FWB 47

6.1K 284 19
                                    

KULIAH sudah memasuki semester 5. Glen tak terlalu pusing dengan tugas kuliahnya, ia justru pusing karena mengurus bisnis yang sedang ia rintis dari sekarang bersama Brata dan Dimas.

"Kamu yakin Glen tidak ma mengurus perusahaan ini saja? Om sebenarnya sudah tak kuat lagi jika harus terus memimpin. Umur om ini semakin hari semakin tua"

"Om, kan kita sudah membahas hal ini minggu kemarin. Om tenang saja, anak perusahaan yang Saya akan bangun ini juga akan berpengaruh besar bagi industri bisnis" Ucap Glen mantap.

"Ngomong-ngomong, apa udah dipikirin untuk nama anak perusahaan ini?" Tanya Dimas yang membuat Brata juga penasaran

"PT NAYANA ASET MANAJEMEN"

"Perusahaan ini akan berfokus pada instandi yang ingin berinvestasi. Kita akan menjadi penunjang bagi mereka yang khususnya baru lahir di dunia bisnis."

'Tentu saja bagi yang baru lahir ini akan kita bimbing terlebih dahulu"

Brata dan Dimas mengangguk paham dengan tujuan perusahaan baru ini di bangun. "Kalo begitu om akan percayakan ini semua pada kamu"

"Untuk peresmian perusahaan saya akan mantapkan dua tahun dari sekarang"

"Betul, kita gak boleh gegabah dengan langsung membangun perusahaan yang kita rasa udah bagus. Kita juga harus revisi ulang tentang program dan ketentuan apa aja supaya bisa ditetapkan" Ucap Dimas menambahkan

🤜🤛

Kanaya berjalan di lorong kampus yang ramai, Orang-orang sibuk dengan tugas dan obrolan mereka masing-masing. Gadis itu banyak mendapat perhatian karena kecantikan dan kepintarannya. Otaknya yang cerdas juga menjadi daya tarik setiap orang untuk mendekatinya agar bisa belajar bersama.

(Berbicara dalam bahasa Inggris)

"Kanaya, apa yang buat kamu bisa belajar disini?" Tanya seorang perempuan berambut coklat sambil menulis laporannya

"Tidak ada alasan khusus. Simple saja, hanya karena ingin mencapai cita-cita sebagai dokter Ahli bedah" Jawab Kanaya yang diangguki perempuan bernama Ainsley itu.

"Kalo begitu bagaimana dengan pacar? Banyak orang membicarakan kamu yang pendiam dan tak mudah di dekati oleh laki-laki"

"Hanya, belum siap percaya pada seorang laki-laki" Kanaya tersenyum tipis. Ainsley yang mengerti hanya menganggukan kepalanya tak mau bertanya lanjut.

Jeselyn
Kapan lo pulang? Cincin udah melingkar di jari gue
/sent a pictures

Kanaya tersenyum saat melihat foto yang Jeselyn kirimkan kepadanya. Benar, dua hari lalu Vano dan Jeselyn baru resmi lamaran. Memang sudah tak terasa ternyata Kanaya pergi begitu lama meninggalkan semuanya disana.

Jeselyn
Gue gak mau sampe keduluan sama Raskal.
Jadi gue suruh Vano percepat deh haha

Kanaya
Seneng banget deh, bentar lagi gue punya
Keponakan.

Kanaya
Kapan Raskal lamaran? Kok giue belum dikasih tahu?

Jeselyn
Bulan depan. Eh Nay, tadi gue liat
Glen lagi jalan sama Luna. Lo beneran kan gak ada apa-apa sama dia?
  
Kanaya terdiam melihat isi pesan tersebut, Kanaya memang tak memberi tahu siapa pun bahwa Glen dan dirinya telah memutuskan kontak.

Ia juga sebenarnya tak mau membahas tentang Glen lagi. Tapi juga ada rasa rindu yang tiba-tiba datang setiap mengingat nama itu.

Kanaya
Gak ada Lyn, biarin aja mereka.
Situasi sebenarnya. Glen meminta Luna untuk menemuinya karena ada yang ingin Glen bicarakan.

Situasi Lain,

"Hai kak".Sapa Luna yang ikut duduk disamping Glen.

"Maaf gue ganggu waktu kuliah lo"

"Gak apa-apa kok, aku juga lagi free. Jadi ada apa kakak mau ketemu aku?"

"Gue demger lo udah punya pacar?"

"Iya kak"

"Siapa?"
"Namanya Kak Novan"

Flashback

saat hari kelulusan Luna Novan datang membawa sebuket bunga lily putih yang tersusun cantik di genggaman tangannya. Novan datang dengan yang terukir diwajah tampannya

"Selamat hari kelulusan Luna"

"Makasih kak".Luna menerimanya dengan senang hati. Papa mama dan Sierra tersenyum bahagia melihat senyum ceria Luna yang selama ini mereka rindukan.

"Lun," Panggil Novan lembut, Luna mengangkat wajahnya menatap manik mata Novan.

"iya?".Novan menggenggam kedua tangan Luna.

"Gue mau jujur sama lo"

"Gue suka sama lo"

"Lo mau jadi pacar gue?"

Luna tersenyum senang, sudah lama ia menunggu moment ini, jujur sudah lama Luna menyukai Novan, rasa suka itu datang dari rasa nyaman yang selama ini ia rasakan setiap berada di dekat Novan.

Lelaki itu juga sudah mengetahui tentang masalalu Luna yang menyebabkan gadis itu trauma. Novan justru semakin melindungi Luna dan selalu ada di dekatnya. Yah bisa dibilang, Novan menerima semua kekurangan yang Luna miliki.

Luna melihat papa, mama dan kakaknya. Mereka tersenyum dalam artian setuju. "Iya kak, Luna mau" Mendengar jawaban itu Novan langsung menarik tubuh Luna masuk kedalam pelukannya.

"Cieee" Ucap ketiga anggota keluarga Luna yang bahagia atas hubungan baru yang Luna miliki

"Jaga Luna baik-naik ya Novan"

"Anak tante agak cengeng, Hati-hati ya"

"Adik gue jangan lo sakitin"

Flashback off

Luna tersenyum mengingat Moment 2 tahun lalu yang selalu menjadi moment indah di hidupnya.

"Lama gak ketemu sama lo banyak yang berubah, mulai dari lo punya pacar, jadi mahasiswa, lo juga tambah tinggi sekarang"

"Kak Glen ngeledek ya soal tinggi aku?"
Glen tertawa sambil memegangi perutnya.

"Enggak kok Lun, beneran kayaknya lo tumbuh 1-2 cm deh"

"Ih kak Glen nyebelin banget".Perlahan Glen berhenti tertawa. Ia lalu menundukkan kepalanya, Luna melirik lelaki itu lalu bertanya bingung.

"Kak?"

"Dua tahun gak ketemu lo aja gue banyak gak tahu. Gimana sama Kanaya? Udah lebih dari 2 tahun. Gue pengen tahu gimana dia sekarang,
gue pengen liat keadaannya yang sekarang"
Luna menepuk punggung Glen berusaha memberi lelaki itu semangat.

"Kak, kakak pasti bisa ketemu sama kak Kanaya. Bukan sekarang, tapi nanti"




FRIEND WITH BENEFIT (Jangan ada perasaan lain ok?!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang