friend with benefit' yang berjanji tidak akan pernah melibatkan perasaan sama sekali. Tapi apakah benar mereka bisa menjalaninya? "Kalo lu perlu apa-apa hubungin gue...